Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Peduli Tetangga Cerminan Iman


TintaSiyasi.com -- Mengenaskan, dua jasad tinggal kerangka ditemukan di sebuah rumah di Perumahan Bukit Cinere Indah, Jalan Puncak Pesanggrahan VIII Nomor 39, Cinere, Depok pada Kamis, 7 September 2023. Dua jasad berinisial
GAH (64 tahun) dan anaknya DAW (38 tahun). Kasus penyebab kematian keduanya tengah diselidiki pihak kepolisian. Informasi yang diperoleh polisi dari tetangga, korban merupakan keluarga tertutup dan jarang berkomunikasi dengan tetangga dan warga sekitar. Terakhir bertemu pada tahun 2021 dan komunikasi terakhir beberapa bulan lalu (tempo.co, 12/9/2023).

Kasus serupa pernah terjadi di Kalideres (10/11/2022), satu keluarga ayah, ibu, anak, dan paman ditemukan tewas kondisi membusuk di sebuah rumah di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres (kompas.com, 8/8/20221).
Kasus penemuan mayat yang sudah membusuk, padahal mereka tinggal di perumahan elit sebagai indikasi kondisi masyarakat kapitalis yang terjangkiti sifat  individualistis.

*Sistem Sekuler Suburkan Individualisme*

Sistem sekuler yakni sistem yang memisahkan agama dari kehidupan melahirkan individu berkepribadian rapuh, hedonis dan individualis. Pendidikan dalam sistem sekuler miskin muatan pembentukan kepribadian. Kurikulum pendidikan hanya mengejar nilai tinggi, modal ketika lulus mendapat pekerjaan dengan gaji tinggi. Individu yang mengukur arti kebahagiaan dan kesuksesan hanya berdasar materi. Maka lahir individu hedonis dan individualis, cuek dan  tidak peka terhadap lingkungan apalagi sebagai agen perubahan.

Prof. Dr. M. Japar, M.Si, dalam bukunya, _Kajian Masyarakat Indonesia & Multikultural Berbasis Kearifan Lokal_ menjelaskan individualisme merupakan paham yang menekankan kemerdekaan individu dalam memperjuangkan kebebasan dan kepentingan. Dalam masyarakat individualis, kepentingan individu lebih dijunjung daripada kelompok, cenderung menentang intervensi negara, badan atau kelompok.

Individualisme merupakan penampakan gharizah (naluri) baqa' . Naluri mempertahankan eksiatensi diri ini kian berkembang dalam sistem sekuler yang menjunjung tinggi nilai liberalisme. Hak asasi manusia harus dijunjung tinggi, wajar lahir individu dengan sikap " elu- elu, gue-gue", ini urusan gue bukan urusan elu,  dan sebagaiya. Maka terbentuk masyarakat cuek, tidak peduli dan tidak peka terhadap amar makruf nahi mungkar. 

 *Islam Mengajarkan Peduli*

Islam mengajarkan kaum muslim agar senantiasa peka dan peduli kepada  manusia sekitarnya. Terlebih manusia sebagai makhluk sosial, pasti membutuhkan interaksi, kerjasama antar sesama.  Islam memerintahkan manusia senantiasa tolong-menolong dalam kebaikan, membantu sesama, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Maidah ayat 2, 

"Tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan."

Tolong menolong tidak terbatas sesama muslim, bahkan dengan non muslim sekalipun. Dengan non muslim, Islam memperbolehkan  bermuamalah, memberi nasihat, menjenguk bila sakit, memberikan materi berupa hadiah atau makanan, memberi nasihat, dan sebagainya,  dengan prinsip toleransi bagimu agamamu, bagiku agamaku.

Peduli terhadap sesama, terlebih tetangga yang tinggal dekat rumah merupakan cerminan iman. Nabi SAW bersabda, 

"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim).

Masyarakat yang peka dan peduli pada sesama dan libgkungannya, hanya lahir dalam sistem yang bernafaskan Islam, berbasis akidah Islam. Masyarakat yang dicelup dengan celupan Islam, akidahnya kuat dan senantiasa terikat dengan hukun syarak. Kondisi yang akan terwujud ketika Islam diterapkan kaffah untuk menata kehidupan manusia secara keseluruhan dalam bingkai khilafah islamiyah.
Wallahu a'lam

Oleh: Ida Nurchayati Sahabat Tinta Siyasi

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments