Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kembalikan Ibu dalam Dekapan Islam!


TintaSiyasi.com -- Ibu adalah pendidik utama bagi anak-anaknya. Apa jadinya jika ibu justru mengajarkan hal yang buruk dan melecehkan anak-anak? Betapa rusaknya dunia.

Itulah yang terjadi di Kawasan Rawasari, Kota Jambi. Di mana seorang ibu muda, YS (25), tega melecehkan 17 anak laki-laki dan perempuan. YS yang berprofesi sebagai pemilik rental PlayStation (PS) dilaporkan oleh orang tua korban atas tindakan tak senonohnya terhadap anak-anak di bawah umur. Selain mencabuli para korbannya, wanita ini juga memaksa mereka untuk menyaksikan aktivitas seksualnya dengan sang suami, dan menonton video porno (cnnindonesia.com, 5/2/2023).

Sungguh miris! YS yang juga seorang ibu malah merusak anak-anak dengan tindakan yang amat tercela. Perempuan yang selama ini menjadi korban kejahatan, ternyata bisa menjadi pelakunya. Bahkan, menjadikan anak-anak sebagai korban pelecehannya.

Tindakan pelecehan seksual yang menimpa anak-anak haruslah ditindak dengan tegas. Pelaku, siapa pun dia, harus mendapatkan sanksi yang berat karena telah menorehkan noda hitam dalam perjalanan kehidupan anak-anak. Anak-anak itu menerima perlakuan yang sangat menyimpang dari fitrahnya. Mereka mendapatkan ‘racun’ dari seorang yang harusnya bertindak selayaknya ibu.

Ibu adalah tempat anak-anak berlindung. Ibu memiliki fitrah yang lembut dan penuh kasih sayang. Seorang ibu tak akan membiarkan anaknya terancam dan terluka, apalagi sampai terjerumus pada penderitaan. Ibu akan menempuh segala cara untuk memastikan anak-anaknya tetap aman dan nyaman.

Namun, buruknya sistem kehidupan telah mencabut fitrah ibu yang mulia. Ibu menjadi pelaku kejahatan yang menyasar anak-anak. Perempuan yang selama ini menjadi korban pelecehan, ternyata juga menjadi pelakunya. Bahkan, anak-anak menjadi korban pelecehan yang dilakukan perempuan sebagaimana yang terjadi di Jambi

Inilah hasil dari penerapan sistem sekularisme kapitalisme. Sistem ini menjauhkan agama dari kehidupan. Kebebasan sangat diagungkan. Manusia bebas berbuat apa saja, termasuk membuat aturannya sendiri. Tak melihat halal dan haram. Selama itu bisa mendatangkan keuntungan dan kesenangan, akan dilakukan. Tak peduli jika itu bertentangan dengan aturan Sang Pencipta.

Kehidupan sekuler liberal telah meracuni ibu dengan pemikiran yang rusak. Berbagai tayangan yang tak sesuai dengan koridor agama beredar dengan maraknya. Konten-konten pornografi juga mudah lolos sensor dan bergentayangan di berbagai media. Sistem pergaulan yang bebas telah menyebabkan maraknya pengumbaran aurat, tabaruj, ikhtilat, khalwat, dan perzinaan. Semua itu merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari hingga menjadi hal yang biasa. 

Berbagai tekanan hidup dari segala sisi juga menyerang ibu. Kondisi ekonomi sosial yang berat dan rendahnya keimanan menjadikan ibu mencari pelampiasan. Sayangnya, dengan cara yang salah. Mindset sekularisme telah mendorong ibu mendahulukan kesenangan dan materi. Standar halal dan haram tidak diperhatikan. Prinsip agama ditaruh entah ke mana.

Kehidupan yang jauh dari agama, membuat ibu asing dengannya. Maka, ketika ada permasalahan, ibu tak menengok solusinya pada aturan agama. Namun, menyelesaikannya dengan mengikuti hawa nafsunya sendiri.

Sekularisme nyata rusak dan merusak. Aturan yang rusak ini membuat manusia ikut menjadi rusak. Ibarat udara yang kotor akan mencemari kesehatan manusia yang menghirupnya. Begitulah yang terjadi pada masyarakat kini, khususnya ibu. Sehari-hari melihat, mendengar, dan mengalami hal-hal yang buruk, membuat ibu berperilaku buruk pula. 

Pelecehan yang terjadi pada anak-anak di Jambi tersebut menjadi bukti dan fakta kerusakan sebuah sistem kehidupan yang diterapkan. Pergaulan yang serba bebas terjadi di tengah masyarakat. Tayangan yang mengumbar syahwat terpampang begitu nyata. Norma agama yang harusnya mengatur kehidupan justru ditinggalkan. Maka, jadilah hidup berjalan sesukanya.

Ini masalah sistemik. Artinya, setiap persoalan yang muncul selalu berkaitan dengan sistem yang tengah diterapkan. Aturan sekuler liberal menjadi biang kerok dari maraknya kerusakan di tengah masyarakat. Aturan ini telah menyuburkan kemaksiatan. Masalah pun muncul tiada habisnya.

Ragam permasalahan dan penderitaan yang dialami manusia adalah akibat meninggalkan aturan Islam yang hakiki. Karena itulah, untuk menghentikan segala permasalahan dalam kehidupan saat ini diperlukan terobosan yang mengakar. Solusi yang diambil haruslah tepat dan menyeluruh. Bukan solusi yang parsial dan hanya dari satu sisi, apalagi yang abal-abal. 

Hilangnya fitrah ibu tak lepas dari gempuran sistem sekuler yang rusak. Ini menjadi satu dari sekian banyak masalah yang ditimbulkan oleh sistem. Jelas bahwa sekularisme menjadi akar permasalahan sehingga mencari solusi di dalamnya sangatlah tidak tepat. 

Maka, untuk mengembalikan fitrah ibu dan memperbaiki keadaan secara menyeluruh adalah dengan kembali pada Islam. Sebab, hanya Islam yang memiliki aturan lengkap dalam kehidupan. Islam mengatur bagaimana hidup yang benar sesuai perintah Sang Maha Kuasa. Islam juga memiliki solusi untuk setiap permasalahan manusia.

Dengan penerapan Islam secara kaffah dalam kehidupan, maka ibu akan terjaga kemuliaan dan kehormatannya. Ibu akan selalu terlindungi dari segala hal yang merusak dan menjadi pengayom bagi anak-anaknya. Peran dan kedudukannya yang mulia sebagai pencetak generasi gemilang juga akan dapat terealisir. Hanya dalam naungan sistem yang hakiki inilah, ibu bisa mengoptimalkan tugasnya dalam kehidupan. Kembalikan ibu dalam dekapan Islam!

Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Ummu Ismail
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments