Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bisakah Kapitalisme Menuntaskan Kemiskinan?

TintaSiyasi.com -- Jika mendengar tentang negara Indonesia, kira-kira apa yang akan terpikirkan dalam benak saudara sekalian? Ya, Indonesia sangat Indah, memiliki daratan dan lautan yang sangat luas, terdiri dari beribu pulau, budayanya beragam, bahasanya beragam, sumber daya manusianya banyak, sumber daya alamnya melimpah. Luar biasa, jika potret Indonesia seperti ini, pastinya penduduknya adalah penduduk yang paling bahagia karena Indonesia paket lengkap sebuah negara. Namun benarkah penduduknya sejahtera dengan paket lengkap yang dimiliki oleh negara ini?

Fakta vs Realita Penduduk di Negeri Tercinta

Pada kenyataannya walaupun sudah paket lengkap namun tidak juga dapat membawa penduduknya untuk sejahtera. Dari tahun ke tahun kemiskinan masih menjadi problem pahit yang harus dirasakan oleh masyarakat. Kemiskinan ekstrem menjadi persoalan besar Indonesia, walaupun sudah ditargetkan akan dihapuskan pada tahun 2024, namun banyak pihak yang pesimis akan keberhasilan upaya tersebut. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia yang harus dituntaskan masih tinggi, terutama kemiskinan ekstrem. Suharso juga mengatakan bahwa banyak tantangan yang harus dihadapi dalam melaksanakan program-program penanggulangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Menurut Suharso sudah banyak upaya yang dilakukan, khususnya adalah memperbaiki data, secara total pada setiap lapisan dan integrasi program yang disertai dengan pemberdayaan ekonomi yang masif. Namun Suharso menjelaskan, bahwa terdapat gap jumlah penduduk miskin yang harus dituntaskan semakin tinggi penanggulangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem belum efektif. (liputan6.com, 6/4/2023)

Bukan Solusi tuntas 

Walaupun sudah dilakukan berbagai cara untuk menuntaskan kemiskinan, namun tetap saya solusi yang diberikan agaknya selalu gagal dalam menuntaskan kemiskinan. Pemberian BLT untuk warga miskin misalnya, walaupun program ini dibuat pada masa covid-19 namun sekarang akan dibuat kembali mengingat semakin banyak masyarakat yang sudah miskin ekstrim. Pemberian BLT yaitu sebesar 300 ribu rupiah per bulan (tegalharum.desa.id).  Apakah akan menuntaskan kemiskinan ekstrim? Uang tersebut bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk 1 bulan. solusi ini hanya akan menambal masalah kemiskinan bukan menuntaskan.

Solusi lainnya yang diusung oleh para penguasa adalah UMKM, walaupun sudah sedikit meningkatkan ekonomi namun tidak juga dapat menekan angka kemiskinan ekstrim karena pada dasarnya UMKM adalah solusi sementara dari masalah ekonomi. Tidak selamanya kita bersandar pada sektor tersebut. karena sektor UMKM bukanlah sektor strategis. 

Penduduk Indonesia tidak semuanya miskin, ada yang kaya dan sangat kaya, ada yang miskin sampai miskin yang ekstrim. Hal ini lumrah memang jika dalam sistem kapitalisme, yang kaya akan semakin kaya dalam sistem ini, dan yang miskin akan semakin miskin. Seharusnya negara melihat akar permasalahan kemiskinan. Karena banyak sekali problem lain yang akan muncul jika kemiskinan ini tidak dituntaskan sampai ke akar.  Negara harusnya berkonsentrasi untuk mengurusi sektor strategis. Karena jika hanya UMKM jelas tidak akan bertahan lama, karena jika terjadi resesi maka UMKM harus gulung tikar juga. Ditambah lagi semua pasti tahu bahwa dalam sistem ekonomi kapitalisme ini kita jumpai agaknya hampir setiap tahun negara ini mengalami resesi. 

Hal ini terjadi karena sistem ekonomi kapitalisme hanya ditopang oleh sektor non rill, SDA diserahkan swasta dan asing, pajak sebagai sumber APBN, Utang luar negeri menjadi salah satu sumber biaya pembangunan sistem pembayaran menggunakan sistem moneter bukan perak dan emas. Belum lagi sistem riba yang jelas membawa kerusakan. Inilah yang membuat sistem ekonomi kapitalisme rusak dan memang sudah cacat dari lahir. Alhasil resesi tak dapat dibendung.

Kemiskinan adalah satu konsekuensi penerapan sistem kapitalisme, karena dalam sistem ini peran negara hanya sebagai regulator dan bukan penanggung jawab nasib umat, solusi yang diberikan selalu tidak sepenuh hati. 

Islam Solusi Tuntas Mengatasi Kemiskinan

Islam menjadikan negara sebagai pengurus rakyat dengan berpedoman pada syariat Allah.  Ada banyak mekanisme Islam untuk menjamin kesejahteraan setiap individu rakyat. Dalam Islam tidak ada istilah penimbunan uang. Uang harus beredar di tengah masyarakat dan memang ini merupakan syarat yang paling dasar agar distribusi kekayaan akan terwujud. Islam melarang akses riba dan penimbunan uang. 

Dalam pandangan Islam, terdapat harta milik umum yang akan dikelola oleh negara secara syar’i. salah satu harta milik umum adalah SDA, yang sudah jelas negara akan dikelola untuk kepentingan rakyat. Bukan diserahkan kepada swasta bahkan asing. Namun untuk masyarakat seperti pembangunan fasilitas umum dan layanan umum yang gratis yang akan mengurangi beban masyarakat.

Selain itu dalam sistem ekonomi Islam menggunakan sektor riil seperti pemanfaatan SDA, lahan pertanian dan lain-lain. Dan negara dalam sistem Islam akan melarang riba yang jelas akan membuat karut-marut pada perekonomian, karena berjalannya sektor non riil hanya membuat uang yang berputar di sektor itu seakan-akan sangat banyak, padahal tidak ada nilainya. Sehingga secara otomatis masyarakat akan bergerak di sektor rill saja.

Berbeda dengan sistem kapitalisme yang sumber APBN negaranya dari pajak, dalam sistem Islam hanya ada kewajiban berzakat dan itupun hanya dipungut dari orang kaya saja setelah itu akan disalurkan kepada delapan orang yang berhak menerimanya.

Selain itu dalam Islam para laki-laki akan didorong untuk bekerja, jika tidak memiliki modal maka akan diberikan oleh negara sehingga pengangguran akan berkurang otomatis kemiskinan juga akan berkurang. 

Belum lagi dalam Islam juga terdapat Hibah dan hadiah yang juga akan diberikan oleh orang-orang yang kelebihan harta sebagai amal jariah mereka. Ini juga sebagai penerapan konsep dalam Islam bahwa Islam melarang menimbun uang sehingga uang tidak akan tertimbun dan akan beredar dengan semestinya.

Begitulah Islam mencegah kemiskinan. Apalagi jika Islam diterapkan di negara ini dengan paket lengkap SDM dan SDA yang melimpah. Pastilah akan membawa kepada kesejahteraan seperti firman Allah SWT dalam Q.S Al-A’raf ayat 96:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”

Oleh: Nada Navisya
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments