TintaSiyasi.com -- Menanggapi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kaget melihat harga kebutuhan pokok tinggi, Analis Politik dan Media Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Hanif Kristianto mempertanyakan, mengapa baru tahu.
"Saya juga lebih kaget lagi kenapa beliau kagetan begitu ya. Kenapa baru tahu juga. Jadi saya lebih kaget lagi ya. Kasih solusi tuntas untuk kesejahteraan rakyat!" ungkapnya dalam Live Kabar Petang YouTube Khilafah News bertajuk Harga-harga Meroket, Mendag Syok, Inflasi di Depan Mata? Selasa (21/6/2022).
Sebelumnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi di beberapa media sudah menyatakan, "Kita seperti diinjak-injak seperti keset karena dengan naiknya harga kebutuhan pokok, pangan, dan lain sebagainya." Kemudian kini Zulkifli Hasan terkaget ketika sidak ke pasar-pasar.
Padahal pemberitaan atau informasi itu sudah beredar lama. "Memang kalau kita teliti juga kaitannya dengan ketergantungan impor pangan, ini bisa jadi salah satunya akibat dari konflik Rusia-Ukraina. Hal tersebut juga menjadi salah satu pemicu dengan naiknya harga bahan pokok yang bersumber dari impor. Jadi, tidak saja hanya persoalan mahalnya harga pangan," katanya.
Hanif mengungkapkan ini juga kaitanya dengan pengaruh ekonomi global yang menjadi salah satu indikatornya. Apalagi selama ini menteri perdagangan masih menjadi regulator dan juga negara sendiri masih menjadi regulator, belum sampai pada tataran eksekutor yang itu mengurusi urusan rakyat.
Menurut Hanif, yang sering dilakukan oleh negara ini kadang-kadang solusi-solusi yang cenderung pragmatis, misalnya kebijakan operasi pasar untuk stabilisasi harga kebutuhan pokok. "Mungkin dirasa ini cukup efektif namun tidak menyelesaikan persoalan. Bagaimana rantai-rantai makanan kemudian pasokan-pasokan bahan pangan itu juga menjadi tersedia di pasaran. Ini yang perlu kita cermati," katanya.
Hanif berpesan, kalau belum bisa memberikan solusi akui saja, apalagi kalau memang masih memiliki kelemahan-kelemahan. Tetapi sebagai penguasa atau Kementerian berikanlah solusi yang terbaik untuk rakyat di negeri ini.
"Okelah kalau ini memang kementerian perdagangan tidak bisa menyelesaikan sendiri, namun jangan sampai hati rakyat itu terluka kembali kan gitu ya," tuntasnya.[] HN/Ika Mawarningtyas
0 Comments