Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gelombang Panas Ekstrem dan Kegagalan Kapitalisme

TintaSiyasi.com -- Gelombang panas ekstrim adalah periode cuaca yang sangat panas dan kering yang terjadi dalam jangka waktu yang lama. Gelombang panas ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada manusia dan hewan, termasuk dehidrasi, heatstroke, dan bahkan kematian. Selain itu, gelombang panas ini juga dapat menyebabkan kebakaran hutan dan meningkatkan risiko bencana alam lainnya.

Belakangan ini, gelombang panas ekstrem melanda sejumlah negara di dunia, termasuk di kawasan Asia. Beberapa mengalami suhu yang lebih panas dari biasanya bahkan hingga 40 derajat Celsius.

Menurut studi, gelombang panas yang berbahaya dan memecahkan rekor akan meningkat seiring meningkatnya krisis iklim. Cuaca ekstrem ini juga akan sangat menghancurkan di negara dan wilayah yang paling tidak siap menghadapi gelombang panas.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia melaporkan Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C.

Dilansir dari laman CNBC Indonesia 26 April 2023, Sri Mulyani Indrawati menteri keuangan mengatakan fenomena iklim ini turut melanda tanah air meski tak seburuk negara lain. "Di Indonesia, suhu maksimum harian mencapai 37,2°C di stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu, meskipun beberapa lokasi berada pada kisaran 34°C - 36°C hingga saat ini," 

Kemudian memaparkan bahwa produksi karbondioksida (CO2) mengancam iklim. Jika produksi karbon lewat kegiatan ekonomi semakin besar, akhirnya dunia akan menghangat. Kondisi ini memicu global warming dan musim kering bisa panjang dan bisa kebakaran hutan. Musim hujan jadi ekstrem sampai longsor dan banjir. Itu mengancam manusia dan ekonomi. 

Kegagalan Sistem Kapitalis

Bila kita telaah lebih jauh akan kita temukan ada keterkaitan antara pemanasan global dengan negara-negara Kapitalis dengan ideologi Kapitalisme-nya. Dan, ini merupakan salah satu bukti kegagalan dan rusaknya ideologi kapitalis dalam menjaga lingkungan hidup yang diakibatkan oleh keangkuhan mereka dalam meraup keuntungan yang sebesar-besarnya.

AS dan negara-negara maju tidak mau kepentingan politik dan dan ekonominya terkurangi. Sebab, jika mereka sepakat mengurangi emisi karbon maka bencana mungkin akan dialami oleh mereka.

Fakta membuktikan bahwa industri-industri merekalah sebenarnya yang menyumbang terbesar emisi karbon di dunia. Menurut data terakhir tahun 2021 bahwa AS berada di posisi pertama sebagai negara penghasil emisi CO2 kumulatif terbesar dengan penggunaan batu bara secara luas serta AS menghasilkan lebih dari 509 Giga ton CO2 (GtCO2) sejak tahun 1850, kemudian dengan munculnya kendaraan bermotor dan baru sisa kecilnya disumbang oleh negara-negara berkembang.

Terlebih lagi tinggi muka air laut di seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm selama abad ke-20. Para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm pada abad ke-21. Dampak peningkatan muka air laut dapat kita lihat pada fakta banjir di pesisir pantai di Jakarta saat ini. 
Perusakan hutan sekitar 8 juta sampai 16 juta hektar hutan tropis setiap tahunnya antara tahun 1980-an dan 1990-an telah melepaskan 0.8 miliar sampai 2.4 miliar ton karbon ke atmosfer. 

Penyebab utama deforestasi meliputi padang rumput untuk peternakan, pertanian industri (kedelai, kelapa sawit), dan pembalakan kayu-kayu tropis untuk keperluan ekspor yang banyak dilakukan di Amerika Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika Tengah. Pada kejadian El Nino tahun 1998 kebakaran lahan gambut dan hutan di Indonesia melepaskan tambahan 0.8 -p 2.6 miliar ton karbon ke atmosfer.

Jadi sangat jelas sekali bahwa pemanasan global yang tejadi saat ini sudah sedemikian parah karena sudah berdampak rusaknya keseimbangan ekosistem dan perubahan pola aliran air dan pencairan es yang meningkatkan ekologi stres. 

Demikian juga terhadap kesehatan manusia. Seperti wabah malaria serta demam berdarah yang terus meningkat. Pemanasan global sudah seperti laksana senjata pemusnah masal yang sering disuarakan oleh AS sebagai bukti untuk melegalkan penyerangan terhadap Irak.

Sistem Islam Solusi Global

Sudah saatnya Islam dijadikan solusi terhadap segala permasalahan yang menimpa peradaban manusia. Jika kita masih mengekor kepada AS dan sekutunya tunggulah kehancuran lebih besar menimpa kita semua.
Padahal Allah, Pemilik sejati alam ini telah memerintahkan manusia untuk menjaga lingkungan hidup ini. Ini adalah sebuah kewajiban. Allah SWT berfirman: "Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya" (QS Al-Araf: 56).

Karena itu sudah saatnya kita harus menghentikan privatisasi barang-barang milik umum (seperti hutan, air, dan lain-lain) dan mencabut semua undang-undang yang melegalkan penjarahan sumber daya alam oleh pihak asing. Hal inilah yang telah merusak lingkungan dan pada akhirnya masyarakat kecil yang selalu menerima dampak dari kerusakan lingkungan ini. Seperti di Indonesia ini.
Lebih dari itu. Sudah saatnya negeri ini diatur oleh syariah Islam. Hanya dengan syariah Islam yang notabene dari Zat Yang Maha Pengatur, Allah SWT, yang diterapkan oleh negara melalui tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah. 

Di samping solusi penerapan syariah Islam oleh negara juga merupakan wujud ketakwaan umat kepada Allah SWT. Ketakwaan umat inilah yang akan menghasilkan keberkahan hidup, sebagaimana telah Allah janjikan: "Sekiranya penduduk negri-negri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu sehingga Kami menyiksa mereka disebabkan perbuatan mereka" (QS Al Araf: 96). 

Wallahu alam bi ash shawab.

Oleh: Zul'aiha
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments