Tintasiyasi.com -- Sungguh menyedihkan. Tiga orang warga di Dusun Jati, Desa Candirejo telah meninggal dunia. Warga diduga terjangkit antraks setelah mengonsumsi daging ternak yang sakit. Sementara ada 85 warga positif antraks berdasarkan hasil tes serologi yang dilakukan Kementerian Kesehatan.
Kasus ini bermula ketika warga menyembelih dan mengonsumsi sapi yang sudah mati saat menjalankan tradisi Mbrandu atau purak, di mana masyarakat menyembelih hewan yang mati atau kelihatan sakit dan membagi-bagikannya (Jatim.tribunnews.com/8/7/2023).
Budaya brandu jelas menunjukkan potret kemiskinan yang parah di tengah masyarakat. Budaya yang semestinya tidak dilakukan apalagi dipertahankan karena mengancam nyawa manusia. Tidak dipungkiri, harga daging segar dan sehat dipasaran memang mahal sehingga membuat sebagian masyarakat tidak mampu untuk membeli nya.
Di sisi lain, juga menggambarkan betapa rendahnya tingkat literasi dan pengetahuan masyarakat sehingga biasa mengkonsumsi binatang yang sudah mati. Sungguh kondisi yang sangat memilukan bagi kita. Karena minim nya pengetahuan ditambah lagi kesulitan ekonomi yang menghimpit akhirnya memakan daging yang tidak sehat sehingga mengancam jiwa.
Sungguh potret buram yang lahir dinegeri kapitalisme ini membuat kita miris. Hal itu juga menggambarkan kepada kita lalainya penguasa dalam mengurus rakyat. Sehingga tradisi yang membahayakan masih tetap berlangsung. Padahal budaya tersebut selain tidak baik untuk kesehatan, juga melanggar aturan agama yaitu haram memakan bangkai, sebagaimana Allah SWT jelaskan di dalam QS.Al-maidah: 3.
Dari fakta ini, nampak jelas bahwa sistem kapitalisme telah gagal melindungi rakyat. Sangat jauh berbeda dengan sistem Islam.
Sistem Islam akan menjamin rakyat agar hidup sejahtera dan terdidik. Sehingga rakyat paham aturan agama maupun aturan terkait dengan kesehatan dirinya. Penerapan Islam kaffah dalam naungan khilafah akan memastikan kebutuhan dasar rakyat (sandang, pangan dan papan) terpenuhi secara ma'ruf setiap individu per individu.
Penguasa dalam sistem khilafah sangat bertanggungjawab akan hal ini. Jangan sampai ada rakyat yang menahan lapar apalagi mati karena lapar sementara para penguasa menikmati makanan yang lezat. Keberadaan negara khilafah adalah sebagai ri'ayah su'unil ummah (pemelihara urusan umat) yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Oleh karena itu, khilafah sangat perduli kepada rakyatnya. Sistem khilafah akan membuat berbagai aturan agar mampu mensejahterakan rakyatnya. Khilafah juga akan benar-benar menjaga rakyat dari hal-hal yang membahayakan. Maka, di dalam sistem khilafah tidak akan ada budaya brandu karena jelas-jelas membahayakan kesehatan.
Selain itu, khilafah juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan karena kesehatan merupakan hak dasar setiap individu rakyat daulah. Maka negara khilafah juga bertanggungjawab atas kesehatan masyarakatnya.
Sungguh indah hidup dalam naungan Islam kaffah. Maka, sudah selayaknya kita menjadikan Islam sebagai aturan kehidupan kita bukan kapitalisme. Wallahua'lam bishshawwab.[]
Oleh: Pipit Ayu
(Aktivis Muslimah)
0 Comments