Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Miris, Perilaku Anak-Anak Semakin Sadis

TintaSiyasi.com -- Bullying seperti sesuatu yang tidak asing lagi terdengar ditelinga masyarakat, terjadi dimana-mana terutama dalam bidang pendidikan yaitu di sekolah. Dahulu bullying biasanya dilakukan oleh para remaja yang memang merasa senioritas dan merasa paling kuat di antara teman-teman sebayanya. Tindakan ini akhirnya yang menyebabkan banyaknya kasus bullying yang tercatat maupun tidak tercatat di kalangan remaja atau anak yang masih menempuh jenjang menengah. Walaupun banyak kasus yang dilakukan oleh remaja, ternyata ada hal yang lebih miris dari hal itu yaitu kasus bullying dilakukan oleh bocah SD sampai korbannya meninggal. 

Seperti  yang dilansir dari Kompas.Com (21/5/2023), kasus bully yang terjadi pada bocah kelas 2 SD di Sukabumi hingga ia meninggal di sekolahnya. Kronologi dari peristiwa ini, awalnya korban ini mengeluh sakit namun tetap memaksa ke sekolah. Ketika berada di sekolah dalam keadaan sakit, ia di keroyok oleh kakak kelasnya. Korban dibawa ke rumah sakit hingga sempat di rawat selama 3 hari dalam keadaan kritis hingga akhirnya meninggal dunia. 

Miris bukan? bocah SD ternyata bisa membunuh teman sebayanya tanpa motif dan alasan yang jelas. Pertanyaannya siapakah yang bertanggung jawab atas maraknya kasus bully yang terjadi saat ini? Apakah pelaku bully, orang tua pelaku, guru atau pengajar di sekolah atau Pendidikan kita saat ini?

Faktanya, perilaku seorang anak itu memang sebagian besar dipengaruhi oleh Pendidikan terutama Pendidikan dari orang tua yaitu pola asuh orang tua dan Pendidikan di sekolah. Anak itu diibaratkan kanvas putih lalu yang akan mewarnai dan menjadikan untuk apa kanvas tersbut kendalinya digenggam oleh orang tua maka pola asuh orang tua itu menentukan kepibadian anak sebelum hal-hal lain mewarnainya. Kebanyakan orang tua saat ini tidak memperhatikan keadaan psikis anak hanya memberikan dan mencukupkan anak dari sisi finansial. Orang tua saat ini juga kurang memperhatikan sisi spiritual sang anak sehingga anak hanya bertindak sesuai keinginannya tanpa ada peraturan yang mengekangnya kalaupun ada anak merasa tidak penting serta mengabaikan peraturan tersebut. 

Selain peran penting dari pola asuh orang tua, sistem Pendidikan juga berperan penting untuk mempengaruhi kepribadian dan karakter seorang anak. Faktanya Pendidikan saat ini adalah pendidikan sekuler yang hanya bertujuan untuk mendapatkan materi dan memisahkan aspek spiritual.. Pendidikan yang hanya focus pada prestasi akademik dan berorientasi pada lapangan kerja. Focus Pendidikan yang hanya ditargetkan untuk menjadi pengisi lapangan kerja.  Sistem Pendidikan seperti ini, mengakibatkan banyaknya terjadi terjadi kerusakan, Pendidikan saat ini melahirkan generasi yang rusak, tidak memiliki adab yang baik, berkepribadian bebas bahkan tidak takut terhadap penciptanya.Pendidikan saat ini, mencabut nilai-nilai agama (Islam) dari generasi hingga menjadikan individu yang hedonis serta liberal. 

Berbeda ceritanya apabila seorang anak tumbuh dengan pola asuh orang tua yang berlandaskan Islam dan sistem Pendidikannya bukanlah sekuler melainkan Islam. Pola asuh orang tua dan sistem Pendidikan haruslah selaras dan saling berkolaborasi, sehingga akan menghasilkan kepribadian Islam yang cemerlang. Ketika Islam sudah diterapkan mulai dari lingkungan terkecil seperti keluarga, masyarakat sampai kepada lingkungan luas seperti Pendidikan maka hal-hal sadis seperti tindakan bully akan berkurang bahkan bisa jarang sekali terjadi karena agama islam sendiri dapat menjadi benteng yang kuat dalam berperilaku seorang individu. Islam sendiri mempunyai mekanisme yang komprehensif dalam membentuk kepribadian atau karakter individu sampai masyarakat dari berbagai usia sehingga akan terwujudnya individu yang beriman, berakhlak mulia dan ahli dalam bidangnya. Islam memberikan aturan yang jelas tentang siapa yang bertanggung jawab atas generasi dan setiap perilakunya agar tidak menyimpang dan membawa kebaikan bagi orang lain.

Oleh: Fernanda Reisma Saputri
Aktivis Muslimah

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments