TintaSiyasi.com -- Penulis naskah film Jejak Khilafah di Tatar Sunda Seri 3 (JKTS 3) Abdurrahman Al Khaddami menyatakan bahwa film JKTS 3 menggambarkan khilafah memiliki pijakan historis di Indonesia.
"Jadi, kita ingin menggambarkan bahwa khilafah itu memiliki sebuah pijakan historis di Indonesia," ungkapnya di YouTube Peradaban Islam Id, Sabtu (12/02/2022).
Abdurrahman menyatakan, fakta dan data yang terdapat dalam film JKTS 3 membuktikan khilafah bukan sekadar teori di kitab-kitab. Namun, khilafah memang benar-benar ada realitasnya.
"Ada realitas sejarahnya. Jadi, bukan sekadar, ya, saya tahu dalam Islam itu ada hukum tentang khilafah, tetapi Indonesia mah tidak menerapkan. Indonesia itu Nusantara. Tatar Sunda itu tidak ada urusan dengan itu," ujarnya.
Menurutnya, film tersebut mematahkan anggapan yang selama ini diaruskan dan menjadi pemahaman masyarakat awam, bahwa Islam di Tatar Sunda adalah Islam budaya. Bahkan, diibaratkan sebagai 'Islam wayang golek.'
"Jadi, pokoknya ku wayang golek, Islam kabeh. Kan, yang tergambar tuh begitu. Jadi, cukup dengan wayang golek, di Tatar Sunda kemudian semuanya masuk Islam, " ulasnya.
Abdurrahman menjelaskan, pandangan tersebut merupakan sesuatu yang terlalu menyederhanakan masalah. Seolah-olah tersebarnya Islam di Tatar Sunda tidak ada hubungannya dengan dakwah yang diperjuangkan oleh khilafah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, film JKTS 3 intinya menggambarkan bagaimana respons umat Islam di Tatar Sunda setelah khilafah dihapuskan, bahkan hingga sekarang.
"Yang akan diceritakan itu pra- dan pasca- hingga hari ini. Itu artinya, sebelum 1924 ada peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Kemudian, situasi 1924 dan hingga hari ini," tuturnya.
Ia melanjutkan bahwa film JKTS 3 menggambarkan apakah perjuangan dan khilafah tersebut sudah dilupakan atau tidak. "Kalau tidak, apakah ada perjuangan menuju ke sana? Hal-hal itulah yang diangkat di film tersebut. Di sana diperlihatkan bahwa perjuangan itu tidak pernah padam," lanjutnya.
"Sumber informasi untuk penyusunan naskah film JKTS 3 relatif lebih mudah dibandingkan seri 1 dan 2. JKTS 1 menceritakan awal
islamisasi di Tatar Sunda. JKTS 2 membahas tentang bagaimana spirit perjuangan, baik visi politik maupun pemikiran para ulama, umara, dan juga rakyat di Tatar Sunda terhadap kezaliman yang dilakukan oleh kafir penjajah, khususnya Belanda," ungkapnya.
"Ke sini-sini makin mudah lagi. Nanti ada naskah memoar, koran-koran, wawancara-wawancara, kalau sudah makin modern ya, makin 1, 2, 3 lebih mudah lagi. Di JKTS 3 data itu sudah di video, " pungkasnya.[] Binti Muzayyanah
0 Comments