TintaSiyasi.com -- Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kesejahteraan suatu bangsa. Karena dari pendidikan itulah akan lahir generasi-generasi emas bangsa yang senantiasa meningkat daya pikirnya sehingga bisa menjadi investasi dalam kemajuan bangsanya. Akan tetapi pendidikan saat ini sangat miris melihatnya karena para siswa sang harapan bangsa justru melakukan hal-hal yang tidak manusuawi, bullying salah satunya.
Bullying di lingkungan sekolah bukan merupakan hal yang baru bagi kita bahkan sudah sejak lama terjadi. Bullying tidak hanya terjadi di tingkat sd atau smp bahkan di tingkat sma hingga perguruan tinggi pun sudah banyak laporan kasus bullying, itu pun hanya yang dilaporan saja bagaimana jika ditambah dengan kasus yang tidak terlaporkan? Sungguh miris bukan?
Contoh kasus yang baru saja terjadi mengutip dari TribunJabar.id yang terjadi pada seorang santri di Kecamatan Cisayong Tasikmalaya dimana korban awalnya dituduh melakukan pencurian akan tetapi korban membantah lalu pelaku melakukan kekerasan hingga punggung dan wajah korban terluka. Ada pula yang sangat viral pembullyan di SMP Plus Baiturrahman yang melakukan kekerasan kepada temannya dengan memakaikan helm lalu dipukul dan ditendang hingga korban jatuh pingsan. Selain itu, mengutip dari okezone.com bahwa terjadi kasus kekerasan yang dilakukan siswa SD di Malang hingga menyebabkan pendarahan otak bahkan sampai saat ini masih menjalani perawatan lanjutan di dokter saraf.
Aksi yang sangat tidak beradab mengutip dari DetikNews.com bahwa ada segerombolan pelajar yang menendang nenek hingga jatuh tersungkur lalu pelaku melarikan diri. Bahkan ada beberapa kasus pembullyan yang hingga mengakibatkan korban meninggal dunia. Itulah beberapa kasus pembullyan para pelajar masih ada ratusan hingga ribuan kasus pembullyan di sekolah baik yang terlaporkan atau yang tidak dilaporkan. Sungguh hal ini sangat miris padahal pelajarlah masa-masa emas yang seharusnya digunakkan untuk hal yang produktif dan bermanfaatLalu apa sih penyebab dari ribuan kasus kekerasan tersebut?
Semua orang baik anak kecil, remaja, ataupun orang dewasa melakukan hal yang telah ia peroleh informasi terkait hal tersebut. Misalnya seseorang bertutur kata lembut pasti ia terbiasa mendengar, melihat, dan mengonsumsi perkataan-perkataan lembut pula sehingga secara otomatis otak mereka merekam perkataan lembut dan wajar jika perilakunya sama seperti apa yang biasa ia rekam dalam otaknya. Hal tersebut juga berlaku pada perilaku bullying, seorang anak yang melakukan tindakan bullying tidak ujug-ujug melakukan bullying tapi mereka terbiasa merekam hal-hal yang mendorong untuk melakukan bully.
Mereka terbiasa mendengar, melihat, dan merasakan hal-hal yang bisa mendorongnya untuk melakukan bullying kepada temannya. Entah itu dari keluarganya, dari tontonannya baik di gadget atau secara langsung, dan informasi-informasi lainnya. Oleh karena itu sikap bullying ini terjadi karena konsumsi otak mereka dan kebiasaan yang mereka lihat.
Selain itu, pemikiran-pemikiran asing yang saat ini sudah menggerogoti pemikiran kaum muslim juga sangat berkontribusi dalam mendorong untuk melakukan bullying. Seperti liberalisme, sekulerisme, kapitalisme, dan lainnya. Pemikiran-pemikiran tersebut menempatkan bahwa puncak kebahagian dalam hidup yaitu ketika bergelimang materi yang bersifat duniawi saja. Sehingga standar bahagia mereka adalah saat banyak uang, kaya, cantik, berkuasa. Pemikiran ini sudah tertanam lama mulai dari pendidikan SD yang menekankan pentingnya nilai kuantitas daripada kualitas, mementingkan apa yang terlihat dengan mata. Semakin tinggi nilainya dianggap semakin sukses siswanya. Sejak kecil pula kita dididik agar belajar kita saat ini untuk mendapat pekerjaan yang menghasilkan banyak uang. Maka wajar jika siswa saat ini melakukan bullying karena ingin mendapat kekuasaan.
Sangat berbeda jika mereka terbiasa dengan pendidikan berdasarkan islam dimana sejak kecil siswa diajarkan akidah bahwa kita hidup hanya untuk beribadah kepada Allah untuk meraih ridhoNya yaitu dengan menjadi muslim yang menaati seluruh perintah Allah. Lalu dunia hanyalah tempat kita mencari amal shalih bukan tempat bersenang-senang. Sehingga mereka berlomba-lomba untuk menjadi hamba yang taat bukan fokus kepada kesenangan pribadi dan materi. Pendidikan dalam islam juga mengajarkan Al-Qur’an bukan hanya untuk dipelajari tapi untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari. Karena sejatinya manusia ialah makhluk yang pastinya ada Penciptanya. Sama halnya dengan HP yang memiliki buku petunjuk agar HP tidak gampang rusak, manusia yang diciptakan Allah pun juga sudah diberikan buku petunjuk yang sangat lengkap agar manusia tidak rusak, baik rusak secara individu hingga tataran masyarakan dan negaranya.
Dalam Islam tidak hanya pendidikan yang diatur tapi juga aspek ekonomi, bernegara, sosial, dan lainnya semua sudah diatur dalam Islam. Oleh karena itu, apabila aturan-aturan Islam ini diterapkan secara keseluruhan maka semua masyarakat hingga siswa dan anak-anak pun akan terarah ke jalan yang telah diberikan Sang Pencipta manusia. Sehingga kekerasan dalam keluarga, lingkungan yang toxic, hingga tontonan yang buruk di gadget sangat kecil kemungkinannya bisa diperoleh oleh para siswa sehingga keinginan untuk bullying juga sangkat kecil.
Menjalankan seluruh perintah Allah itu wajib dalam surah Al-Baqarah ayat 208 Allah berfirman “Wahai orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh ia musuh yang nyata bagimu“
Seluruh aturan Allah tidak mungkin bisa diterapkan dalam sistem demokrasi karena asas demokrasi adalah dari rakyat bukan dari Allah. Apalagi di demokrasi saat ini sudah disusupi oleh pemikiran kapitalis yang level kebahagiaan diukur hanya dalam taraf materi, liberalis yang seluruh rakyat bebas melakukan apapun, dan sekuleris yang memisahkan agama dengan kehidupan dan tidak menerapkan seluruh aturan agama. Seluruh aturan dalam islam yang sebagai petunjuk agar manusia tidak rusak, hanya bisa diterapkan dalam negara sengan sistem Islam yaitu Khilafah Islamiyah.
Oleh: Elinda Budinarianti
Aktivis Muslimah
0 Comments