Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Generasi Sadis Buah Penerapan Sistem Sekuler

TintaSiyasi.com -- Terlalu sadis caramu, yaa inilah gambaran remaja masa kini yang terlihat manis namun miris bahkan sadis. Sebab kenakalan remaja bukan hanya merugikan dirinya sendiri melainkan meresahkan masyarakat disekelilingnya. 

Dimulai dari membuat kerusakan ditempat umum hingga menghilangkan nyawa. Bahkan harga nyawa itu dianggap tidak berarti seperti kapas berterbangan tiada arti. Kalau dulu kita mendengar pembunuhan dilakukan secara diam-diam, tapi tidak dengan kenakalan remaja ini yang berani live IG untuk menghabisi nyawa remaja lain.
"Bacok Siswa SMP hingga Tewas Sambil Live IG, 3 ABG Sukabumi Ditangkap" sumber (detikNews.com, 24/03/2023)

Kekerasan dilakukan oleh generasi muda termasuk pelajar, dan jumlahya semakin hari semakin banyak. Bukannya berkurang, malah semakin beragam. Seperti yang terjadi di beberapa tempat ini dikutip dari berbagai sumber media :

"15 Remaja Tawuran di Jagakarsa Jaksel, Ujung Sarung Diikat Batu"  detikNews (Sabtu, 25 Mar 2023)

"Perang Sarung Antargeng di Purworejo Resahkan Warga, Belasan Anak Ditangkap Polisi" Kompas.com, (24 Maret 2023)

"Tawuran Berkedok Perang Sarung di Cibadak Sukabumi, Ada Celurit hingga Stik Golf" SUKABUMIUPDATE.com (Sabtu 25 Mar 2023)

Dari beberapa berita diatas masih banyak lagi kekerasan yang terjadi pada pelajar. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat semakin tidak peduli dengan kondisi generasi yang rusak, bahkan menunjukkan perilaku yang semakin mudah melakukan tindak kejahatan di tengah masyarakat.
 
Dari sini kita perlu melakukan evaluasi secara mendalam terhadap tingkah laku yang terjadi pada anak remaja yang semakin tergerus arus kenakalan dan kejahatan yang luar biasa.

Kondisi ini sangat miris sekali. Seharusnya remaja menjadi tombak peradaban yang mulia memajukan bangsa dan mencerdaskan kehidupan. Namun kini kondisi terbalik, mereka semakin maju di garda terdepan untuk merusak.

Sistem pendidikan dalam sistem demokrasi sekular ini perlu banyak lagi dievaluasi oleh pemerintah. Sebab, berbagai cara kementerian pendidikan mengubah kurikulum dan yang terakhir adalah kurikulum merdeka namun kenyataan yang terjadi justru merdeka dalam melakukan tindakan tanpa batas, melanggar norma sosial bahkan melanggar standar halal haram.

Sangat penting mengembalikan jati diri generasi sebagai agent of change. Dimulai dari tatanan kehidupan masyarakat. Negara harus menjalankan perannya sebagai pelindung generasi.  

Fungsi Masyarakat melakukan amar makruf nahi mungkar. Baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. Orang tua berperan penting mendidik anak sehingga anak paham hakikat kehidupan dan tujuan hidupnya.

Sedangkan tugas Negara merancang sistem pendidikan dengan baik. Yang mampu melahirkan generasi tangguh, cerdas dan bertaqwa pada Allah SWT. Selain itu, negara juga wajib mencukupkan kebutuhan pokok primer dan sekunder masyarakat agar terpenuhi kebutuhan nya.

Syariat Islam telah menentukan batasan baik/buruk, juga standar halal/haram yang semuanya sudah jelas tidak boleh dilanggar.

Disini sangat perlu peran negara untuk menciptakan masyarakat dan lingkungan yang baik. Media sosial tidak diizinkan untuk menayangkan kekerasan fisik/nonfisik yang dicontoh anak seperti bullying apalagi sampai membunuh. Selain itu, menutup tempat-tempat kemaksiatan dan aktifitas haram serta hiburan-hiburan yang tidak bermanfaat. Artinya menutup akses-akses atau media yang menghubungkan anak-anak remaja ke jalan menuju kenakalan, kemaksiatan dan kekerasan.

Dan yang terakhir, Negara menerapkan sistem Islam kafah menerapkan aturan tegas dan sistem sanksi yang bisa memberikan efek jera bagi pelaku nya.

Remaja dan masyarakat juga harus tahu bahwa kejahatan (jarimah) dalam sistem Islam kaffah itu memiliki sanksi yang tidak main-main. Sanksi dalam Islam bisa akan membuat efek jera.

Maka, selamatkan generasi dengan penerapan Islam kafah dalam naungan khilafah. Generasi tangguh, cerdas, bertakwa pasti akan terwujud insyaallah.

Wallahua'lam Bisshowab

Oleh: Hayunila Nuris
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments