Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Islamofobia Terus Berulang, HAM Dipertanyakan

TintaSiyasi.com -- Islamofobia terus terjadi, baru-baru ini Swedia dan Denmark menjadi sorotan dunia Islam. Pasalnya, dua negara itu baru-baru ini menjadi lokasi rentetan aksi pembakaran kitab suci Al-Quran tiga hari berturut-turut. Teranyar, aksi pembakaran itu dilakukan lagi oleh imigran asal Irak, Salwan Momika, di depan Parlemen Swedia, Senin (30/7/2023).

Di mana anggota Patriot Denmark menyiarkan langsung aksi mereka di media sosial. "Tampaknya kita harus membakar Al-Qur'an lebih banyak lagi", kata akun media sosial kelompok Patriot Denmark saat merespons pertemuan online 57 negara mayoritas Muslim dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang mendiskusikan tentang bagaimana menghentikan pembakaran Al-Qur'an di negara-negara Barat. (CNBC Indonesia, 03/08/2023)

Dilansir dari Republika (03/08), menyusul kejadian kekerasan yang pecah di Kota Nuh, di negara bagian Haryana, India pada Senin (31/7/2023) juga telah menyebar ke wilayah Gurugram, yang dikenal sebagai pusat bisnis. Toko-toko yang sebagian besar milik Muslim dibakar, masjid-masjid dibakar, serta pembunuhan imam di sebagian wilayah India. Kekerasan itu memicu eksodus sebagian besar keluarga Muslim dari wilayah Gurugram. Keluarga Muslim yang semula berjumlah 100 kini hanya tersisa 15 keluarga di wilayah itu. 

Islamofobia terus terjadi di dunia dengan bermacam-macam bentuknya, baik menyerang simbol agama Islam maupun penganutnya. Namun dunia seakan membisu, tak mampu mencegah selama HAM dan kebebasan berekspresi menjadi asas yang dibiarkan tetap ada.

Absurditas HAM

Secara makna, dalam wikipedia.org, dikatakan bahwa yang dimaksud Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada diri seseorang berlaku secara universal bagi seluruh umat manusia. Akan tetapi, dalam praktiknya, peradaban dunia yang kini didominasi Barat tidak benar-benar mampu atau terbukti gagal mewujudkan HAM secara konsisten. Terlebih, jika HAM itu menyangkut kondisi umat Islam. HAM yang digadang-gadangkan merupakan hak setiap umat manusia nyatanya hanya omong kosong belaka.

Tak lebih, HAM hanyalah tameng bagi negara Barat atas slogan kebebasan yang mereka junjung tinggi. Nyatanya, kebebasan itu tak pernah berpihak pada umat muslim. Padahal, secara fakta, nurani siapa pun pasti akan mengatakan bahwa kekerasan terhadap Muslim yang terjadi di India akhir-akhir ini, bahkan tragedi kemanusiaan yang sudah berpuluh-puluh tahun terjadi di Palestine, pembantaian dan pengusiran terhadap Muslim Rohingya, Muslim di Uyghur Cina juga merasakan hal yang serupa, sejatinya itu semua merupakan bentuk pelanggaran HAM tingkat tinggi.

Lalu, di mana keberpihakan HAM terhadap Islam? Di mana posisi PBB sekarang? Penetapan hari anti Islamofobia yang dibuat oleh PBB hanya sebatas seremonial belaka. Aksi Islamofobia sejatinya memunculkan pertanyaan tentang ke-absurditas-an HAM. Umat Islam harus memiliki kekuatan besar dalam bentuk institusi negara yang kuat dan adidaya agar mampu mencegah Islamophobia.

Islam Solusinya

Sejarah panjang Khilafah sudah membuktikan bagaimana Islam menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, dan memiliki mekanisme untuk menjaga kemuliaan agama dan umatnya.

Dalam negara Islam, ada non-Muslim yang disebut dengan kafir dzimmi, kaum non-Muslim yang hidup berdampingan dengan umat Muslim secara rukun dan damai dalam negara Daulah Islamiyah. Mereka melaksanakan aturan-aturan yang telah negara terapkan. Secara umum aturan tersebut akan diterapkan kepada semuanya tanpa diskriminasi. Lebih dari itu, negara Islam tidak mengenal adanya istilah minoritas untuk menyebut kalangan non-Muslim atau siapapun. Mereka mendapat hak yang sama seperti yang kaum muslim dapatkan. Fasilitas umum seperti pendidikan, kesehatan, keamanan dan lain sebagainya Daulah berikan tanpa terkecuali. Islam memandang semua warga negara sebagai manusia yang sama tanpa membedakan etnik, ras, maupun suku.

Begitulah sekelumit gambaran bagaimana Islam memperlakukan non-Muslim dalam hidup bermasyarakat. Jika di luaran sana belum mengerti bagaimana cara melindungi dan menghormati penganut agama lain, maka berhentilah bicara HAM!


Wallahu'alam bishowab

Oleh: Irna Purnamasari
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments