TintaSiyasi.com -- Pemberitaan tentang remaja akhir-akhir ini sungguh ngeri dan menakutkan membuat kita geleng kepala karena merasa tidak mungkin di usia mereka yang masih muda melakukan hal demikian. Tapi inilah kenyataan yang terjadi yang dialami remaja saat ini dengan berbagai kasus yang bergulir tidak sedikit melibatkan para remaja seperti yang terjadi di daerah Sukabumi, siswa SD yang tewas akibat dikeroyok kakak kelasnya bahkan kejadian ini terjadi di sekolah.
Bocah laki-laki kelas dua SD di Sukabumi tewas diduga akibat dikeroyok kakak kelasnya. Korban adalah MHD, usia 9 tahun, warga Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. MHD yang kesakitan tidak mau berterus terang kepada keluarganya. Saat di rumah sakit, dokter meminta keluarga pura-pura keluar ruangan. Nyatanya mereka hanya bersembunyi di balik tirai. Kepada dokter, korban berterus terang dirinya kesakitan karena dikeroyok kakak kelas.
Bahkan, sebelum meninggal dunia, korban sempat menyebut nama salah seorang terduga pelaku pengeroyokan. Nama itu disebut pada detik-detik menjelang MHD mengembuskan napas terakhir. Kakek korban, MY (52) menjelaskan detik-detik sang cucu menutup mata untuk selamanya. Ketika ditanya siapa yang melakukannya (penganiayaan), korban hanya bilang AZ, namun itu tidak berlanjut karena suara korban sudah tidak ada," ujarnya, Sabtu (Tribuntangerang, 20/05/2023).
Kisah pilu yang dialami oleh seorang siswa SD Sukabumi, Masa-masa SD yang menyenangkan dan membahagiakan, harus terkubur bersama kenangan indahnya. Bahkan tak pernah terbesit sedikit pun oleh korban dan kedua orang tuanya dan tentunya kita semua jika peristiwa naas itu harus dialami seorang anak SD. Karena yang kita tau apa yang dilakukan anak SD selain bermain dan bermain, tetapi beda halnya dengan anak SD saat ini. Seperti apa yang telah terjadi oleh MHD hingga harus kehilangan nyawanya ditangan kakak kelasnya.
MHD (9), bocah kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Senin (15/5/2023). Akibat pengeroyokan terakhir, korban harus dilarikan ke RS Primaya pada Rabu (16/5/2023) akibat mengalami kejang-kejang.
Sungguh miris apa yang telah terjadi pada generasi muda saat ini, perilaku remaja yang makin sadis bahkan sudah sampai tahapan sekolah SD yaitu ucapan, perilaku serta perbuatan mereka yang sadis yang tidaklah pantas dilakukan oleh anak SD. Karena inilah buah dari sistem kapitalis yang telah menjauhkan agama dari kehidupan sehingga anak-anak saat ini berperilaku makin sadis bahkan harus dirasakan sampai tingkat sekolah SD karena tidak ada atau kurangnya informasi yang mereka dapatkan tentang pendidikan agama Islam baik itu disekolah maupun di dalam keluarga, sehingga perbuatan mereka jauh sekali dari nilai-nilai agama Islam yang membuat akidah mereka dirusak.
Mirisnya perilaku remaja yang makin sadis bukan tanpa sebab karena banyak faktor salah satunya dipicu oleh tontonan yang mereka jadikan contoh atau tuntutan hidup mereka, sistem kapitalis memudahkan seseorang dalam mengakses berbagai informasi seperti video forno dan video kekerasan yang tidak seharusnya mereka dapat, sehingga berdampak pada kehidupan mereka. Terpengaruhi dan ada keinginan untuk mengikuti kalau itu adalah bagian dari tren. Ditambah lengahnya pengawasan dari pihak sekolah dan orang tua maka terjadilah hal yang tidak diinginkan dan merugikan ini. Begitu rusaknya sistem sekuler sehingga membuat generasi kehilangan jati diri keimanan mereka, dari pengaruh budaya sistem kapitalis.
Dalam sistem kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan begitu berdampak besar terhadap remaja. Rusaknya perilaku remaja yang makin sadis, disebabkan sistem pendidikan berasaskan sekuler di sekolah, bukan berdasar akidah Islam yang seharusnya mereka dibina dan diarahkan dengannya justru tidak didapat, sehingga menjadikan anak-anak remaja tidak mempunyai arah hidup yang benar yang sesuai dengan tuntutan agama Islam. Tidak adanya bekal untuk membentengi dirinya dari pergaulan bebas jadi mudah terpengaruh dan mudah ikut-ikutan serta tidak memiliki akidah yang kuat sehingga tidak bisa membedakan perbuatan yang mereka lakukan apakah sesuai atau tidak dengan nilai-nilai agama dan norma hukum.
Bahkan, di dalam kehidupan keluarga sehari-hari yang mencerminkan dari keluarga islami sudah mulai pudar tergerus oleh kesibukan ayah atau ibu itu sendiri mereka lebih mementingkan untuk memenuhi urusan kebutuhan perut anak-anak mereka tanpa memikirkan pemenuhan akidahnya juga yang wajib mereka jalankan sebagai orang tua, justru lalai yang menyebabkan anak-anak hilang kontrol dan kendali dalam perilakunya. Inilah mirisnya jika kita sebagai kedua orang tua tidak mempunyai pemahaman tentang ilmu agama yang cukup sehingga menjadikan generasi remaja bodoh karena terjebak dengan majunya perkembangan jaman dan teknologi. Dan orang tua tidak bisa mengimbangi maka selalu saja terulang kembali peristiwa naas ini dalam kehidupan kapitalisme.
Negara yang terkesan abai tutup mata dan telinga tentang semua kejadian yang menimpa para remaja bahkan sampai tingkat SD tentang perilaku remaja yang makin sadis ini, bukan tidak mungkin adalah sebuah tanggung jawab pemerintah. Sistem kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan dengan segala peraturan-peraturan pendidikan yang menjadikan remaja jauh bahkan tak mengenal identitas agama sendiri lebih bangga dan senang mengikuti perilaku yang menyesatkan sekalipun itu merugikan dirinya sendiri.
Dengan berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah dalam mengakses berbagai informasi menyebabkan kerusakan pada sendi-sendi kehidupan remaja. Seharusnya pemerintah menjaga dengan memberikan batasan-batasan pada setiap tontonan baik itu hiburan di tv maupun media sosial agar tidak terjadi bertambah parah lagi kerusakan yang ditimbulkan pada remaja saat ini, karena maju dan berkembangnya suatu negara tergantung pada generasinya dan apa yang bisa diharapkan dari generasi yang rusak.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 11:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ١١
Artinya: "Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
Inilah pentingnya mengapa kita perlu menegakkan syariat Islam secara kafah agar kehidupan manusia baik secara individu, keluarga dan masyarakat semua terjaga dari perbuatan dosa karena sadar akan adanya yang mengawasi yaitu Allah SWT. Semua orang baik anak-anak bahkan sampai orang dewasa akan terlindungi dan terhindar dari perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
Masyarakat akan dididik, dibina serta diarahkan untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam sehingga mereka sadar akan identitas yang sesungguhnya yaitu menjalankan syariat Islam secara kaffah dengan adanya perisai yang melindungi setiap kehidupan generasi bangsa. Hanya Islamlah yang memiliki peraturan yang komprehensif, mampu menjaga anak-anak remaja dari perilaku sadis dan hanya dengan Islam jugalah masyarakat yang islami dapat terwujud.
Allahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Ermawati
Aktivis Muslimah
0 Comments