Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gelombang Kemiskinan Terjang Asia Pasifik, Kapitalisme Gagal Menghadang


TintaSiyasi.com - Definisi Miskin 

Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum. Kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi tersebut meliputi pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Setiap warga negara memiliki kemampuan berbeda-beda terhadap pemenuhan semua aspek diatas. Kemiskinan sangat bergantung terhadap kesejahteraan dari setiap negara.

Kini kemiskinan bisa saja menyerang negara manapun, salah satunya kini kemiskinan ekstrem telah menghadang wilayah Asia Pasific. Diperkirakan 152,2 juta penduduk Asia hidup dibawah kemiskinan ekstrem. Jumlah tersebut meningkat 67,8 juta dibandingkan sebelum pandemic daninflasi tinggi.

Asia Pasifik merupakan wilayah yang mencakup Asia Tenggara, Asia Timur, dan Astralasia. Astralasia adalah sebutan bagi kawasan di Oseania yang mencakup Australia, Selandia Baru, dan pulau-pulau di sekitar Samudra Pasifik, Indonesia termasuk dalam salah satu wilayah Asia Tenggara.


Kutukan Kemiskinan Melanda Indonesia 

Sistem perekonomian yang ada saat ini berbasis kapitalisme telah berhasil mencetak kebutuhan pokok dengan harga yang melambung tinggi sehingga sulit untuk dijangkau oleh masyarakat Indonesia yang rata-rata pendapatannya jauh dari kata layak.

Negara memberikan ruang yang bebas bagi setiap pemilik modal untuk mampu bersaing dalam menyajikan produk usaha mereka, bahkan dalam pemasaran kerap menjadikan kecurangan sebagai sombol perdagangannya. 

Hal ini terjadi akibat setiap pengusaha tidak ingin dirugikan meskipun hanya beberapa rupiah, keuntungan yang menjadi asas dalam jual beli mereka. 

Pemerintah tidak mampu menjadi pengontrol bahkan sebagai pemberi sanksi tegas pada kecurangan yang terjadi, sebab pada dasarnya pemerintah sebenarnya juga diuntungkan dalam hal ini. 

Selain aspek perekonomian tata kelola SDA yang salah juga menjadi faktor yang paling tajam menusuk gerbang kemiskinan. Padahal Indonesia diberkahi kekayaan alam yang melimpah, mulai hutan, lautan batubara, minyak mentah, gas alam, emas hingga berlian. Namun, dengan kekayaan itu tidak mampu membuat negara tersebut menjadi makmur. 

Pengolahan yang secara mutlak dipercayakan kepada negara asing, berbagai alasan menjadi dasar hingga Indonesia memberikan karpet merah yang begitu lebar kepada asing sebagai pengelola tunggal akan hasil alam Indonesia sendiri di antaranya adalah:
Pertama. Karena kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih belum optimal, Indonesia masih kekurangan tenaga ahli yang mampu mengolahannya.
Kedua. Tidak tersedianya teknologi yang memadai.
Ketiga. Tidak memiliki pendanaan yang cukup. 

Atas dasar inilah seluruh kekayaan Indonesia menjadi santapan hidangan terbaik bagi negara asing dengan berpura-pura menyodorkan bantuan untuk Indonesia tetapi niatnya ingin merampok kekayaan bangsa ini.

Beberapa SDA alam milik bangsa ini dikuasai oleh pihak asing seperti emas dikuasi oleh PT Freeport, kemudian minyak bumi dan gas alam dikuasai oleh PT Chevron, bahkan SDA seperti pertanian, perkebunan dan perikanan pun juga dikuasai oleh asing.


Kapitalisme Melahirkan para Penguasa Koruptor

Dari tahun ke tahun terlihat data kenaikan kasus pejabat yang tersandung korupsi terus mengalami peningkatan. Hal ini membuktikan sistem kapitalis tidak mampu menghentikan laju kasus tersebut. Sanksi yang hadir tidak menimbulkan efek jera, sebab di dalam jeruji pun para koruptor bisa berselancar mengepakkan sayapnya untuk mengelola bisnisnya dan mendapatkan fasilitas terbaik di dalam penjara. 

Sitem kapitalis memberikan ruang yang luas bagi para penguasa dalam melakukan praktik ilegalnya bahkan baru-baru ini para napi koruptor bisa kembali mencalonkan diri sebagi pemimpin bangsa ini. Padahal dulunya ia telah mengkhianati negara ini dengan mengambil hak rakyat. 

Dalam pemilihan wakil rakyat sistem kapitalis memprioritaskan orang-orang para pemilik modal besar dan para oligarki untuk menduduki tambuk kekuasaan bukan orang-orang yang memiliki kemampuan terbaik. 


Lapangan Kerja yang Sempit bagi Penduduk Pribumi

Lapangan kerja yang sempit didukung dengan syarat yang begitu ketat pada proses penyaringan pekerja telah memblokade rakyat untuk mendapatkan pekerjaan agar ia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Banyak para warga negara yang harus mengadu nasib ke negeri seberang dengan meninggalkan kewajibannya sebagai ibu atau ayah. Hal ini akan berdampak buruk bagi kelansungan keluarga nantinya. 

Sementara itu negara membuka lebar-lebar tenaga asing untuk bekerja di dalam negeri dengan memberikan kelonggaran setiap syarat ketenagakerjaan. Hal ini akan memberikan kesenjangan sosial dengan warga pribumi.


Sistem Pendidikan yang Berbasis Keuntungan

Orientasi pendidikan ala kapitalisme saat ini telah mengkomersilkan pendidikan dan menyerahkan sepenuhnya kepada swasta telah menyulitkan rakyat dengan biaya yang mahal sehingga tidak semua masyarakat bisa mengenyam bangku pendidikan. 

Kurikulum yang terus berganti-ganti sesuai dengan kepetingan para pejabat telah membuat kondisi pendidikan makin buruk sehingga sistem kapitalis tidak mampu mencetak generasi terbaik untuk negara ini.

Kemauan untuk melanjutkan pendidikan yang makin rendah telah menambah deret kegelapan pembentukan generasi penerus. Generasi saat ini lebih suka menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti hura-hura dan kehidupan yang serba liberal.

Pemerintah enggan memberikan fasilitas pendidikan yang terbaik. Namun masih banyak gedung sekolah yang tidak layak huni. Sebab dalam pembangunannya tidak memberikan manfaat yang besar bagi negara ini. 

Dengan keterbatasan kurikulum dan fasilitas pendidikan tidak akan mampu mencetak generasi terbaik yang nantinya akan menjadi pengelola kepemerintahan di masa yang akan datang. Alhasil, asinglah yang kembali merajai segala SDA yang ada di Indonesia. Rakyat hanya dijadikan sebagai penonton. Tanpa bisa merasakan secuil SDA yang ada. 


Islam Mampu Tuntaskan Kemiskinan 

Seharusnya pemimpin bangsa ini tegas dan tidak mengobral kekayaan bangsa ini kepada negara lain sehingga tidak ada jarak di antara cita-cita ideal yaitu mensejahterakan rakyatnya dengan berbagai program dari pemerintah tersebut dengan realitas yang terjadi.

Islam mampu memberikan pelayanan terbaik bagi umatnya. Setiap sendi kehidupan memiliki aturan yang lengkap dan sempurna. Hanya dengan penerapan Islam kesejahteraan dapat diraih termasuk kemiskinan dapat diminimalisirkan bahkan dihilangkan keberadaannya sebab Islam memiliki upaya-upaya jitu dalam mencapai cita-cita tidak hanya sebatas cerita. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Pertama. Lapangan pekerjaan.

Islam akan akan mendorong setiap lelaki yang telah dewasa untuk mencari pekerjaan yang halal. Negara akan memfasilitasi dengan menyediakan sebesar-besarnya lapangan kerja, sehingga setiap lelaki akan dengan mudah menafkahi tanggungannya baik itu ia seorang kepala keluarga atau anak lelaki dari ibu dan saudara perempuannya.

Jika terdapat lelaki ada yang tidak memiliki modal dalam usaha maka sudah menjadi tanggung jawab negara untuk menyediakannya, seperti menggarap tanah yang tidak dikelola oleh pemiliknya. Sehingga dalam Islam tidak ada tanah yang kosong akan kemanfaatan.

Beda halnya jika seorang lelaki dari kepala keluarga atau anak ia menderita cacat fisik sehingga ia tidak mampu menafkahi keluarganya, maka kewajiban ini sepenuhnya beralih pada negara yang bertanggung jawab untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. 

Negara akan mengkondisikan masyarakat yang mencintai sesamanya dengan tidak merasa kikir dalam berbagi kepada orang yang membutuhkan. 

Kedua. Membasmi koruptor, adanya pemeriksaan kekayaan dalam masa jabatan.

Negara akan melakukan pemeriksaan kekayaan bagi setiap penguasa sebelum, sedang atau sesudah masa jabatannya. Hal ini diharapkan akan meminimalisir praktik kecurangan dalam penyalahgunaan harta kekayaan rakyat. 

Jika dalam praktik kepemerintahannya terdapat penguasa yang terbukti melakukan korupsi maka khalifah akan menindak tegas dengan memberikan sanksi sesuai ketentuan Islam yang tepat. Sanksi yang diberikan akan berdampak jera bagi pelakunya dan membuat orang lain takut melakukan hal yang sama.

Negara akan memilih dan menepatkan para penguasa yang memiliki tingkat ketakwaan dan intelektual terbaik, sehingga ia dengan cerdas mampu mengelola tambuk kepemerintahan sesuai yang Allah atur. 

Para penguasa akan menjadikan ketakwaan yang tinggi dengan rasa takut akan azab Allah jika ia melakukan sesuatu yang menyimpang terhadap amanah kepemimpinannya.

Ketiga. Laju perekonomian yang berbasis kesejahteraan rakyat.

Negara dengan tata kelola keuangan yang berbasis kesejahteraan rakyat akan berupaya sekuat tenaga dalam mengelola semua SDA agar memberikan kesejahteraan bagi umatnya. Hingga tidak ada satupun warga negaranya yang tidak terpenuhi kebutuhan hidupnya. 

Negara akan membagi macam-macam kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan pribadi, umum, dan negara. Dari kepemilikan umum seperti SDA, negara akan mengelola secara mandiri tanpa melibatkan pihak asing untuk bekerja sama, hasil pengelolaan SDA sepenuhnya akan dimanfaatkan untuk umat, mulai dimanfaatkan untuk penyediaan lapangan pekerjaan, hingga hasilnya untuk layanan publik.

Negara akan berupaya semaksimal mungkin menekan angka kemiskinan, seperti yang dilakukan oleh khalifah Umar bin Abdul Azis yang di masanya hingga kesusahaan dalam mencari rakyatnya yang terkategori miskin untuk diberikan bantuan.

Keempat. Menyediakan tenaga ahli dengan pendidikan terbaik.

Pendidikan Islam dalam penyusunan kurikulum senantiasa berlandaskan pada kurikulum berbasis Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tujuan kurikulum ini nantinya akan menghasilkan generasi rabbani yang memiliki kepribadian Islam, handal menguasai pemikiran Islam dan menguasai ilmu-ilmu terapan IPTEK (Ilmu pengetahuan dan Teknologi), serta memiliki keterampilan daya guna dan tepat guna. 

Kurikulum berbasis Islam akan dibentuk dalam setiap jenjang pendidikan mulai dari TK hingga perguruan tinggi yang disesuaikn dengan kapasitas masing-masing. Indikatornya keberhasilannyan adalah setiap anak didik dengan kesadaran penuh ia akan senantiasa terikat pada hukum syarak, dan menjadikan syariat agar tidak terjerat pada kubangan kemaksiatan. 

Dari kurikulum terbaik inilah nantinya generasi muda akan memmberikan dedikasi terbaiknya untuk umat, baik dalam pengelolaan SDA maupun sebagai aparatur negara. []


Oleh: Putri Rahmi D.E., S.ST.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments