TintaSiyasi.com -- Tepat 17 Agustus 2023 kemaren, negeri ini akan memperingati hari kemerdekaannya yang ke 78, uforia kemeriahan kemerdekaan telah nampak dari jauh-jauh hari berbagai perlombaan pun diselenggarakan untuk menyambutnya.
Namun sayang, peringatan Hut kemerdekaan RI Tak ubahnya seremonial semata yang berulang setiap tahunnya. Tidak ada perubahan nyata yang dialami oleh masyarakat justru keadaan masyarakat semakin hari semakin terpuruk.
Jauh panggang dari api, dari tahun ke tahun persoalan yang dihadapi negeri ini bukannya terselesaikan, justru persoalannya semakin hari semakin kompleks. Mulai dari kemiskinan, stunting yang tak kunjung terselesaikan, kenakalan remaja, tawuran, penyimpangan seksual, kekerasan, dan korupsi yang semakin menggurita.
Ditambah lagi berita tentang LPG yang meresahkan, pemerintah berencana akan mencabut subsidi gas LPG 3 kilo dan menggantinya dengan LPG 3 kilo non subsidi yang harganya jauh lebih mahal. Meski baru sekedar wacana, namun dampaknya sudah dirasakan oleh masyarakat yaitu kelangkaan gas LPJ 3 kilo yang membuat masyarakat makin galau.
Seyogianya, berbagai problem yang terjadi di negeri ini buah dari penerapan sistem kapitalisme. Sistem yang hanya mengedepankan asas manfaat, menjauhkan manusia dari sang pencipta, menjauhkan peran agama dalam kehidupan, menjadikan manusia hanya mementingkan kepentingan pribadi, dan menghilangkan keberkahan pada suatu negeri.
Paham liberalisme yang menjunjung tinggi kebebasan dan hak asasi manusia menjadikan manusia bebas tanpa batas, bebas berbuat semaunya meski menabrak norma-norma syariat. Parahnya lagi, para penguasa bebas membuat hukum dan kebijakan, meskipun kebijakan yang diterapkan itu membuat rakyat menderita.
Permasalahan yang ada di negeri ini seperti benang kusut yang mustahil dapat terurai, karena penguasa saat ini masih berpegang teguh pada sistem kapitalis.
Kemerdekaan Hakiki
Memang, negeri telah merdeka dari penjajahan fisik. Namun, tidak dengan pemikiran. Penjajah berhasil menanamkan dalam pemikiran masyarakat dengan ide-ide menyesatkan yang mereka emban, seperti feminisme, nasionalisme, hedonisme, serta cara pandang sekularisme berhasil merasuk dalam diri masyarakat.
Sementara dari segi sumber daya alam, para korporat berhasil menguasai segala sumber daya alam yang ada di Indonesia. Padahal sejatinya, sumber daya alam yang ada adalah hak milik negara, dan dikelola untuk kemaslahatan rakyat. Akan tetapi, kini Rakyat hanya gigit jari karena sumber daya alam telah dimiliki dan dinikmati oleh para oligarki.
Sejatinya, Merdeka bukan saja terbebas dari penjajahan fisik. Tetapi, merdeka dari segi pemikiran, politik, ekonomi, dan pemerintahan. Suatu negeri akan mencapai kemerdekaan hakiki jika penghambaan secara totalitas hanya kepada Allah, melaksanakan hukum- hukum hanya berasal dari Allah. Dan diterapkan secara keseluruhan dalam setiap sendi kehidupan, dari segi ekonomi, pemerintahan, beragama, dan sosial. Serta terbebas dari cengkraman asing dari segala bidang. Pun juga, terjaminnya kesejahteraan dan seluruh kebutuhan masyarakat.
Sebagaimana dicontohkan oleh para khalifah dalam sistem pemerintahan Islam terdahulu, yang menjadikan syariat Islam sebagai satu-satunya sistem yang diterapkan untuk mengatur kehidupan berlandaskan Alquran dan Sunnah. Sehingga, masyarakat terjaga akidahnya, pemikirannya, dan keimanannya, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan serta terpenuhi seluruh kebutuhan pokoknya. Wallahualam Bishawwab
Oleh: Dewi Sartika
Aktivis Muslimah
0 Comments