Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Matinya Naluri Kemanusiaan di Tengah Meningkatnya Kemiskinan


TintaSiyasi.com -- Sungguh miris, di tengah banyaknya rakyat yang makin sempit hidupnya, segelintir orang membeli mobil mewah. Ini membuktikan jika rasa empati atau naluri kemanusiaan hanya sebatas di mulut saja. Karena pada kenyataannya kemiskinan makin meningkat tanpa ada kepedulian dari kalangan atas dan penguasa itu sendiri. 

Mengutip World Population Review, Indonesia masuk dalam urutan ke-73 negara termiskin di dunia. Pendapatan nasional bruto RI tercatat US$3.870 per kapita pada 2020. Sementara, mengutip gfmag.com, Indonesia menjadi negara paling miskin nomor 91 di dunia pada 2022.

Kemiskinan juga diperparah dengan penilaian mengenai materi. Hal ini diukur dengan produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP) dan purchasing power parity (PPP) atau keseimbangan kemampuan berbelanja. Tercatat, angka PDB dan PPP RI sebesar US$14.535.

Bank Dunia (World Bank) mengubah batas garis kemiskinan. Hal ini membuat 13 juta warga Indonesia yang sebelumnya masuk golongan menengah bawah menjadi jatuh miskin (CNNIndonesia.com).

Ketimpangan makin nyata di tengah kehidupan, bahkan kapitalisme telah sukses mematikan naluri kemanusiaan orang-orang kaya. Mereka lebih menikmati kehidupan mewahnya dengan membeli mobil-mobil mewah limited edition.

Inilah didikan sistem kepemimpinan yang berjalan saat ini. Ketimpangan masyarakat makin nyata dan memprihatinkan. Sedangkan didalam harta mereka terdapat harta rakyat yang kurang mampu, miskin, dan yatim-piatu. Seharusnya diberikan kepada mereka, sebab harta itu hanya titipan Allah semata. Yang sewaktu-waktu bisa Allah ambil kembali tanpa permisi. 

Kapitalisme melahirkan orang-orang tamak akan kekayaan yang tidak seharusnya menjadi milik pribadi yakni SDA, berupa air, barang tambang, dan hasil hutan. Mereka menguasai semuanya sedangkan rakyat hanya menikmati sisa-sisa dan sulit pula untuk didapatkan. Bagaimana rakyat Indonesia bisa makmur dan sejahtera jika kepemilikan mereka dirampas untuk kepentingan pribadi. 

Tapi memang inilah cara kapitalisme mencari keuntungan dari setiap properti negeri ini, apalagi asas kebebasan yang melekat kuat dalam kepemimpinan mematikan naluri kemanusiaan terhadap rakyat. Bahkan rakyat juga dijauhkan dari agama sendiri yakni islam kaffah. 

Mereka tau bahwa sistem Islam yang menerapkan aturan secara kaffah/menyeluruh mampu mensejahterakan dan memakmurkan rakyat, menghidupkan kembali naluri manusia, menjamin keamanan dan mampu mengelola SDA untuk kemaslahatan umat. Sehingga negeri ini bisa keluar dari zona kemiskinan dan kematian naluri.

Jelas ini akan menghentikan tujuan mereka memperkaya diri dari kepemilikan umum yang saat ini sedang mereka rasakan. Mereka ialah orang-orang yang haus akan materi tanpa perduli cara yang diperolah haram atau halal. Sebagai seorang Muslim harusnya kita tidak perlu takut untuk mengkaji Islam secara kaffah agar kita mampu terjaga naluri dan keimanan. 

Dalam sebuah hadis yakni, "Dari Nu'man bin Basyir, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda, perumpamaan orang-orang Mukmin dalam saling mencintai, menyayangi dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panar (ikut merasakan sakitnya) (HR.Bukhari dan Muslim).

Inilah cara Islam menguatkan naluri kemanusiaan agar tetap terjaga. Tetap saling mencintai, mengasihi, menyayangi tanpa dibatasi oleh derajat dan kekayaan. Semuanya sama, sama-sama saudara se-Muslim. 

Islam menjaga agar naluri kemanusiaan tetap terjaga melalui berbagai kewajiban syariat yang telah ditetapkan, bahkan menjadikannya sebagai amal kebaikan. Hal ini hanya akan terwujud ketika negara menjaga umatnya terikat dengan hukum syarak dan juga menerapkan syariat secara nyata dalam kehidupan. 

Maka sistem Islam bernama Khilafah Islamiah yang akan menerapkan syariat secara nyata dengan penuh tanggung jawab. Karena tugas khalifah ialah mengurus urusan umat. Mulai dari sandang, pangan, papan. Apalagi saat ini kemiskinan dan kematian naluri menghantui umat. 

Maka hal pertama yang harus dilakukan ialah memperbaiki aqidah umat menjadi berkepribadian Islam kaffah dibarengi dengan pembenahan tata kelola SDA untuk mengurangi kemiskinan. []


Oleh: Sarinem
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments