Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Budaya Kekerasan Menjamur, Akibat Mengabaikan Hukum Allah

TintaSiyasi.com -- Kasus penganiayaan anak pejabat pajak Mario Dandy Satriyo, terhadap putra petinggi GP Ansor Jonathan Latumahina, David, memasuki babak baru. Penganiayaan secara brutal oleh Mario ini terjadi di sebuah perumahan di Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Senin (20/2) sekitar pukul 20.30 WIB.

Penganiayaan ini menyebabkan korban tidak sadarkan diri dan bahkan harus dirawat di ruang ICU. Kronologi kasus penganiayaan ini diduga karena adanya masalah asmara antara Dandy Mario, David, dan Agnes. (CNNIndonesia.com, 25/02/ 2023).

Makin banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemuda, menggambarkan ada yang salah dalam sistem kehidupan saat ini. Mulai dari gagalnya sistem pendidikan membentuk anak didik yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia, lemahnya peran keluarga dalam meletakkan dasar perilaku terpuji, jauhnya generasi dari ajaran agama sehingga mereka tidak memiliki pola pikir dan pola sikap Islamiyah, pada akhirnya hal inilah yang melahirkan generasi dengan kepribadian yang kacau.

Semua itu adalah imbas dari kehidupan berlandaskan sekularisme, yang menjadikan buah pemikiran manusia sebagai penentu segala sesuatu, bukan hukum Allah.

Begitu banyak pemuda saat ini yang malu menunjukkan identitasnya sebagai seorang Muslim. Sehingga mereka jauh dari nilai-nilai Islam dan tidak mau mengenal Islam. Inilah dampak dari penyesatan ideologi yang dilakukan melalui moderasi agama, deradikalisasi, serta pembajakan potensi intelektual dan ekonomi pemuda.

Pemuda seolah-olah sedang disandera bak tawanan perang. Pemikiran mereka diperangi melalui berbagai upaya penyesatan aqidah terutama yang paling masif melalui Food, Fun and Fashion. Kemudian adanya kebijakan politik yang menjauhkan mereka dari Islam, salah satunya peraturan yang mengharuskan sekolah-sekolah untuk menerapkan kurikulum yg jauh dari nilai-nilai Islam.

Selain itu kebijakan HAM juga sangat merusak idieologi kaum muda, padahal sejatinya Allah telah menurunkan aturan hidup berupa penerapan hukum syara’ yang spesifik dalam setiap aspek kehidupan. Dan penerapan hukum syara’ ini tidak diserahkan kepada manusia untuk menentukannya. Sebab, jika diserahkan kepada manusia untuk menentukan sendiri perbuatannya, pasti dia hanya akan melihat dari aspek yang “menguntungkan atau merugikan” bagi dirinya. Artinya, jika suatu hal itu menguntungkan akan ia anggap baik. Sebaliknya, jika suatu hal itu merugikan akan ia anggap buruk. 

Pada akhirnya para pemuda akan bertransformasi menjadi generasi yang individualistis, hedonis, pragmatis bahkan pesimis dalam segala hal. Sudah saatnya pemuda bangkit dari berbagai macam serangan pemikiran yang melumpuhkan potensinya.

Islam menjadikan akidah Islam sebagai asas seluruh aspek kehidupan, sehingga menyadari dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akherat kelak. Hal ini akan menjaga setiap individu untuk selalu menjaga perilaku selalu sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Islam juga mewajibkan masyarakat dan negara sebagai pilar yang menjaga umat selalu dalam kebaikan.

Allah mewajibkan adanya aktivitas amar ma’ruf nahi munkar, sehingga selain kesadaran dari dalam diri individu nya sendiri untuk mau terikat dengan hukum syarak, juga ada peran masyarakat yang senantiasa mengingatkan dalam ketaatan dan tentunya ini didukung oleh kebijakan dari negara.

Sebagaimana firman Allah SWT:

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (TQS Ali-‘Imran : 104)

Demikianlah kompleksnya Allah SWT mengatur kehidupan manusia dari berbagai aspek kehidupan. Karena sejatinya Allah yang menciptakan manusia, sehingga Allah sang Al-'alim (Maha Tahu) apa yang dibutuhkan oleh manusia.

Allah SWT Berfirman:

“Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hijr:86)

“Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui.” (QS Saba:26).

Oleh: Marissa Oktavioni, S.Tr.Bns.
(Aktivis Muslimah)


Baca Juga

Post a Comment

0 Comments