Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Negara Gagal Menjaga Visi Misi Generasi Rabani

TintaSiyasi.com -- Miris, ketika kita melihat realita generasi muda saat ini karena minim visi. Pemuda pemudinya sibuk mengejar eksistensi diri demi ketenaran, sikap hedonis yang diemban generasi muda semakin menjauhkan mereka dari syariat. Kesenangan sesaat makin diburu. Walaupun mereka mengeluarkan biaya yang banyak demi kesenangan sesaat itu. Belum lagi mereka mengikuti gaya berbusana seperti kebarat-baratan, jauh dari norma agama dan nilai moral. 

Betapa rusaknya generasi yang lahir dari rahim sistem sekularisme. Ide pemisahan agama dari kehidupan ini telah melahirkan generasi yang miskin visi, jauh dari status generasi terbaik. Akibat meninggalkan Islam dan mencontoh perilaku barat yang bertentangan dengan syariat.

Dan hal ini diperparah dengan adanya sistem pendidikan berbasis sekularisme
 Alih-alih mencetak generasi bertakwa malah melahirkan generasi yang minim visi dan jadi beban orang tuanya. 

Sistem inilah yang melahirkan remaja-remaja yang bermasalah. Sibuk dengan konten, pacaran, sampai nge-drug. Inilah hasil dari penerapan pendidikan ala sekularisme yang dianggap modern oleh pemimpin negeri ini.

Sekularisme Biang Masalah Generasi Muda

Saat ini, generasi muda mengadopsi ide sekularisme, maka mau tidak mau hawa nafsulah yang menguasai mereka. Jadi, tak heran jika kita melihat kaum muda menyibukkan diri demi mengejar popularitas, memburu kesenangan fisik, main game online dan mengejar nilai-nilai materialistis dan lain-lainnya.

Seperti yang baru-baru ini terjadi, meskipun untuk mendapatkan sebuah tiket masuk saja, harus merogoh kocek yang tidak sedikit, dan pengeluaran untuk menonton konser k-pop bisa tembus Rp 10 juta sungguh sesuatu hal yang fantastis. 

Dilansir dari Jakarta, CNBC Indonesia. Bertepatan dengan gelaran konser akbarnya di Jakarta, BLACKPINK dan BLINK mendapat kabar baik. Grup K-pop pelantun 'Pink Venom' tersebut baru saja memecahkan rekor sebagai kelompok penyanyi perempuan yang paling banyak didengar di Spotify seluruh dunia. Penghargaan ini dikeluarkan oleh 'Guinness World Records' pada Sabtu kemarin, dikutip dari Korea Herald, Minggu (12/3/2023).

Sungguh miris, di tengah persoalan bobroknya  generasi, dalam segala aspeknya, negara justru memfasilitasi konser yang berakar dari budaya luar yang berpotensi menambah rusaknya generasi. 

Belum lagi untuk mengamankan jalannya konser tersebut kepolisian daerah metro jaya mengerahkan 1.022 personel di hari kedua jalannya konser grup vokal wanita asal korea selatan di stadion utama gelora bung karno(GBK) pada minggu (12/3/2023) dilansir dari kompas.com.

Sungguh berbeda sikap terhadap berbagai kebaikan yang ditampilkan pemuda yang membaca Al-Qur’an. Aktivis Rohani Islam (ROHIS) malah mereka dicap sebagai teroris. 

Dan mirisnya lagi di tengah keterpurukan ekonomi, kemiskinan yang ekstrim, sebagian anak muda dengan mudah mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk hiburan semata. Astagfirullah. Mau dibawa kemana generasi mudanya?

Sungguh nampak nyata wajah negara tanpa visi yang jelas terhadap generasi. Nyata juga dampak sekularisme kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Sehingga salah meletakkan prioritas dan dikuasai hedonisme. Inilah potret buram generasi saat ini, demi konten dan gaya hidup yang hedonis mereka rela melakukan apa saja yang mereka mau.

Bagaimana Islam Membina Generasi Muda?

Islam bukan hanya agama ritual belaka, Islam datang membawa seperangkat aturan yang akan mengatur kehidupan masyarakat dan negara. Islam memiliki visi yang jelas atas generasi mudanya. Membangun karakter Individu-Individu yang bertakwa. 

Karena itu Islam memerintahkan semua pihak bertanggung jawab untuk mendidik generasi agar mereka menjadi sosok yang berkualitas untuk kemuliaan Islam dan bermanfaat bagi masyarakat, sebagaimana Salahuddin Al-Ayyubi, Ali bin Abi Thalib, Sultan Muhammad Al-Fatih, dan generasi-generasi berprestasi lainnya. 

Pendidikan atau pembinaan itu dimulai dari lingkungan paling kecil yakni keluarga, Islam memerintahkan orang tua agar mendidik anak-anak mereka dengan akidah Islam, sehingga sedari kecil para generasi mempunyai bekal berpikir dan berperilaku sesuai dengan hukum Syariah.

Tak hanya itu penanaman akidah ini menggiring generasi terbuka mata, sadar dan mengerti dengan potensi yang mereka punya untuk peradabannya. Akhirnya jiwa-jiwa mereka terpupuk oleh ketaatan dan  menyerahkan dirinya, berkontribusi untuk kemuliaan Islam.

Dan ketika mereka keluar rumah, mereka akan sibuk dengan karya, saling bersinergi dengan masyarakat lainnya, sembari saling nasehat menasehati antar sesama. Hal ini akan menghilangkan kemungkinan terjadinya kemaksiatan di dalam entitasnya. Oleh karena itu generasi akan mendapatkan tempat untuk belajar, berkarya dan negara memfasilitasinya.

Dengan demikian, benarlah jika hanya pendidikan Islam yang mampu melahirkan generasi mulia, bervisi Rabbani dan kaya dengan karya demi kemajuan bangsa. Sedangkan sistem pendidikan dalam sistem sekuler hanya menciptakan generasi bermasalah, tawuran, seks bebas, hingga narkoba. 

Sudah saatnya kita kembali kepada sistem yang penuh Rahmat di bawah kepemimpinan Islam yakni Khilafah Islamiah, dan campakkan sistem sekularisme sumber petaka bagi generasi. Islam menjadikan negara sebagai pihak yang akan mewujudkannya, mengintegrasikan misi mencetak generasi yang berkepribadian Islam, dimulai dari pola pikir yang islami dan pola sikapnya juga islami. Wallahu a'lam bish-shawab.


Oleh: Resmi Juwita
Pegiat Literasi Islam Pekanbaru, Riau

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments