Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Cari Perhatian Itu Sama Allah Saja

TintaSiyasi.com -- Panggung stand up beralih menjadi panggung talk show setelah 2 lagu religi didendangkan. 5 pembicara dengan 2 host keren duduk bareng. Senyum, canda, tawa, dan berbagai bahasan kece tentang Islam kafah terungkap dari lisan-lisan mereka. 

Alfatahar mengatakan bahwa tontonan saat ini jadi tuntunan. Ia menyarankan untuk nonton atau bikin tontonan yang sesuai standar Allah. 

"Caper itu sama Allah aja! Tanyain, apa yang aku lakukan saat ini keren enggak ya di mata Allah?" tuturnya. 

Aab Elkarimi mengungkapkan ada ikatan yang sangat kuat antara konten dengan perbuatan. Terbukti banyaknya kasus self harm karena terinspirasi konten di Tiktok. 

Ia mempertanyakan pada netizen, "Kenapa kita enggak ngonten? Kenapa kita enggak ngonten kebaikan?" 

Nanang menyampaikan bahwa masjid yang dibangun oleh Rasulullah bukan bangunannya, tetapi fungsinya. Di era Rasulullah, masjid tak hanya sebagai tempat ibadah, namun tempat menempa keislaman, juga pusat pemerintahan. Sayangnya saat ini fungsi masjid dikerdilkan. Bahkan, kemakmuran masjid hanya dinilai dari segi fisik bukan konten atau program yang dihadirkan untuk kebaikan umat Islam. 

Doni Riw mengungkapkan bahwa ada 2 nilai seni yakni tekstual dan kontekstual. Nada itu tekstual tidak ada doremifasolasido kafir dan muslim. Nada universal. Begitu pula dengan warna. Sedangkan, lirik adalah kontekstual. Maka, di sinilah titik kritisnya. Pada nilai seni secara kontekstual ini ada batasan yakni seni bagi seorang muslim harus sesuai dengan syariat Islam. 

"Tetaplah berkarya seni untuk Allah!" tegasnya. 

Ade Wijaya mengungkapkan bahwa pemuda adalah kekuatan di antara dua kelemahan, bayi dan tua. Sehingga, ia harus menjadikan Islam sebagai jalan hidup dan Rasulullah sebagai role model terbaik. 

Ia mengistilahkan pemuda berperan sebagai PNS (Pengusaha Network Sejati) dengan rumus HDM (Hijrah dan Menghijrahkan). Tidak cukup jadi muslim yang saleh, tapi juga muslih (mensalehkan orang lain). 

Guest star yang ditunggu-tunggu hadir dengan tampilan mempesona. Sebuah puisi dengan judul " Di Sini Di Sana" diiringi dengan petikan gitar dari salah seorang pembicara seniman muslim mengalun indah serta menjadi bahan renungan bahwa hidup ini hanya sementara dan di sini kita menyiapkan bekal sebaik-baiknya untuk di sana. 

Beliau dikenal dengan inisial UIY, Ustaz Ismail Yusanto yang mengungkapkan bahwa kita sejatinya bukan penduduk asli dunia ini. Aslinya kita seperti moyang kita Nabi Adam yang tinggal di surga. Kita pun sedang otw to jannah dengan takwa. Rasulullah mengingatkan bahwa hidup ini ibarat seorang musafir yang melakukan perjalanan. Ketika ia lelah, ia beristirahat di bawah pohon, lalu melanjutkan perjalanan. Sehingga, hidup yang sementara ini harus bertakwa agar sampai ke tempat asal kita, surga. 

"Jika takwa dikorbankan, kita akan mendapatkan kerugian," ucapnya. Lalu, ia menyampaikan bahwa kerugian di dunia bisa ditolerir, sedangkan jika rugi di akhirat, pasti sangat tidak enak. 

"Tidak ada jalan kebaikan kecuali Islam. Islamkan diri kita, esok, dan nanti! Hiduplah untuk menegakkan Islam. Tidak ada berkah kecuali dalam Islam kafah," nasihatnya yang cetar membahana. 

Sesi terakhir acara "Step Up To Jannah" adalah semua pembicara duduk bareng. Host meminta nasihat dari UIY sebagai senior dalam dakwah untuk memberikan nasihat tentang menjadi content creator. Beliau menyampaikan tentang dibutuhkan packaging Islam untuk tiap level karena bicara dakwah sama dengan bicara komunikasi dengan konten yang mudah dimengerti. 

Islam itu dari dulu isinya sama, tetapi packaging yang butuh kreatif. Seperti ayam, dari dulu ayam seperti itu, tetapi kini pengemasan dan modelnya berbeda-beda. 

Selanjutnya host bertanya tentang haters ketika kita ngonten Islam. UIY menjawab dengan mengungkapkan prinsip hidup Rasulullah saw. yang harus kita teladani, "Aku tidak peduli apa yang terjadi pada diriku yang penting Engkau tidak murka padaku."

Untuk followers yang sering memuji hingga membuat para content creator merasa di awang-awang, maka beliau menasihati agar menjadikan keikhlasan sebagai benteng. "Lillah, billah, fillah," tegasnya. 

Ada beberapa clossing statement yang menarik dari para pembicara. Inilah caption kerennya:

"Hidup cuma sekali, harusnya segala daya dan upaya kita maksimalkan untuk kehidupan di sana." (Aab Elkarimi)

"Pengemban dakwah siang seperti singa. Malam seperti kucing ketakutan. Siang berdakwah menebar kebaikan. Malam muhasabah, mendekatkan diri kepada Allah." (Alfatahar) 

"Apapun profesinya, harus ngaji!" (Ade Wijaya) 

"Cinta yang sebenarnya adalah membenarkan Allah dan rasul-Nya." (Nanang)

"Puasa intinya membangun kemauan taat." (UIY) 

Gema takbir berkumandang di akhir sesi menyambut ajakan UIY untuk berjuang menegakkan Islam kafah dalam bingkai Khilafah. Allahu Akbar! []


Oleh: Choirin Fitri
Penulis Buku Gen-Q Kece Badai
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments