Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Islam Menjamin Pemenuhan Gizi Keluarga

TintaSiyasi.com -- Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor penting adalah pemenuhan gizi keluarga. Tak dapat dipungkiri, sebagian keluarga Indonesia dihadapkan dengan keadaan yang sulit dalam menggapai hal ini. Semuanya berujung pada kemiskinan yang menghantui mereka.

Pemerintah Mengingatkan Pemenuhan Gizi Keluarga

Negara melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pemenuhan gizi keluarga agar mampu mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan, sangat perlu bagi setiap keluarga untuk memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang ditunjang dengan pemenuhan gizi seimbang dengan nutrisi yang optimal. Pemenuhan gizi keluarga ini dapat dijalankan dengan memperhatikan kandungan makronutrien, seperti karbohidrat, protein dan lemak, juga mikronutrien, seperti vitamin dan mineral serta air. 

Ajakan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat sejalan dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang telah dicanangkan oleh pemerintah sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam rangka mendorong masyarakat untuk mengutamakan paradigma sehat yang promotif dan preventif. Germas ini meliputi tujuh langkah yaitu aktivitas fisik, makan buah dan sayur, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, menjaga kebersihan lingkungan, dan menggunakan jamban. (Republika.co.id, 16/10/2020)

Tentu saja, setiap orang tua pastilah berkeinginan untuk menghadirkan pola hidup sehat dengan menghadirkan konsumsi asupan gizi yang mencukupi untuk setiap anggota keluarganya, terlebih jika memiliki anak. Hanya saja, di era saat ini, ternyata hal ini tidak mudah untuk dijalankan mengingat masyarakat saat ini dihadapkan dengan kenaikan harga beberapa komoditas pangan utama. Sehingga, impian untuk menghadirkan konsumsi penuh gizi tentu saja bukan satu hal yang mudah untuk direalisasikan. Ancaman kemiskinan yang menghantarkan pada ketidakmampuan memberikan pangan yang layak dan penuh gizi menjadi penyebab hal ini.

Misalnya keinginan untuk mengkonsumsi daging sebagai sumber protein hewani di mana inilah salah satu gizi yang amat dibutuhkan pada pertumbuhan anak. Sebagaimana yang diseru Allah Swt di dalam surat Al-An’am ayat 118 yang artinya, 

“Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya.” Hanya saja, keinginan ini ternyata tak sejalan dengan kenyataan yang ada. Harga daging berada pada kisaran harga yang tinggi yang tak dapat dibeli oleh sebagian masyarakat"

Islam Menjamin Pemenuhan Gizi Keluarga

Pada saat Umar bin Khattab menjadi khalifah kedua pengganti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Khalifah pada saat itu menemukan bayi yang sedang menangis. Seketika, Khalifah Umar menyuruh sang ibu untuk segera melakukan sesuatu untuk mendiamkan si bayi. Sang ibu lantas menjawab bahwa si bayi sedang dalam proses penyapihan sehingga sering menangis. Ibu itu lantas melanjutkan bahwa si bayi sebenarnya belum genap dua tahun, masa selesainya persusuan sehingga layak untuk disapih. Hanya saja, sang Ibu mengatakan bahwa untuk mendapatkan santunan dari negara-lah ia melakukan hal tersebut. Karena santunan bayi diberikan kepada bayi yang sudah disapih saja. Mendengar perkataan ibu tersebut, seketika Khalifah Umar menyampaikan keputusannya bahwa mulai saat itu, santunan untuk bayi diberikan kepada semua bayi, baik yang sudah disapih atau pun yang belum.

Cuplikan kisah ini hanyalah salah satu dari sekian banyak bukti yang menggambarkan komitmen negara dalam memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan rakyatnya, salah satunya adalah untuk bayi atau anak-anak. Negara yang berlandaskan hukum Islam akan menganggap bahwa penguasa adalah pelayan rakyat yang memiliki tanggung jawab untuk menghadirkan kemaslahatan kehidupan bagi mereka. Sehingga, apa yang dilakukan bertujuan untuk menggapai hal ini.

Demikian pula dengan pemenuhan gizi keluarga, negara berkomitmen menghadirkan kemudahan bagi setiap orang tua untuk mampu memenuhi kebutuhan gizi ini. Misalnya dengan kemudahan pencarian kerja bagi sang ayah sehingga ayah mampu memenuhi nafkah keluarga yang salah satunya adalah untuk makan. Negara juga menjamin mudahnya akses pemerolehan bahan pangan dengan harga yang terjangkau. Hal ini tentu terkait dengan sistem ekonomi negara yang juga berlandas pada aturan Islam yang mengatur pasar dan segala hal terkait dengannya. 

Bagi pihak yang merasa kesulitan dalam hal ini, negara tidak tinggal diam atau hanya memberikan seruan kosong tanpa kerja nyata. Negara aktif mengontrol hal ini agar setiap bayi terpenuhi asupan gizinya demi tumbuh kembang yang maksimal. Karena bayi ini adalah calon generasi yang kelak menjadi asset bagi negara dan juga Islam. 

Inilah komitmen yang dimiliki negara dengan berlandas kepada Islam. Hal ini sangat jauh dengan fakta yang ada sekarang. Negara seakan hanya memberikan seruan kosong tanpa ada kerja nyata menghadirkan kemudahan bagi keluarga untuk mampu memenuhi gizi bayi atau anak-anak. Tentulah menjadi impian untuk hidup dalam sistem Islam yang mengutamakan kemaslahatan rakyatnya. Wallahu’alam bissawab

Oleh: Rochma Ummu Arifah
Aktivis Muslimah

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments