TintaSiyasi.com -- Menganalisis konflik antara Rusia dan Ukraina, Jurnalis Senior Hersubeno Arief menduga, ada narasi seolah-olah Rusia pro Islam, padahal harus proporsional kasus tersebut.
"Dengan isu seperti ini akan muncul persepsi pada publik di Indonesia kalau Rusia itu pro Islam, sehingga kita harus membela rusia, begitu pula sebaliknya. Semestinya kita melihat konfilk ini secara proporsional," tutur Hersubeno dalam FGD ke-45 Pusat Kajian dan Analisa Data (PKAD): Resonansi Ukraina dan Tunda Pemilu, Sabtu (5/02/22) di YouTube Pusat Kajian dan Analisa Data.
Karena sebelumnya ia melihat, adanya kampanye besar-besaran di media sosial yang dilakukan oleh Rusia dengan misalnya gambaran pasukan Chechnya yang pro Rusia melakukan sholat berjamaah dan mengucapkan takbir. "Isu-isu ini sangat sensitif sehingga gampang ditelan oleh publik di Indonesia dan menjadi sumber perpecahan baru," paparnya.
Ia melihat, itu merupakan konflik yang sangat serius bagi Rusia dan pilihannya memang harus menyerang dari sekarang sebelum Ukraina bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO), karena Amerika Serikat (AS) dan sekutunya bisa menempatkan persenjataannya di Ukraina.
Ia memandang bahwa konflik tersebut berpotensi bisa menjadi sumber perpecahan baru di Indonesia. Selain itu, menurut Hersubeno, yang menarik dari konflik Rusia adalah, pertama, sebagai ujian seberapa besar kekuatan atau daya tahan ekonomi Rusia dalam menghadapi blokade dan embargo dari negara-negara eropa.
Kedua, resources AS saat ini terbatas karena negara-negara barat marah kepada AS terkait dana covid semacam jaring sosial yang tiba-tiba dialihkan oleh AS untuk dana perang di Ukraina, belum lagi ada problem pengungsi yang membanjiri negara-negara Eropa dan ini problem yang sangat serius bagi Eropa.[]HN/Ika Mawarningtyas
0 Comments