Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Uniol 4.0 Diponorogo Beberkan Enam Bahaya Gagasan Islam Tengah


TintaSiyasi.com-- Merespons gagasan Islam Tengah yang digaungkan kembali oleh  Ketua Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, Dosen Online Uniol 4.0 Diponorogo, Prof. Dr. Suteki, S.H., M.Hum. dan Puspita Satyawati, S.Sos. membeberkan enam bahayanya bagi umat Islam.

"Gagasan Islam tengah adalah perwujudan Islam moderat. Umat Islam seharusnya memahami hakikat propaganda ini agar tak terkecoh menerima bahkan ikut memperjuangkannya. Terlebih, ide ini berbahaya bagi kelangsungan hidup umat Islam," tulis keduanya dalam materi kuliah online Uniol 4.0 Diponorogo "Khilafah Dipandang Usang, Gagasan Islam Tengah Dipajang: Demi Menguatkan Propaganda Moderasi Beragama?" Sabtu (5/2/2022). 

Prof. Suteki menyampaikan, setidaknya ada enam bahaya gagasan Islam tengah atau Islam moderat  terhadap upaya umat Islam mengembalikan peradaban dalam naungan sistem kekhalifahan. 

Bahaya pertama, tutur Pakar Hukum dan Masyarakat ini, adalah mengebiri Islam. Ia menyampaikan, jalan tengah (moderat) merupakan gagasan yang mengabaikan ajaran Islam yang bersifat pasti, baik dari sisi redaksi maupun sumbernya, seperti superioritas Islam atas agama dan ideologi lain, kewajiban berhukum dengan hukum syara', dan seterusnya. Sehingga moderasi beragama yang mengambil sebagian ajaran Islam dan menolak sebagiannya, dapat mengantarkan umat kepada kekafiran.

Adapun bahaya kedua, Puspita memandang akan menimbulkan keraguan umat terhadap Islam. 

"Pendukung Islam tengah/moderat menyuarakan untuk meninjau ulang hukum-hukum yang telah pasti, baik dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah agar didekonstruksi sesuai pemikiran moderat. Hal ini membuat umat ragu akan ajaran agamanya sendiri. Terlebih yang mendakwahkan adalah tokoh dan panutan. Akibatnya, umat menjauhi Islam, memusuhi ulama, serta pendakwah yang hanif," bebernya. 

Bahaya ketiga, Prof. Suteki mencermati menyusupnya paham pluralisme yang memandang semua agama benar.

"Pluralisme agama juga disebarkan. Konsekuensinya, orang murtad tidak  dianggap tercela, pernikahan antaragama tak bisa disalahkan," jelasnya. 

Lebih lanjut Prof. Suteki memaparkan bahaya keempat, yaitu polarisasi dalam tubuh umat Islam. Menurutnya, umat Islam dikotak-kotakkan dan dipertentangkan antara Islam moderat dengan Islam radikal, dan seterusnya yang berujung pada polarisasi (pembelahan) dalam tubuh umat. 

"Padahal Islam adalah satu, yaitu Islam yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW, kitab sucinya juga satu yakni Al-Qu’ran," tegasnya.

Setelahnya, Puspita menyebut bahaya kelima yaitu meminggirkan dakwah penerapan syariat Islam. Karena menurutnya, mereka menolak formalisasi syariat dalam sebuah institusi negara, maka dakwah yang menyerukan penerapan syariat Islam dianggap ekstrem dan radikal.  

"Selanjutnya, dakwah tersebut akan ditolak dan dimusuhi sehingga langkah melanjutkan kembali kehidupan Islam menjadi lebih berat," sesalnya.

Menjelaskan bahaya keenam, Prof. Suteki menunjuk Islam tengah/moderat akan menghalangi tegaknya kembali khilafah islamiyyah sebagai institusi penerap syariat Islam. 

Ia melihat, kaum kuffar Barat menyadari tegaknya Islam kaffah dalam naungan khilafah yang saat ini diperjuangkan umat Islam, akan mengancam hegemoni mereka di dunia Islam. Sehingga menurutnya, mereka berupaya segala cara mencegah tegaknya kembali khilafah, salah satunya dengan politik belah bambu alias pecah-belah. 

Terakhir, Puspita menyampaikan, demikianlah bahaya gagasan Islam tengah bagi umat Islam. "Nampak bahwa gagasan Islam tengah/moderat diduga kuat justru akan menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya sendiri," pungkasnya. [] Munamah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments