TintaSiyasi.com -- Mengulas 101 tahun tanpa khilafah, Aktivis Islam Pakistan Emir Khattab menyampaikan penjabarannya. "Kaum Muslim di seluruh dunia mulai menyadari bahwa sistem kapitalisme hanya bisa melahirkan rezim tirani bagi mereka. Dan peraturan yang diterapkan dari (oleh) Barat adalah agen yang tidak pernah mau melindungi darah umat,keimanan, kehormatan, dan tanah kaun Muslim," ujar Emir kepada TintaSiyasi.com, Selasa, 22 Februari 2022.
“Masyarakat Muslim seluruh dunia dengan jelas kini mulai menyadari bahwa sistem kapitalisme ini hanya bisa melahirkan rezim tirani bagi mereka dan agen peraturan dari Barat yang tidak pernah mau melindungi darah kaum Muslim, iman, kehormatan, serta tanah umat,” ungkapnya.
Kegagalan sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri-negiri Muslim bahkan di Barat, menurutnya, adalah sesuatu yang tidak bisa dibantah. Sebab fakta-fakat dan bukti menunjukkan dengan jelas.
“Berdasarkan berbagai fakta dan bukti kita dapat menyaksikan dengan jelas dan memahaminya bahwa sistem demokrasi kapitalis sudah gagal dan ambruk," ujarnya.
Emir juga menjelaskan banyaknya kerusakan yang terjadi akibat kapitalisme juga memukul negara-negara Barat. “Kita sudah bisa menilai kejatuhan sistem demokrasi kapitalisme di negara Barat. Lihat saja protes akibat melonjaknya pajak dan inflasi di negara Prancis, malah direspons dengan tembakan kepada pengunjuk rasa baik pria maupun wanita. Amerika Serikat sendiri, jumlah pengangguran tidak terkendalikan, pelayanan kesehatan yang buruk selama pandemi, dan neningkatnya kasus kekerasan terhadap wanita di Rusia,” bebernya.
Sementara terhadap ide kebebasan yang didengungkan Barat, terkoyak dengan perlakuan diskriminatif terhadap umat Islam kata aktivis asal Pakistan tersebut. Ia mengatakan kasus pelarangan hijab dan diskriminasi terhadap umat Islam secara institusi dan sosial masyarakat lumrah terjadi di Barat. Pembakaran Al-Qur'an yang mulia di area publik yang dilindungi oleh pemerintah, juga insiden penistaan secara legal oleh negara Barat terhadap kemuliaan Nabi Muhammad SAW, ungkapnya.
Dengan demikian menurtu Emir, sistem kapitalisme tidak layak dipertahankan dan diterapkan. Menurutnya, kaum Muslim juga tidak akan pernah mau menerima kapitalisme jika bukan karena dipaksakan secara neo-kolonialisme.
“Penerapan kapitalisme di negeri Muslim dilakukan secara paksa, kejam dengan cara neo-kolonialisme. Sehingga kita bisa saksikan kondisi yang menimpa umat di Burma, Afghanistan, Xinjiang, Suriah, Irak, Yaman, Checnya, Somalia, Kashmir dan lainnya. Dan tidak ada tentara negeri Muslim yang berpihak karena sudah menerapkan kapitalisme tadi. Ekonomi, undang-undang, hukum semuanya berbasis ide kufur Barat,” katanya.
Sejatinya menurut Emir, kapitalisme sangat tidak layak jadi solusi problematika kehidupan, karena tidak mampu membawa kebahagiaan bagi masyarakat dan tidak bisa menjamin hak-hak manusia dengan benar bahkan seluruh dunia tidak terkecuali negara Barat apalagi negeri Muslim.
Itulah sebabnya, kata Emir Khattab yang merupakan seorang Engineer muda Pakistan tersebut meyakini, dengan gagal dan ambruknya kapitalisme yang tidak bisa ditutupi lagi telah disadari umat Islam, dan kini muncul semangat mengembalikan sistem Islam.
“Itulah sebabnya, saat ini di dunia Islam, ada semangat mengembalikan sistem Islam. Karena secara keyakinan, Islam mendominasi di negeri mereka. Kehadiran peran dari kaum intelektual sangatlah penting untuk membawa kembali kebangkitan umat. Dan setidaknya ada dua cara yang bisa dilakukan untuk itu,” ujarnya Emir.
Cara yang dimaksud oleh Emir, pertama
adalah intelektual Muslim harus jelas terbuka menolak sistem
kapitalisme dan mengajak mereka terlibat dalam perjuangan menegakkan
sistem Islam, khilafah dan tidak perlu takut terhadap penguasa penjajah.
“Bukankah
kaum intelektual adalah kaum yang sejatinya hanya takut pada Allah?
Jadi, tidak perlu takut terhadap penguasa penjajah dan harus menolak
jelas kapitalisme serta melibatkan diri dalam perjuangan menegakkan
sistem Islam, khilafah," sebut dia.
Kedua, jika tidak
mampu dengan terang menolak sistem demokrasi kapitalisme, setidaknya
mereka harus dengan terang menjelaskan tentang sistem Islam dan
hukum-hukumnya kepada umat. Kemungkinana karena masih takut terhadap
siksaan atau apa pun dari penguasa, katanya. Harapan dia, hal itu mampu
mendidik umat untuk memahami aturan Islam dalam keadilan, ekonomi,
perundang-undangan, pendidikan, dan sebagainya.
"Dengan demikian, umat akan mendapatkan pemahaman dan mampu
membedakan antara sistem yang diridhai Allah SWT dengan sistem setan
yang sedang kini diterapkan. Sehingga akhirnya, penolakan umat terhadap
sistem kapitalisme akan lahir dengan sendirinya," tuntasnya. [] M. Siregar
0 Comments