TintaSiyasi.com -- Lagi, penemuan mayat hingga tinggal kerangka ditemukan. Kali ini terjadi di Perumahan Bukit Cinere, Depok. Seorang ibu berinisial GAH (68) dan anaknya DAW (38) ditemukan telah menjadi tulang belulang di rumah mereka.
Penemuan jasad kedua orang tersebut berawal ketika panitia acara jalan santai RT setempat berencana untuk mengajak GAH. Namun timbul kecurigaan tatkala melihat pagar digembok , dan petugas kemanan setempat yang diberikan laporan kemudian memeriksa keadaan rumah tersebut.
Dan benar saja ternyata mereka mencium bau bangkai dari dalam rumah . Setelah petugas keamanan melaporkan ke petugas kepolisian setempat, akhirnya ditemukanlah ibu anak itu dalam kondisi sudah menjadi tulang belulang di kamar mandi. Polisi menduga mereka sudah meninggal selama satu bulan.
Sungguh tak habis pikir, bagaimana lingkungan sekitar sampai tidak mengetahui apa yang terjadi pada salah satu warga mereka. Apalagi di era serba digital seperti sekarang, apakah sama sekali tidak ada komunikasi dengan keluarga besarnya, temannya, atau lingkungannya? Acara bulanan seperti pertemuan PKK, Dama, urusan iuran bulanan dsb, harusnya kan melibatkan orang-orang di sekitar? Astagfirullaah, tetangga masa gitu? Tidak punya teman kah? Hubungan dengan saudara, bagaimana? Benarkah masyarakat kini telah terjangkit virus sekuler individualistik?
Ketika Hidup dalam Cengkraman Sistem Sekuler
Tragedi meninggal satu keluarga di dalam rumah hingga baru diketahui dan ditemukan setelah sekian lama adalah potret kehidupan di bawah cengkraman sistem sekuler.
Sistem sekuler yang memisahkan aturan agama dengan kehidupan menciptakan masyarakat individualisme, mengutamakan materi dan menomorsatukan kenyamanan diri sendiri. Sistem ini juga merusak hubungan sosial dan kepedulian antara satu sama lain, tak hanya dengan tetangga lingkungan sekitar namun telah masuk dalam ranah keluarga. Demikianlah, dalam sistem sekuler masyarakat dianggap hanya terdiri dari individu -individu saja. Jika urusan individu selesai, maka masyarakat akan hidup bahagia dan sejahtera. Negara dengan sistem sekuler hanya fokus pada kepentingan individu. Hidup bertetangga dalam sistem sekuler yang individualis sungguh membawa malapetaka.
Islam Mengatur Hubungan Manusia dengan Manusia Lainnya
Berbeda dengan sistem Islam, dalam Islam hubungan bermasyarakat tidak dipandang sebagai interaksi sosial semata, namun bagaimana hubungan tersebut terkait dengan aturan dan keimanan. Karena dalam Islam, masyarakat adalah terdiri dari kumpulan manusia, perasaan dan peraturan yang terkait dengan syara.
Imam Al Qurthubiy dalam kitabnya Al Jaam’i Ahkam Al -Qur’an Juz 5/188 konsep bertetangga berdasarkan hadist hasan dari Mu’adz bin Jabal ra berkata, “Kami bertanya kepada Rasulullah, wahai Rasulullah apa hak tetangga itu? Rasulullah SAW menjawab, 'jika ia berutang kepadamu maka berilah dirinya utang, jika ia meminta bantuan, bantulah ia, jika ia membutuhkan sesuatu, berilah ia, jika ia sakit maka kunjungilah, jika ia mati maka selenggarakanlah jenazahnya, jika ia mendapatkan kebaikan bergembiralah dan ucapkanlah suka cita kepadanya, jika ia ditimpa musibah turutlah sedih dan berduka. Apabila kalian memahami apa yang aku katakan kepada kalian bahwa hak tetangga tidak akan pernah ditunaikan kecuali oleh sedikit orang yang dikasihi Allah.'"
MasyaAllah, begitu sempurna Islam. Tidak hanya mengatur hubungan dengan Al Khaliq dalam beribadah ritual saja namun juga mengatur bagaimana berhubungan dengan manusia lainnya, dalam hal ini berbicara tentang konsep bertetangga.
Nah apabila konsep ini dipahami , kemudian diterapkan baik oleh individu, masyarakat maupun negara maka tragedi seperti berita kematian di Depok di atas tidak akan terjadi.
Maka marilah bersama segera tegakkan sistem Islam di tengah kehidupan ini, tinggalkan sistem sekuler yang hanya membawa malapetaka, agar kesejahteraan dan kebahagiaan bukan lagi sebuah impian, sebagaimana firman Allah Subhanahuwata'ala dalam QS Al A'raf ayat 96, yang artinya:
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
Wallohu’alam Bishowwab
Oleh: Atik Kurniawati (Aktivis Muslim)
0 Comments