Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Remaja Minim Moral, Sistem Berbual

TintaSiyasi.com -- Tak kunjung selesai problematika yang dialami negeri ini. Kasus penganiayaan dan pemerkosaan kembali terjadi. Negeri ini, seperti tidak bosan-bosannya memunculkan problematika yang terjadi pada diri pemuda.

Di Purwakarta, polsek pasawahan, polres purwakarta amankan lima orang pemuda yang melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan dan atau penganiayaan. Diketahui, para pemuda tersebut masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Purwakarta.

IPDA Sulaeman mengatakan bahwa penangkapan ini bermula dari laporan korban bernama Fawas Putra Pernama (20), warga Desa Parakanlima, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. 

Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (18/2/2023) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Korban bersama rekannya sedang dalam perjalanan pulang dari Wanayasa menuju Purwakarta. 

Tiba di lokasi kejadian tepatnya di Jalan Terusan Kapten Halim, Desa Parakansalam, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta korban disalip oleh rombongan pelaku yang mengendarai sepeda motor.

Kemudian, salah satu pelaku berinisial KS langsung membacok punggung korban dengan sebilah clurit, jelas pria yang menjabat sebagai Wakapolsek pasawahan.

Sulaeman menambahkan, korban yang mengalami luka kemudian mencoba menghindar kearah belakang, namun dikejar oleh para pelaku dan meminta handphone. Namun, handphone korban tidak berhasil diambil lantaran salah satu pelaku ada yang mengenal korban. (jurnalpolri.com, 22/2/2023).

Lain tempat di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, seorang siswi SMP berinisial J (14) meninggal setelah diperkosa beramai-ramai oleh beberapa rekannya. Siswi ini awalnya tidak mengakui dirinya diperkosa. Ia merasa sakit di bagian alat vitalnya hingga susah duduk. Setelah dibujuk oleh orang tuanya, J mengaku diperkosa oleh keempat rekan sekolahnya.

Terkejut mendengar penuturan putrinya, orang tua J membawa anaknya ke kantor polisi untuk melapor. Saat dimintai keterangan, kondisi J menurun dan tak mungkin diwawancarai. Korban dilarikan ke RS M Yasin Bone. Setelah dirawat lima hari, J menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (17/2/2023). (Kompas.com).

Sungguh miris, perilaku pemuda saat ini. Pemuda yang menjadi tolak ukur generasi penerus bangsa, kini tak bisa terbukti. Bagaimana tidak? Perilaku pemuda yang makin tak karuan, adalah gambaran pemuda saat ini.
 
Generasi muda yang minim adab, kepribadian mereka yang jauh dari kacamata Islam, juga pemikiran mereka yang telah ternodai oleh ide-ide sekularisme, telah merasuk ke dalam jiwa pemuda saat ini.

Berita tentang kenakalan remaja bermunculan, seakan setiap detiknya terjadi kriminalitas remaja yang tak kunjung usai. Penganiayaan dan pemerkosaan yang dilakukan remaja, menjadi bukti krisisnya moral generasi muda saat ini.

 
Apa Penyebabnya?

Pertama, lemahnya peran keluarga dalam mendidik anak. Kesibukan orang tua termasuk para ibu dan abainya orang tua dalam membekali ilmu pengasuhan, memperparah kenakalan remaja. 

Remaja yang jauh dari orang tua atau terlalu di manja oleh orang tuanya, cenderung lebih mengedepankan ego, sehingga mereka akan mudah memberontak untuk memuaskan rasa ego tersebut.

Keluarga adalah lingkup terdekat dengan anak. Maka dari itu, pendidikan yang diberikan orangtua sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian anak.

Kedua, rusaknya lingkungan masyarakat. Karena manusia adalah makhluk sosial, pastinya butuh bersosialisasi dengan masyarakat. Namun, Lingkungan memang sangat mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang. Oleh karena itu, kepribadian seseorang juga bisa terbentuk dari lingkungan yang ditinggalinya.

Hidup di zaman yang serba bebas ini, mengakibatkan budi luhur masyarakat tergerus, membuat individu terjerumus ke dalam lingkungan yang rusak. Ibarat domino yang disusun, ketika satu domino dijatuhkan, maka akan merambat kepada yang lain.

Ketiga, rusaknya sistem pendidikan. Pendidikan yang diajarkan bukanlah semata-mata menimba ilmu untuk menghilangkan kebodohan. Akan tetapi, justru menciptakan kader-kader buruh yang terdidik. Maka tak heran, anak-anak minus pemahaman agama , sehingga bertindak melawan untuk menyelesaikan masalah.

Keempat, serangan media sosial. Banyaknya konten atau video yang mengandung unsur dewasa serta kekerasan, tersebar luas di media sosial. Ditambah lagi, adanya game yang secara tidak langsung mengajarkan perbuatan aniaya. Hal tersebut dapat mendorong remaja bahkan anak-anak untuk melakukan hal yang serupa.

Selain itu, tidak adanya peran negara dalam melindungi generasinya, menunjukkan ketidakpedulian negara dalam meriayah rakyatnya.

Maraknya kenakalan remaja, menunjukkan bobroknya sistem saat ini. Kapitalisme sekularisme yang digaungkan dan menjadi payung untuk menaungi banyak negara, nyatanya tidak dapat menyelesaikan banyaknya problematika kehidupan.

Kenapa bisa? Karena aturan yang dibuat oleh kapitalisme sekularisme adalah aturan yang bersifat terbatas, yakni berlandaskan akal manusia. Sehingga, tidak dapat memberikan solusi yang tuntas, malah merusak masyarakatnya.


Islam Solusi Tuntas Berbagai Problematika

Sistem yang di dasari oleh akidah Islam, menuntut pemeluknya menyadari bahwa dunia adalah tempat untuk menanam kebaikan di akhirat kelak. Pemahaman semacam ini, akan menjaga setiap individu untuk selalu menjaga perilaku sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. 

Karena itu, Islam memandang bahwa menjaga kualitas generasi merupakan hal yang penting. Semua pihak dilibatkan untuk membentuk kualitas generasi terbaik. Pihak-pihak tersebut antara lain:

Pertama, peran keluarga. Islam memerintahkan orangtua untuk mendidik anak-anaknya dengan akidah Islam. Menancapkan akidah Islam yang kuat pada diri anak-anaknya, bukan nilai-nilai materialistik yang meninggikan egonya. Akidah islam menuntut anak-anak menjadi pribadi yang memiliki akhlakul karimah.

Kedua, sisi masyarakat. Ciri khas masyarakat Islam memiliki budaya amar makruf nahi mungkar. Yang demikian, akan menjadi lingkungan yang baik untuk anak-anak, sebab mereka bisa melihat praktik dan menerapkan aturan agama secara langsung.

Ketiga, sistem Islam dalam lingkup negara khilafah, wajib menjadi perisai bagi anak-anak agar tidak salah tujuan hidupnya. Mekanisme khilafah adalah dengan cara:

Pertama, menerapkan pendidikan berbasis syariat Islam. Kurikulum pendidikan Islam disusun dalam rangka membentuk kepribadian Islam yang utuh pada anak. Baik dari sisi akidah, tsaqofah, maupun penguasaan IPTEK.

Islam juga mengajarkan kepada manusia untuk saling mengasihi dan tidak menganiaya terhadap sesama. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, yang artinya: “Seorang Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, maka jangan berlaku aniaya kepadanya, jangan menelantarkannya, jangan membohonginya, dan jangan merendahkannya.

Konsep ini membuat suasana keimanan generasi makin kuat. Dengan sendirinya, mereka akan menghindari perbuatan anarkis, penganiayaan, pemerkosaan, dan sejenisnya.

Kedua, sistem sosial. Khilafah akan menjaga interaksi laki-laki dan perempuan, agar terjalin interaksi yang produktif dan saling tolong menolong dalam membangun umat yang dilandasi keimanan kepada Allah. Dengan demikian, tidak akan terjalin hubungan-hubungan yang dilarang oleh hukum syarak, seperti pacaran.

Ketiga, khilafah mengatur media. Dalam khilafah, media memiliki fungsi edukasi kepada masyarakat agar mereka semakin paham syariat. Negara khilafah akan menyaring apapun yang masuk, agar pemikiran masyarakat tidak ternodai oleh ide-ide kufur.

Khilafah juga menetapkan sanksi bagi siapa yang melanggar hukum syarak. Dalam Islam, hukum akan dikenakan kepada mereka yang telah mencapai usia baligh.

Bagi mereka yang melakukan pembunuhan, akan dikenai hukuman qishash atau membayar diyat (membayar tebusan) jika keluarga korban memaafkan. Seperti sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Barang siapa yang membunuh, maka bunuhlah ia. Bagi ahli waris ada dua pilihan, yaitu meminta tebusan atau balas membunuh.’’ (HR Bukhari).

 Lain lagi jika pelanggaran tersebut berupa kekerasan atau penganiayaan, sanksi yang diberikan adalah berupa takzir dari khalifah. 

Dengan mekanisme ini, khilafah mampu menyelesaikan akar masalah penyebab kenakalan remaja. Dengan demikian, lahirlah generasi penerus yang akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi Muslim yang berakhlak mulia. Menjadi generasi emas penerus peradaban Islam. Takbir! Allahu Akbar. []


Oleh: Nafasa Azka
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments