TintaSiyasi.com -- Menyikapi 101 tahun umat Islam hidup dalam naungan kapitalisme tanpa adanya khilafah, Peneliti Forum Analisis Kebijakan dan Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak menyatakan bahwa kapitalisme hampir di seluruh dunia mengalami krisis.
"Sistem kapitalisme yang diadopsi oleh hampir seluruh negara di dunia ini secara reguler mengalami krisis, baik yang berskala global, regional, dan nasional," ungkapnya kepada TintaSiyasi.com, Selasa (22/2/2022)
Menurut Ishak, setiap kali krisis tersebut terjadi mereka (kapitalisme) dapat kembali bangkit. Menurutnya, hal itu terjadi karena negara-negara yang mengalami krisis tersebut melakukan berbagai penyesuaian, dengan berupaya menutupi kelemahan-kelemahan yang menjadi penyebab mereka mengalami krisis.
"Sebagai contoh, rendahnya pendapatan buruh yang dieksploitasi di dalam sistem kapitalisme yang menjadi penyebab lahirnya gerakan komunisme, mendorong sistem kapitalisme menciptakan social security, atau sistem jaminan sosial," ujarnya.
Menurutnya, dengan sistem tersebut, tingkat kesejahteraan buruh dapat diperbaiki, meskipun tidak menyelesaikan masalah perburuhan secara tuntas. Meskipun demikian, ia manambahkan, tidak semua penyebab krisis itu mampu mereka selesaikan sehingga krisis terus berulang, seperti krisis mata uang yang disebabkan oleh mata uang kertas dan krisis di sektor keuangan akibat liberalisasi sektor finansial, hingga saat ini selalu mengancam kestabilan ekonomi sistem tersebut.
"Faktor berikutnya adalah negara-negara tersebut tidak mau beralih ke sistem lain yang dapat menyelesaikan masalah mereka sehingga mereka terus berkutat pada ideologi yang sama. Hal ini disebabkan karena para kapitalis yang menguasai sistem tersebut mendapatkan manfaat dari penerapan sistem tersebut, meskipun sangat merugikan manusia di bumi ini," jelasnya.
Selain itu, peran intelektual menurut Ishak, pertama, mendalami secara serius ideologi Islam sebagai solusi atas berbagai masalah manusia, yang eksistensinya tampak pada negara Khilafah Islam, sebagai negara yang menerapkan dan menyebarkan ideologi Islam. Pada saat yang sama mampu mengupas berbagai kelemahan sistem selain Islam, terutama sistem kapitalisme.
Kedua, mendakwahkan keunggulan ideologi Islam atas ideologi selain Islam ke masyarakat dan kepada pemerintah, sehingga mereka memiliki kesadaran akan penting dan wajibnya menerapkan ideologi Islam dalam bingkai Khilafah Islam.
"Pada saat yang sama mereka melakukan kegiatan politik bersama partai politik Islam yang ideologis yang bertujuan untuk menerapkan ideologi Islam dalam bingkai Khilafah Islam, sebab perjuangan tersebut tidak dapat dilakukan secara individual namun membutuhkan partai politik Islam ideologis," pungkasnya. []Aslan La Asamu
0 Comments