Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Remaja dan Harapan Masa Depan Cerah

TintaSiyasi.com -- Perilaku remaja saat ini sangat mengkhawatirkan. Hampir di semua jenis kekerasan dan tindak kejahatan apapun, remaja menjadi bagian darinya. Tawuran, pembunuhan, begal, genk motor, perundungan, narkoba, seks bebas, serta kejahatan lainnya. BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) mencatat, sebanyak 60 persen remaja dengan usia 16 hingga 17 tahun sudah pernah melakukan hubungan intim dengan lawan jenis (jawapos.com, 6/8/2023).

Remaja yang dekat dengan seks bebas akan menuai banyak masalah terhadap masa depannya. Masalah aborsi, penyakit kelamin, kematian karena mengalami resiko melahirkan di usia muda, putus sekolah dan sebagainya. Psikologi Keluarga Nuzulia Rahma Tristinarum mengungkapkan faktor-faktor penyebab mengapa remaja hari ini dekat dengan seks bebas diantaranya, remaja kurang mendapat informasi terkait dampak seks bebas. Tekanan ekonomi juga berkontribusi terhadap mudahnya remaja melakukan seks bebas. Dengan alasan ingin mendapat uang dengan instan mereka akhirnya menjual diri. Lemahnya pengawasan dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat berperan terhadap perkembangan remaja yang cenderung ke arah seks bebas. Adanya ketidakharmonisan keluarga sehingga remaja kurang mendapat perhatian dari orangtua. Tidak adanya peluang waktu efektif untuk membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, membuat remaja mencari perhatian kepada lawan jenisnya (republika.co.id, 16/4/2023).

Usia 16 tahun, saat remaja duduk  di bangku sekolah mereka telah berani berhubungan intim layaknya suami istri. Hal ini menunjukkan kerusakan perilaku remaja yang sangat parah. Nyata, pendidikan seks dan reproduksi yang digadang-gadang sebagai solusi dari maraknya seks bebas di kalangan remaja justru menuai hasil sebaliknya. Dari tahun ke tahun perilaku seks bebas di dunia remaja semakin mengalami peningkatan.

Jika kita telusuri mengapa remaja kita hari ini rusak, adalah karena negeri ini menerapkan pola hidup sekularisme yang merupakan asas dari peradaban kapitalisme. Seluruh aturan yang diproduksi cenderung menjauhi konsep Islam dalam mengatur seluruh aspek kehidupan. Pola pendidikan sekuler kapitalisme membuat remaja lemah iman dan berperilaku bebas. Pendidikan yang jauh dari Islam membuat para remaja jauh dari nilai-nilai kebaikan yang bersumber dari agama. Mereka juga tidak memahami hakekat tujuan hidup mereka. Oleh pendidikan sekuler kapitalisme mereka dibuat puas dengan nilai akademik dan kesuksesan yang hanya bersifat materi. Mereka juga dibentuk menjadi pribadi-pribadi yang individualistik yang puas dengan kesuksesan dirinya sendiri.  

Sangat jauh dengan target pendidikan Islam. Dengan menanamkan pola pikir dan pola sikap islami, para remaja dididik sedini mungkin dengan keimanan. Di usia remaja, mereka akan memahami baik dan buruk. Mereka akan selektif terhadap semua perilakunya. Dengan adanya ketakwaan dalam dirinya,  mereka  akan menimbang mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak. Mereka juga akan pandai memilih konten apa saja yang membawa kebaikan dan juga semua konten yang harus dijauhi demi menjaga kepribadian Islamnya, demi keridhoan orang tua, guru, lebih-lebih agar Allah meridhoi.

Namun penerapan Sistem pendidikan Islam saja tak cukup, harus pula diterapkan sistem kehidupan yang kompeten, yaitu Syariat Islam Kaffah dalam Sistem perintahkan Khilafah. Sebab, mudahnya remaja mengakses konten pornografi melalui industri game online dan aplikasi lainnya, yang  menstimulasi masa menstruasi dan pubertas remaja semakin muda, hanya bisa dihentikan oleh regulasi pemerintah. Para pengusaha yang bebas membuka industri walau diranah yang merugikan kehidupan, dalam Kapitalisme Demokrasi justru mendapat ruang yang luas. Walau negara diuntungkan dari pajak, namun kerugiannya sangatlah besar, bahkan tidak bisa diukur dengan uang.

Apa jadinya nasib remaja di masa depan jika hari ini mereka lebih disibukkan  hanya untuk memenuhi emosi seksualnya saja, di tengah kondisi negara yang hutangnya menumpuk, sumber daya alam dikuasai oleh swasta, pendidikan remaja rendah dan hanya menjadi buruh? Sudah miskin, bodoh, dan terbelakang. Inilah bentuk penjajahan modern. Dan tidak menutup kemungkinan negeri ini akan terjerumus kedalamnya. Na'udzubillah.

Maka untuk mengantarkan remaja pada kehidupan yang layak dan bahkan mampu menjadi remaja tangguh harapan umat adalah dengan menerapkan syariat Islam secara kafah. Dengan hal ini, negara memfokuskan pembangunannya bertopang dari dana umat, yakni sumber daya alam Indonesia yang melimpah. Dengan penerapan Sistem Ekonomi Islam, negara akan mampu mewujudkan kesejahteraan dan keadilan jauh dari iming-iming pengusaha serakah, mengingat besarnya amanah dan tanggungjawab yang dipikulnya. Pemimpin dalam Islam akan memanfaatkan kepemimpinannya untuk menunaikan kewajibannya sehingga semua warga negara terjamin kebutuhan dasarnya, dari sandang, papan, dan pangan. Dengan suasana yang kondusif ini,  remaja yang telah terdidik dengan pendidikan Islam tidak akan mudah  memilih jalan nista untuk memenuhi kebutuhannya dengan menjual diri. Mereka akan berpikir dan mencari alasan seribu kali terhadap perilaku yang akan dijalani. 

Dengan penerapan Islam kafah, seluruh elemen dari keluarga, sekolah, masyarakat dan negara akan melakukan edukasi dan kontrol sehingga sebuah kemaksiatan akan dapat diminimalkan bahkan dihilangkan. Mereka akan saling bahu membahu menjadi umat terbaik yang akan memberi manfaat kepada semua orang demi kebaikan bersama. Khilafah terbukti mampu mengantarkan remaja mengisi estafet kepemimpinan menuju masa depan cerah. Wallahu a'lam bi ash-shawaab.

Oleh: Liyah Herawati
Kelompok Penulis Peduli Umat

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments