Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنْ تَجْتَنِبُوْا كَبٰٓئِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَنُدْخِلْـكُمْ مُّدْخَلًا كَرِيْمًا
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 31)
Manusia tempatnya salah dan lupa. Begitu Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda. Namanya juga manusia, bukan malaikat. Maka manusiawi lumrah jika melakukan salah dan lupa. Tetapi,
hadis ini tak boleh menjadi pemakluman bagi manusia untuk melakukannya dengan 'sengaja'. Justru hadis ini menjadi pengingat bagi manusia untuk senantiasa berhati-hati agar tidak tergelincir dalam kesalahan.
Apalagi setan laknatullah sudah berikrar akan selalu menggoda manusia. Mereka akan berusaha menjerumuskan manusia ke neraka bersamanya. Maka, berhati-hatilah terhadap tipu daya setan yang ingin agar kita melakukan dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil.
Dosa kecil janganlah kita meremehkannya. Dosa-dosa kecil yang dilakukan berulang kali sama bahayanya dengan dosa besar. Dosa besar, apalagi. Harus benar-benar kita jauhi. Dosa-dosa tersebut adalah:
1. Syirik, menyekutukan Allah
2. Meninggalkan shalat
3. Durhaka terhadap orang tua
4. Zina
5. Harta haram, rezeki haram
6. Minum minuman keras, mabuk mabukan
7. Memutuskan tali silaturahim
8. Berbuat kebohongan, saksi palsu
9. Kikir, pelit
10. Bergunjing
Dosa-dosa besar di atas hampir semuanya kita temui ada di sekitar kita.
Kesyirikan masih nyata, meski di era digital saat ini. Beberapa waktu yang lalu, bahkan pejabat negeri ini mempertontonkannya di depan dunia internasional. Bagaimana dia mengutus seorang pawang hujan beraksi menolak datangnya hujan di ajang balapan internasional yang dilakukan di Indonesia. Sungguh ironi.
Belum lagi kesyirikan secara ideologis. Bagaimana ideologi sekuler kapitalis di-Tuhan-kan, dipuja-puja, bahkan diterapkan mengalahkan posisi syariat Islam.
Sementara itu, ada sebagian umat Islam yang dengan sengaja meninggalkan kewajiban shalat. Padahal, shalat adalah tiangnya agama. Shalat adalah pembeda antara orang Islam dan kafir. Shalat adalah kewajiban yang pertama kali dihisab di hari kiamat.
Belum lagi kasus zina yang yang sudah dianggap biasa, korupsi yang merajalela, minuman keras, kebohongan, kesaksian palsu, dan lainnya. Sungguh nyata terjadi di sekitar kita.
Begitu banyak dosa besar yang dilakukan. Wajar jika masalah demi masalah seolah tak habis menerpa umat Islam. Saatnya umat Islam berbenah secara individu, masyarakat, dan negara. Karena dosa-dosa besar di atas juga akibat kesalahan sistemis. Sehingga harus ada muhasabah secara revolusioner.
Sungguh, umat Islam butuh sistem yang bisa menjaga keimanan dan ketakwaan individu dan masyarakatnya agar terjauh dari dosa-dosa besar. Sistem tersebut pastinya datang dari Sang Maha Pencipta dan Pengatur manusia yakni sistem Islam.
Wallahu a'lam bishshowab
Oleh: Salma
(Aktivis Dakwah)
0 Comments