Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kala Olahraga Jadi Prioritas, Pengurusan Rakyat Tidak Totalitas


TintaSiyasi.com -- “Siang-siang membeli nanas. Terik matahari oh sungguh panas. Kala olahraga jadi prioritas. Pengurusan rakyat tidak totalitas.”

Seperti potret di negeri ini. Pantun di atas sungguh menggambarkan kondisi yang telah terjadi hari ini, di mana olahraga dijadikan prioritas, tetapi sayangnya pengurusan rakyat menjadi tidak totalitas.

Baru-baru ini Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan (Menkeu) mengatakan bahwa Indonesia telah menggelontorkan Rp852,2 miliar untuk kebutuhan mentas di SEA Games Kamboja 2023. Dana tersebut dipergunakan untuk beberapa keperluan mulai dari pembinaan atlet sampai bonus peraih medali. Beliau pun mengungkapkan bahwa dana sebesar itu digelontorkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Lebih rinci, anggaran Rp852,2 miliar tersebut terdiri dari Rp522 miliar untuk pembinaan atlet-atlet sebelum berlaga di multi-event internasional, Rp55,2 miliar untuk bantuan pengiriman kontingen menuju Kamboja, dan Rp275 miliar untuk pemberian bonus bagi peraih medali (atlet/pelatih/asisten pelatih). Bukan itu saja, menurutnya performa tim Indonesia di SEA Games ke-32 kali ini sangat membanggakan, sehingga Indonesian dapat meraih juara umum di beberapa cabang olahraga. Juara umum tersebut di antaranya pada, pencak silat, wushu, balap sepeda, tenis, e-sports, angkat besi, dan badminton.

Catatan yang luar biasa juga ditorehkan oleh beberapa cabang olahraga, seperti tim voli putra yang meraih hattrick emas pada 3 SEA Games berturut-turut, hingga basket putri yang berhasil meraih medali emas untuk pertama kalinya. Pada saat ini, ada total 87 medali emas, 80 medali perak, dan 109 medali perunggu yang telah berhasil dibawa pulang oleh Tim Indonesia (cnnindonesia.com, 17/05/2023).

Keberhasilan yang ditorehkan oleh beberapa cabang olahraga tim Indonesia dalam berbagai event olahraga nyatanya dianggap sebagai sebuah sarana yang dapat meningkatkan prestise negeri ini dimata dunia, jadilah negeri ini terlihat sangat totalitas dalam mempersiapkan segalanya yang diperlukan dibilang olahraga termasuk menggelontorkan dana yang terbilang cukup fantastis dan negara terlihat sangat begitu bersemangat dalam hal ini.

Di sisi lain, fakta menunjukkan bahwa negeri ini terlihat sedang berhadapan dengan persoalan yang lebih penting dan serius. Bahkan, tergolong mendesak untuk segera diselesaikan sebab masalah yang dihadapi terkait dengan nyawa manusia termasuk anak-anak, seperti kemiskinan ekstrem, stunting, atau infrastruktur pendidikan, dan kesehatan yang justru kurang dianggap sebagai prioritas dibandingkan dengan bidang olahraga yang terlihat didanai dengan total, 
pendanaan yang sangat besar.

Tampak sekali jika negeri ini tidak begitu paham mana prioritas utama yang harus lebih dahulu diselesaikan. Alih-alih menyelesaikan masalah yang urgen, negara malah dengan suka rela menggelontorkan dana yang tidak sedikit hanya sekadar untuk event olahraga yang katanya dapat meningkatkan prestise negara ini dimata dunia.

Begitulah kiranya fakta buruk sistem yang diterapkan hari ini, di mana negeri ini tidak paham bagaimana menempatkan prioritas. Jika dibandingkan dengan sistem Islam yang diterapkan secara kaffah, Islam memiliki ukuran prioritas yang tepat dan terbaik tentang apa-apa yang harus dijalankan oleh negara, sehingga setiap dana yang dikeluarkan pun tidak sia-sia dan penggunaannya juga tepat sasaran mengatasi berbagai persoalan, bukan malah terlihat seperti menghamburkan uang, apalagi dalam hal ini yang digunakan adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sudah seharusnya negara lebih bijak dalam mengeluarkan uang untuk sebuah pendanaan jika persoalan urgen di negeri ini sudah teratasi dengan baik, ya tidak masalah mengeluarkan dana untuk bidang olahraga, tetapi fakta menunjukkan sebaliknya. Maka sungguh, sudah selayaknya kita membuang jauh-jauh sistem kapitalis hari ini yang sudah jelas-jelas menyengsarakan rakyat dan membawanya pada kehancuran, saatnya beralih pada penerapan Islam secara kaffah yang akan membawa berkah.

Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 208).

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Sari Ramadani
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments