Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menyoal Hari Anak Nasional

Tintasiyasi.com -- Setiap tanggal 23 Juli menjadi peringatan Hari Anak Nasional (HAN) baru saja diselenggarakan dengan mengusung tema ”Anak Terlindungi, Indonesia Maju”. Peringatan Hari Anak Nasional yang dimaknai sebagai kepedulian seluruh bangsa terhadap anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal. 

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengatakan jumlah penerimaan penghargaan Kota Layak Anak 2023 yang meningkat dimasing-masing kategori dari tahun sebeumlnya mencerminkan komitmen pemimpin daerah mewujudkan pemenuhan hak anak.  

Hal tersebut mencerminkan komitmen dan keseriusan para pemimpin daerah dan pemangku kepentingan lain untuk memastikan terwujudnya pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak diwilayah mereka” kata Bintang Puspayoga.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) telah memberikan penghargaan Kota Layak Anak (KLA) 2023 kepada 360 Kabupaten/Kota, yang terdiri dari 19 kategori Utama, 76 kategori Nindya, 130 kategori Madya, dan 135 kategori Pratama. Ada pula Penghargaan Provinsi Layak Anak (Provila) yang diberikan kepada 14 Provinsi yang telah berhasil mewujudkan Kota Layak Anak (KLA) (Antaranews.com, 23/7/2023).

HAN hanya Sebatas Seremonial

Hari Anak Nasional di Indonesia sudah diperingati sejak tahun 1984 dengan beragam tema, telah banyak penghargaan dan terus meningkat dari tahun ke tahun bahkan terdapat daerah yang mendapatkan penghargaan berturut-turut. 

Namun, kondisi anak di Indonesia sangat memprihatinkan dan jauh dari apa yang diharapkan, apakah persoalan anak benar-benar terselesaikan? Faktanya Indonesia masih memiliki tugas besar dalam menciptakan ruang aman bagi anak, ada stunting dan gizi buruk, kekerasan baik fisik maupun psikis, meningkatnya jumlah anak putus sekolah, sulitnya mengakses layanan kesehatan dan pendidikan karena faktor ekonomi hingga paparan konten negatif yang mudah diakses anak. Persoalan inilah yang menjadi hambatan dalam membentuk generasi berkualitas. 

Hari Anak Nasional terkesan sebatas seremonial belaka. Penyelesaian persoalan bukan hanya sekedar memberi peringatan akan tetapi butuh solusi yang menyentuh akar permasalahan. Akibat penerapan sistem kapitalisme yang melahirkan kebijakan serba kapitalistik.

Angka kemiskinan semakin meningkat yang membuat rakyat sulit memenuhi kebutuhan dasar mereka, akibatnya pendidikan sulit diraih, pemenuhan gizi yang tidak tercukupi, stunting dan kasus kejahatan pada anak terus terjadi karena banyaknya tekanan hidup di dalam keluarga.

Sistem Kapitalis-Sekuler yang menjadikan aturan manusia diatas segala-galanya, menjadikan manusia kehilangan kendali karena disetir oleh hawa nafsunya. Peran Tuhan tidak lagi diperdulikan. Akibatnya kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak mampu memberikan solusi tepat bahkan menimbulkan persoalan baru.

Islam Melindungi Anak

Anak adalah harapan masa depan bangsa. Peradaban gemilang dibentuk oleh generasi berkualitas. Menjadi tugas negara mewujudkan hal tersebut, pemenuhan segala kebutuhan dan jaminan perlindungan seluruh rakyatnya termasuk anak-anak.

Berbeda dengan sistem kapitalisme sekuler, Islam memiliki solusi tuntas dalam menyelesaikan problem anak hari ini. Diantaranya;

Pertama, penanaman akidah yang kuat pada tiap individu. Termasuk memaksimalkan peran ayah dan ibu ketika mendidik anak dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 

Kedua, masyarakat yang senantiasa beramar ma’ruf nahi munkar, saling mengingatkan dan mengontrol perilaku masyarakat dari keburukan dan kemaksiatan, sehingga tercipta lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak. 

Ketiga, tugas negara memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan jaminan perlindungan bagi rakyatnya. Negara akan menyiapkan lapangan kerja bagi para ayah untuk mencari nafkah bagi keluarganya sehingga para ibu akan memfokuskan diri mengurus rumah tangga dan mendidik, membimbing, mengasuh anak. 

Penerapan sistem Pendidikan Islam menjamin Pendidikan anak terpenuhi secara gratis, sehingga mampu membentuk generasi berkepribadian Islam dan berakhlak mulia.

Bagi para pelaku kekerasan, negara menetapkan aturan dan sanksi tegas yang akan memberikan efek jera bagi pelaku, sehingga meminimalisir terjadinya berbagai kejahatan dan mencegah agar tidak terulang kembali.

Alhasil dari penerapan sistem Islam, melahirkan anak berkualitas bagi masa depan negara yang pastinya akan membawa keberkahan. Wallahu a’lam bisshowab.[]

Oleh: Nayla Shofy Arina 
(Pegiat Literasi)

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments