TintaSiyasi.com -- Maraknya kasus bunuh diri yang terjadi di negeri tercinta Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Dikutip dari bbcnews.Indonesia/25/12023) Sebuah studi pada tahun 2022 menemukan bahwa angka bunuh diri di Indonesia mungkin empat kali lebih besar daripada data resmi. Kurangnya data telah menyembunyikan skala sebenarnya dari persoalan bunuh diri di Indonesia, menurut sejumlah pakar. WHO mengatakan bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar keempat di antara orang-orang berusia 15-29 tahun di seluruh dunia pada 2019.
Baru-baru ini, Seorang mahasiswi Universitas Indonesia (UI) berinisial MPD (21) ditemukan tewas di sebuah apartemen kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Korban diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 18 apartemen tersebut pada Rabu (8/3/2023) sekitar pukul 23.45 WIB. Bahkan sebelum melakukan aksi bunuh diri mahasiswi yang menempuh pendidikan di UI tersebut sempat tinggalkan Pesan Minta Maaf pada Orangtua. (kompas.com, 12/03/2023)
Tidak hanya itu, aksi bunuh diri juga dilakukan oleh seorang warga di Bantul. Dilansir dari sindonews.com (10/03/2023) Warga Dusun Wirokerten RT 02 Kelurahan Wirokerten Kapanewon Banguntapan, Bantul , Kamis (9/3/2023) petang mendadak geger. Mereka menemukan NS, lelaki berumur 38 tahun ditemukan gantung diri di dapur rumahnya. Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengatakan, NS ditemukan gantung diri sekitar pukul 17.00 WIB. Dia ditemukan oleh ibunya, S (58) yang kebetulan mencari anaknya tersebut karena tidak kelihatan. "NS ditemukan di sudut dapur dengan posisi tergantung," kata dia, Jumat (9/3/2023).
Maraknya kasus bunuh diri di Indonesia sangat meresahkan. Hal ini menunjukkan bahwa negeri ini sedang mengalami krisis mental health, mulai dari remaja hingga dewasa siapapun akan melakukan aksi bunuh diri dikarenakan faktor-faktor psikis yang lemah,tidak adanya dukungan dari lingkungan sekitar,hingga peran negara dalam menjaga kesehatan mental rakyat nya.
Dari semua itu yang terpenting adalah peran negara dalam melindungi rakyat termaksud kesehatan mental. Sebab semakin maju peradaban dan teknologi tidak menjadikan rakyat semakin kuat melainkan rapuh. Banyak faktor yang berpengaruh, mulai dari sedikitnya jam pelajaran agama, kurikulum bermasalah, hingga pada pola asuh yang salah sehingga generasi menjadi rapuh. Semua mengerucut pada buruknya sistem dan penguasa yang abai atas rakyat.
Islam memandang manusia secara utuh dan menyeluruh. Karena itu, pembangunan manusia tidak hanya aspek fisik namun juga mental dan menjadikan akidah islam sebagai asas sehingga menghasilkan manusia yang tangguh, sabar akan cobaan dan yakin akan hari akherat.
Firman Allah Taala, “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.” (QS Al-Imran: 185)
Kesadaran atas hakikat kematian akan melahirkan sikap kehati-hatian dalam beramal. Lantas, mengakhiri hidup dengan cara membunuh diri sendiri justru merupakan dosa besar yang akan mendapat siksa dari Allah Swt.
Allah mengingatkan kita, “Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisa: 29)
Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula.” (HR Bukhari dan Muslim)
Disisi lain negara sudah seharusnya menjamin kehidupan rakyat nya. Dengan cara mengurangi adanya tekanan. Negara juga berperan menjaga hak-hak kaum muslim beserta seluruh rakyat untuk menjamin kebahagiaan mereka.
Dan menjamin akses pendidikan pada semua warga negara secara cuma-cuma, tetapi tetap berkualitas, hingga akhirnya menghasilkan masyarakat yang kokoh serta sejahtera. Dari segi ekonomi negara wajib memberikan kebutuhan asasi/primer bagi hidup mereka.
Penguasa dalam Islam memahami dengan sungguh-sungguh bahwa rakyat adalah amanah, layaknya gembalaan yang wajib dijaga dan dilindungi oleh gembalanya.
Rasulullah saw. bersabda, “Imam (khalifah) itu pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus.” (HR Bukhari dan Ahmad).
Oleh: Hayunila Nuris
Aktivis Muslimah
0 Comments