TintaSiyasi.com -- Indonesia dikenal dengan negeri yang kaya akan berbagai potensi alam, mulai dari potensi laut, tanah, tumbuhan, hingga bahan tambangnya yang melimpah. Tidak jarang juga ditemui banyak pabrik dan industri di dalamnya. Jika berpikir secara logis, banyaknya potensi alam dan industri tersebut sudah lebih dari cukup untuk menghidupi rakyat. Namun realita berkata lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bahwa tahun ini jumlah pengangguran di Indonesia meningkat sampai 7,99 juta orang dari 146,62 juta orang dibanding sebelum pandemi tahun 2020. Meskipun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) membuktikan jika rasio pengangguran menurun 5,45% dari tahun 2022 sebesar 5,83%, namun tetap saja tingkat pengangguran masih terhitung tinggi (Katadata.co.id, 5/5/2023).
Adapun jika ditinjau dari jenis kelamin, jumlah pengangguran di Indonesia didominasi oleh kaum adam sebesar 5,83 % sedangkan kaum perempuan sekitar 4,86 %. Terdapat pula tinjauan berdasarkan daerahnya, pengangguran di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan. Tercatat 7,11 % pengangguran di perkotaan dan 3,42 % pengangguran di perdesaan (Www.cnnindonesia.com, 5/5/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan jika TPT didominasi oleh para pelajar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan presentase tertinggi dibanding jenjang pendidikan lainnya yakni 9,60. Terdapat pula jenjang pendidikan yang lain seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma, maupun Sarjana berada dalam presentase dibawah 9,60 (cnbcindonesia.com, 17/5/2023).
Imbas Tangan Nakal Kapitalisme
Dalam genggaman rezim saat ini, peningkatan ekonomi suatu negara memang dilihat dari pendapatan perkapita. Konsep perhitungan yang tidak sesuai sehingga para pengangguran tidak terlihat dalam hitungan. Jika memahami bahwa para pelajar tamatan SMK adalah para calon pekerja yang akan langsung terjun dalam dunia kerja. Namun karena kegagalan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan, alumni SMK tersebut malah menduduki tingkat pengangguran paling tinggi diantara jenjang pendidikan lainnya. Hal tersebut menimbulkan keraguan sehingga timbul pertanyaan tentang konsep pendidikan, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan.
Hal tersebut seirama dengan sistem kapitalis yang menjadi pelopor kesalahan rancangan dalam dunia pendidikan saat ini. Para kapitalis menjadikan SMK sebagai kaki tangan untuk mengambil kemanfaatan dan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya. Hal tersebut membuat para pemilik modal makin luwes untuk melancarkan aksi kejinya. Maka dari itu, tidak jarang ditemukan program kunjungan industri yang dilakukan oleh ribuan bahkan jutaan pelajar SMK. Hal tersebut sengaja dilakukan dalam bentuk kerjasama langsung oleh pihak industri, sehingga nantinya para pelajar tersebut dapat disiapkan menjadi buruh industri yang menyesuaikan kebutuhan oligarki.
Orientasi kehidupan yang materialistis seakan menghipnotis para pelajar, sehingga pekerjaan dan uang telah menyilaukan mata mereka. Terbuai dengan kilau dunia membuat para pemuda makin gelap akan akhirat. Hal ini tentu ibarat angin segar bagi para kapitalis, yang tidak henti-hentinya memanfaatkan tenaga para pemuda dengan bayaran murah. Kapitalisme juga tidak segan menjadikan perempuan sebagai objek pemberdaya ideologi mereka.
Sejahtera dengan Islam Kaffah
Lapangan pekerjaan disediakan secara merata dan memadai oleh negara yang menjadikan Islam sebagai pengatur kehidupan manusia. Senantiasa berlandas pada Al-Qur’an dan As-Sunnah Islam mampu mencetak ribuan generasi penerus yang produktif. Lembaga pendidikan yang dikelola sedemikian rupa juga mampu membentuk generasi yang bermanfaat bagi peradaban Islam. Tidak ada kesalahan rancangan pendidikan dalam Islam, senantiasa menyediakan jurusan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan. Pun begitu dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan umat. Sehingga dengan begitu tidak ada lagi lulusan yang tidak termanfaatkan.
Menyediakan lapangan pekerjaan adalah tanggung jawab negara. Negara Islam akan gesit mendata secara detail siapa saja umat yang menganggur untuk memberikan pekerjaan kepada para pengagguran khususnya laki-laki. Adapun beberapa orang yang tidak mampu bekerja juga akan dibiayai oleh negara Islam. Menciptakan sebuah model pembangunan yang menjauhkan umat dari riba dengan memberikan modal usaha tanpa bunga melalui kas negara. Keuangan yang dikelola secara mandiri dan jelas tersebut dapat menuai kesejahteraan selama 13 abad lamanya.
Namun, hal tersebut hanya akan terealisasi dalam negara Islam yang memandang bahwa negara merupakan pelayan umat. Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah bahwa setiap masing-masing dari kalian adalah seorang pemimpin, dan masing-masing akan bertanggungjawab atas orang-orang yang dipimpinnya.” (HR. al-Bukhari). Maka hal yang menyangkut keberlangsungan hidup umat itu adalah tanggung jawab negara. Bersamaan dengan hal tersebut, negara wajib untuk memenuhi hak rakyat. Adapun jika negara tidak menunaikan apa yang sudah menjadi kewajibannya maka ia juga harus siap mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah SWT. []
Oleh: Annisa Sukma Dwi Fitria
Aktivis Muslimah
0 Comments