Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Muskaan Khan, Contoh Keberanian Muslimah Menghadapi Kezaliman


TintaSiyasi.com -- Viralnya video pelajar Muslimah di Karnataka Muskaan Khan saat mengucap 'Takbir' di hadapan kelompok nasionalis militan Hindu yang mengejeknya, Pengamat Politik Internasiona Ustaz Farid Wadjdi mengatakan hal tersebut adalah contoh keberanian seorang Muslimah mengahadapi kezaliman. 

“Muskaan Khan ini adalah contoh keberanian seorang Muslimah dalam menghadapi berbagai macam bentuk kezaliman,” ujarnya dalam Rubrik Menjadi Politisi Muslim bertajuk Larangan Hijab, Menguatnya Islamophobia di India?, Senin (14/02/2022) di YouTube Peradaban Islam.

Ustaz Farid menceritakan, Muskaan Khan yang mengenakan jilbab hitam tanpa ada rasa takut dengan ejekan militan Hindu yang berusaha menghalanginya masuk kampus. “Muskaan Khan dengan berani menghadapi gerombolan yang mengenakan selendang safron khas nasionalis Hindu, meneriakkan 'Jai Shree Ram' (kemenangan bagi Dewa Rama),” jabarnya. 

“Yang ingin saya katakan hanyalah membela hak dan pendidikan saya. Mereka menghalangi jalan saya dan mengatakan saya tidak bisa memasuki lingkungan kampus,” sambungnya. 

Ustaz Farid menyatakan, viralnya video itu menjadi semacam simbol perlakuan Muslimah India menghadapi larangan jilbab pada beberapa kampus di India. “Sebenarnya Muslimah di India itu sudah biasa mengenakan jilbab setiap hari,” ungkapnya. 

“Belakangan ini, yang jadi persoalan yaitu ketika sebuah sekolah di Distrik Udupi Karnataka melakukan protes terhadap larangan jilbab bulan lalu. Pihak kampus mengatakan, para siswa bisa mengenakan jilbab di kampus, tetapi tidak di dalam kelas,” jelasnya. 

Ia mengungkapkan, hal itu ditolak oleh Muslimah di sana, karena menurut mereka dalam agama ada kewajiban menutup aurat dan beberapa pengajar mereka adalah laki-laki. Persoalan itu kemudian menjadi semakin membesar ketika sekolah-sekolah lain juga menerapkan larangan-larangan yang sama. 

“Ini menjadi konflik ketika kelompok nasionalis Hindu melancarkan protes untuk mendukung larangan tersebut,” ujarnya.

Hindu BJB

“Semenjak Partai Hindu BJP (Hindu Bharatiya Janata) berkuasa, penindasan dan tekanan muslim India semakin menguat. Partai pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi menggunakan isu antiMuslim dan kejayaan Hindu menjadi isu politik untuk mendapatkan dukungan dari rakyat India,” urainya.

Kemudian, lanjutnya, banyak kasus-kasus yang tidak bisa dilepaskan, justru karena provokasi dari elite politik nasionalis Hindu BJP. Banyak muslim India secara sporadis ditangkap dan dibunuh karena mereka mengonsumsi daging sapi atau mengangkut sapi yang disucikan oleh mayoritas masyarakat Hindu. 

“Pemerintah Modi mengubah UU untuk mempercepat proses kewarganegaraan pengungsi nonMuslim dari negara-negara tetangga yang menimbulkan protes dari Muslimin secara represif,” tandasnya. 

Ustaz Farid menjelaskan, sebenarnya apa yang dialami Muslim India bukan yang pertama kali. Sebelum Modi, Muslim India mengalami tekanan-tekanan dari partai kongres yang lebih mengedepankan sekularisme. 

“Sebagai agama terbesar kedua di India, namun Muslim di India menjadi salah satu kelompok minoritas tertindas terbesar di dunia. Posisi Muslim saat itu memang sudah terpinggirkan,” beber dia. 

Ustaz Farid menjabarkan, pembentukan agama India itu sendiri yang dilakukan dengan campur tangan Inggris. India yang tadinya satu, kemudian menjadi dua yaitu, India yang mayoritas Hindu dan Pakistan yang mayoritas muslim. 

“Inilah yang menimbulkan tudingan-tudingan bahwa Muslim di India tidak mencintai India, lebih mencintai Pakistan dan berkhianat kepada India. Itu kerap muncul menjadijadi latar belakang politik seperti ini,” pungkasnya.[] Mariyam Sundari
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments