TintaSiyasi.com -- Kasus meninggalnya Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri bukanlah sekali dua kali, tetapi berulang kali. Hal ini dengan terkuaknya fakta bahwa ada 10 TKW asal Subang Jawa Barat yang meninggal di luar negeri, salah satunya bernama Marlinah yang menghembuskan napas terakhirnya di Taiwan. (Pasundan Ekspres, 2/5/2023).
Marlinah, wanita berusia 29 tahun ini meninggal dunia dengan ditemukan tanpa busana di dalam kosan. Sebab meninggalnya pun belum diketahui lebih lanjut. Merespon hal itu, pihak Disnakertrans Subang menyambangi kediaman keluarga korban dan berjanji untuk memulangkan jenazah ke tanah air.
Dedi selaku Kepala Bidang Penta TKI Disnakertrans Subang mengatakan bahwa persoalan ini salah satunya lantaran TKW sudah habis kontrak kerja namun tidak segera pulang. Hal ini ternyata bukan hanya satu kali, sekitar 30 persen TKW masih berada di negara tempatnya bekerja padahal kontraknya sudah habis.
Dikutip dari media online Pasundan Ekspres (2/5/2023) Dedi pun menambahkan bahwa di bulan Januari hingga April 2023, ada sebanyak 10 tenaga kerja yang meninggal dunia di luar negeri dengan berbagai penyebab. Salah satu penyebab yang mendominasi adalah sakit.
Melihat fakta di atas, tentu ini bukanlah hal sepele yang dapat dibiarkan begitu saja. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab pada setiap rakyat di mana pun rakyat berada. Maka, perlu tindakan tegas dan serius dalam mengambil langkah perlindungan untuk para pahlawan devisa ini.
Banyaknya TKW yang berupaya untuk mendapatkan pekerjaan hingga harus ke luar negeri dan bersusah-susah di negeri orang adalah bukti lain dari belum maksimalnya negara dalam mensejahterakan rakyat secara menyeluruh. Terlebih kekerasan kepada wanita di dalam ruang lingkup pekerjaan yang terus menghantui membuat TKW kehilangan rasa aman dan pelindung yang paripurna.
Inilah Buah Kapitalisme Sekuler
Dengan berdiri tegaknya sistem Kapitalisme Sekuler di tengah rakyat, membuat dampak layaknya mata rantai yang tak ada putusnya. Sistem ini menjadi regulator yang terus berproses untuk menguntungkan segelintir orang saja, yaitu bagi sang pemilik modal dan kuasa, mereka berleha-leha dan berlepas tangan akan apa yang terjadi di tengah rakyat.
Maka, dengan mudah kita melihat bahwa tidak ada upaya serius yang dilakukan untuk menepis problema TKW ini. Sistem Kapitalisme Sekuler beserta para pelakunya menutup mata dan tidak melihat urgensi nyata untuk menyelesaikan permasalahan pada aspek ini yang perlahan-lahan semakin menelan korban.
Kesejahteraan, keamanan dan keadilan bagi setiap rakyat tidaklah diprioritaskan di sistem hari ini. Padahal, seharusnya negara yang menjaga dan memberikan kedamaian kepada rakyat. Tetapi, faktanya rakyat banyak yang terlilit dengan kesusahan dan harus berupaya mencari pundi-pundi untuk bertahan hidup, hingga harus beranjak pergi ke luar negeri hingga nyawa jadi taruhannya. Semua ini berkesinambungan, maka untuk menyelesaikannya tidaklah bisa hanya membenahi satu sisi dan melupakan sisi yang lainnya, perlu solusi dan upaya tuntas untuk menyelesaikannya.
Islam Solusi dalam Menyelesaikan Permasalahan
Sebagaimana permasalahan-permasalahan yang terus lahir dari sistem Kapitalis Sekuler, termasuk di dalamnya terkait TKW ini, maka Islam tentu selalu hadir dengan solusi tuntas di dalamnya. Seperti sebelumnya dikatakan bahwa ada mata rantai di sistem Kapitalisme Sekuler yang tak ada ujungnya. Yaitu mata rantai yang menjerumuskan rakyat ke dalam lubang kesengsaraan, maka sudah saatnya rakyat menyadari bahwa ada mata rantai lain yang dapat mendamaikan.
Islam beserta aturan hidup di dalamnya yang berasal dari Allah SWT tentu memiliki mata rantai yang mendamaikan. Islam terbiasa memandang segala sesuatu dengan luas dan mendalam, sehingga sudah sedari awal Islam hadir beserta solusi-solusi cemerlang. Karena Islam berasal dari Sang Pencipta, maka sudah pasti Sang Pencipta tahu betul terkait makhluknya. Yaitu Allah SWT menurunkan Al-Qur’an yang di dalamnya terdiri solusi kehidupan yang tentunya dapat menyelesaikan berbagai problema yang saat ini ada di sekitar kita.
Maka, sangat sempit bila kita menilai Islam hanya soal shalat, zakat dan puasa, Islam membahas semua yang terjadi termasuk Islam mampu menjadi landasan berdirinya suatu negara. Dengan dijadikannya landasan, maka negara memiliki tiang yang kokoh yaitu tahu betul bagaimana cara mengurusi umat dengan efektif.
Menyoal kasus TKW ini, Islam hadir dengan aturan indah yang seharusnya kita sebagai pemeluknya terkesima dan tak mau pergi darinya. Yaitu Islam sangat memuliakan wanita, Islam mengurusi umat dengan fasilitas-fasilitas yang memadai. Wanita pun dibekali kesadaran kepada Allah SWT akan kewajibannya di dunia, yaitu sebagai pencetak generasi emas.
Wanita dengan mudah akan fokus pada ranah-ranah mulia yaitu kewajibannya sebagai madrasah pertama bagi generasi. Semua itu lantaran sebelumnya wanita-wanita telah difasilitasi dengan kondisi yang memadai dan tak terlilit dengan kesusahan. Karena di dalam sistem berlandaskan Islam, negara akan menjadikan umat sebagai prioritas, semua akan diurus dan mendapatkan hak-haknya. Karena di dalam sistem Islam otoritasnya bukan lagi soal dunia. Yaitu pemerintah dan rakyat tahu betul bahwa semuanya akan dipertanggungjawabkan. Maka, yang dilakukan akan terus ada dalam koridor sesuai hukum syara. Dengan terikatnya hukum syara maka akan mengalirkan pada kebahagiaan di dunia sampai ke akhirat.
Semua sesederhana menjadikan hukum syara ada dalam genggaman dan sistemis dalam kenegaraan, maka tak akan lagi kita temukan wanita meninggalkan kewajibannya dan tak akan ditemukan pula wanita mengorbankan dirinya untuk pergi ke negeri orang demi kesejahteraan diri. Karena sudah semestinya negara menjamin kesejahteraan itu. Dan bila hari ini kita asing dengan hal demikian, maka sudah sangat jelas ini adalah bukti bahwa kita jauh dari peran ideal sebuah negara.
Maka bergegaslah menuju sistem Islam yang mampu menyelesaikan semua permasalahan secara total. Karena yang datangnya dari Allah SWT pastilah yang terbaik. Jangan biarkan kita terbelenggu dalam jeratan sistem Kapitalisme Sekuler yang sudah jelas menyengsarakan rakyat dan lagi lagi menambah rentetan korban di dalamnya.
Wallahu a’lam bishawab.
Oleh: Rifdah Reza Ramadhan, S.Sos.
Aktivis Muslimah
0 Comments