Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rajab 1443 H, Direktur Pomong Institute Mengajak Umat Bersatu dan Bangkit



TintaSiyasi.com -- Momentum Rajab 1433 Hijriah, Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky mengatakan, umat Islam harus bersatu dan bangkit.

"Umat Islam harus bersatu. (Karena) peradaban kapitalisme sedang menuju runtuh, di sisi lain peradaban Islam menuju kebangkitan," tuturnya kepada TintaSiyasi.com, Selasa (22/2/2022).

Wahyudi berharap, umat Islam tidak gagal paham tentang Islam. "Bersatu untuk memahamkan peradaban Islam yang mulia agar mereka enggak salah paham atau gagal paham," imbuhnya.

Menurut dia, peran umat Islam menjadi sangat penting. "Karena jika masih banyak umat Islam yang menganggap peradaban kapitalisme itu baik, maka mereka akan tetap mendukung dan mempertahankannya," ungkapnya.

Di sisi lain mereka yang belum paham Islam kaffah, tidak mau mendukung mendukung sistem Islam untuk membangun peradaban Islam. "Bahkan mereka ikutan menghambat dan menghalangi tegaknya peradaban Islam yang mulia," imbuhnya.

Tegaknya Sistem

Ia mengungkapkan faktor tegaknya sebuah sistem. Yakni, dari dalam sistem (internal) dan dari luar sistem (eksternal). 

"Ada pihak internal sebagai pendukung yang membela dan menjaga sistem tersebut. Di sisi lain ada pihak eksternal yang berusaha menawarkan perubahan atas sistem tersebut," jelasnya.

Lanjut ia mengatakan, apabila faktor dukungan internal yang ingin menjaga tegaknya sistem itu kekuatannya lebih besar dari pada yang ingin menawarkan perubahan maka sistem itu tetap bertahan alias tidak akan berubah.

"Apabila faktor dukungan eksternal yang ingin menawarkan perubahan atas sistem itu kekuatannya lebih besar daripada faktor kekuatan dari dalam sistem yang ingin mempertahankannya maka sistem itu dapat berubah dan sistem yang baru akan segera tegak," terangnya.

Ia memberikan contoh, sebagaimana yang terjadi di Madinah, meski jumlah umat Islam lebih sedikit (minoritas) dibandingkan jumlah kaum kafir kala itu. Tetapi, Madinah yang mayoritas non-Muslim itu justru mendukung tegaknya sistem Islam. Mereka (non-Muslim) bisa sepakat memberikan dukungan terhadap tegaknya hukum Islam kala itu yang tercermin dalam Konstitusi Madinah (Piagam Madinah).

"Jadi, bukan masalah jumlah Muslim-nya, tapi yang penting itu besarnya dukungan atas sistem itu lebih besar dari yang menolak sistem itu maka sistem Islam dapat tegak," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments