Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

KKN: Harapan Semu Penyelesaian Problem Masyarakat, Mana Peran Negara?

Tintasiyasi.com -- Bulan Juni-Agustus, dunia perguruan tinggi disibukkan dengan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN). Kuliah kerja nyata merupakan suatu program yang diwajibkan oleh universitas untuk mahasiswanya sebelum memperoleh gelar sarjana, meskipun ada juga beberapa universitas yang tidak lagi mewajibkannya.

Kegiatan KKN ini merupakan suatu wadah untuk mahasiswa terjun langsung ke masyarakat. Mereka ditugaskan di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu untuk melakukan program pengabdian sebagai aksi nyata dari mahasiswa untuk masyarakat.

Di Universitas Airlangga, sebagai salah satu universitas negeri terkemuka di Indonesia, kegiatan ini dibagi menjadi 4 bidang garap. Di antaranya ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan pendidikan. Mahasiswa diarahkan untuk mencari problem yang ada di masyarakat suatu desa/kelurahan dan ditugaskan untuk membuat program kerja sebagai solusi terhadap permasalahan yang ada.

Dari sinilah, tentunya masyarakat memiliki harapan kepada mahasiswa untuk memecahkan masalah yang ada. Masyarakat berharap, mahasiswa dapat mengatasi atau minimal mengurangi masalah yang ada di masyarakat melalui program kerja yang dilaksanakan. Mahasiswa dituntut untuk mampu melakukan sesuatu yang sebenarnya bukan tanggung jawabnya.

Memang benar, KKN menjadi sarana bagi mahasiswa untuk terjun langsung ke masyarakat, menerapkan ilmu yang telah mereka kuasai dari bangku perkuliahan. Namun pertanyaannya, bukankah sejatinya permasalahan masyarakat merupakan tanggung jawab pemerintah? Bukankah mengatasi kemiskinan, ketimpangan sosial adalah tugas negara? Bukankah kesehatan dan pendidikan seharusnya menjadi suatu kebutuhan pokok tiap individu yang harus dipenuhi oleh negara? 

Namun hari ini, negara bahkan dunia sedang mengalami krisis multidimensi. Ya, permasalahannya sudah menggunung, bergerombol seperti benang yang ruwet. Mulai dari krisis ekonomi, rendahnya angka kesehatan, pendidikan yang tidak terjamin, bahkan perubahan iklim yang kian ganas.

Semua ini semata-mata disebabkan oleh adanya sistem kapitalisme-liberalisme yang rusak dan merusak. Sistem ini bukan hanya sistem yang rusak, namun dapat merusak tatanan kehidupan. Maka tidak heran bila pemerintah tidak berhasil untuk mengatasi permasalahan yang dialami masyarakat.

Pemerintah hanya bisa memberikan solusi tambal sulam atau bahkan lepas tangan. Semua ini terjadi karena permasalahan yang ada hanya diatasi pada percabangannya. Padahal seharusnya krisis multidimensi seperti ini harus diatasi dari akar permasalahannya, yaitu sistem kapitalisme-liberal.

Ketidakberhasilan pemerintah inilah yang membuat masyarakat mengalihkan harapannya. Yang seharusnya mensejahterakan masyarakat adalah tugas negara, masyarakat alihkan harapannya kepada muda-mudi berpendidikan tinggi ini. Namun coba kita lihat, apakah generasi ini layak untuk dijadikan harapan? Pada kenyataannya, mereka juga korban dari sistem hari ini.

Berapa banyak berita miring yang berterbangan karena ulah mahasiswa KKN? Mereka yang ternyata melakukan hal-hal tak bermoral dalam kurun waktu KKN, perzinahan, hingga diusir warga karena dianggap tidak sopan. Media sosial pun ikut ramai, dengan konten-konten kurang bermanfaat dari mahasiswa KKN, mulai dari adanya cinta lokasi alias cinlok sampai simulasi berumah tangga.

Tidak menutup kemungkinan juga, bahwa mahasiswa hanya sekedar melakukan tugas, menggugurkan kewajiban tanpa memikirkan apakah kegiatannya dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat. Bukankah laporan bisa dimanipulasi?

Maka suatu kesalahan besar bila masyarakat meletakkan harapan kepada para mahasiswa ini. Karena sejatinya, KKN seharusnya bukan menjadikan mahasiswa sebagai panjang tangan bagi pemerintah tetapi sebagai sarana belajar. Mahasiswa belajar dari masyarakat dan sebaliknya, masyarakat belajar dari mahasiswa.

Sebagai generasi muda muslim, memang sudah sepatutnya untuk mengetahui dan menguasai problematika masyarakat, problematika umat. Generasi muda, mahasiswa, memang harus berperan penting dalam perubahan ke masa depan yang lebih sejahtera. Namun caranya bukan seperti ini.

Karena problem yang ada merupakan problem sistemik, maka yang dibutuhkan adalah solusi yang sistemik pula. Satu-satunya solusi yang dibutuhkan adalah dengan sistem Islam. Mengapa? Karena Islam bukan hanya sebatas agama. Islam adalah suatu ideologi yang datang dari pencipta alam dan manusia. Islam hadir sebagai solusi terhadap segala masalah yang ada. Karena Islam adalah agama yang sempurna.

Islam mengatur manusia agar tatanan kehidupan teratur sesuai fitrahnya. Islam memiliki hukum-hukum yang darinya fitrah manusia terjaga. Islam bukan sekedar agama ritual, Islam memiliki aturan mulai dari manusia bangun tidur hingga bangun negara. Dengan Islam kesejahteraan umat manusia terjamin.

Hal ini telah dibuktikan di masa kegemilangan Islam. Dimana Islam menjadi negara adidaya saat itu. Bagaimana dalam suatu masa, bisa dihitung jari kriminalitas yang terjadi. Di mana suatu masa, bahkan khalifah bingung untuk memberikan zakat kepada siapa. Suatu masa yang melahirkan ilmuwan-ilmuwan, cendekiawan yang hebat yang ilmunya mengalir sampai dunia modern saat ini. Di masa itu, Islam dijadikan landasan dalam bernegara, kedaulatan ada di tangan syara', dan kehidupan diwarnai dengan penuh kedamaian, ketaqwaan.

Kembali lagi, kegemilangan sebuah peradaban dan menjadi negara adidaya tidak akan terwujud tanpa adanya penerapan sistem shahih yang berasal dari pencipta manusia. Maka, sudah sepatutnya mahasiswa muslim bangga akan keislamannya, mempelajari Islam lebih dalam, berusaha menerapkan Islam dalam ranah yang dikuasai bahkan di ranah yang tidak dikuasai yaitu di sektor publik.

Tentu, mahasiswa muslim harus memperjuangkannya agar bisa diterapkan dalam segala ranah kehidupan dan aturan islam yang sempurna itulah yang akan menyelesaikan segala problematika yang ada di negeri ini bahkan seluruh dunia. Dengan ini Islam akan memberikan rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya muslim tapi juga non-muslim.[]

Oleh: Saffana Afra
(Aktivis Mahasiswa)

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments