TintaSiyasi.com -- Mengkritisi wacana pemindahan ibu kota negara (IKN), Ketua Komite Khittah Nahdlatul Ulama (KKNU) Kiai Abdul Wahid Mu'in mengatakan alasan ia kurang menyetujuinya.
"Pertama, KKNU kurang setuju IKN dipindah di Kalimantan," katanya dalam Audiensi Dan Pernyataan Sikap Tolak IKN Agenda Oligarki, Jumat (28/1/2022) di gedung DPRD Jawa Timur dan YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.
Ia khawatir akan seperti Angola, Pakistan dan sebagainya. "Kedua, negara ini tergantung leader-nya," tegasnya. Apa yang ditanam itu yang di dapat, katanya, leadership yang bagus akan menghasilkan negara yang bagus.
"Tidak akan ada yang mampu mengubah keadaan ini. Hanya Allah yang bisa mengubah ini," tukasnya.
Selanjutnya Gus Abdul Rozak Sekjen KKNU, menjelaskan, "Jadi, memang benar kami mewakili NU Khittah dalam rangka UU IKN ini ya memang kurang setuju."
Gus Abdul menyampaikan, menyitir suatu sumber dari kelompok diskusi dan kajian opini publik Indonesia, tanggal 19 Desember 2021. Dalam diskusi tersebut disampaikan bahwa 61,9 persen orang tidak setuju ibu kota pindah. Salah satu alasan terbesar adalah karena 35,3 persen pemborosan anggaran. Hal itu yang paling ingin ia sampaikan. Gus Abdul memgungkapkan datanya sudah ada, pada audiensi ini tadi sudah disampaikan oleh pakar-pakarnya tentang alasan rincinya.
"Jadi, itu saja dari saya. Jadi kami atas nama NU Khittah juga kiai-kiai dari kami juga memang kurang setuju," tutupnya.[]HN
0 Comments