Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Memfasilitasi Konser K-Pop, Budaya Hedon ala Liberalisme?


TintaSiyasi.com -- Baru-baru ini Black Pink telah sukses menggelar konser di Jakarta. Dengan konser bertajuk 'WORLD TOUR [BORN PINK]' di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada akhir pekan ini. Konser dibagi menjadi 2 hari, yakni 11-12 Maret 2023. (Cnbcindonesia.com 12/3/2023). Tentu saja hal ini disambut antusias oleh para penggemarnya.

Dengan dalih healing maka acara konser ini disambut hangat penggemarnya  Dilansir dari cnbcindonesia.com (10/3/2023) Berdasarkan penelusuran Tim CNBC di akun Twitter @nctzenbase, beberapa netizen sempat bercerita tentang menceritakan jumlah pengeluaran untuk menonton konser k-pop. Ada yang tembus Rp 4 juta, Rp 5 juta, hingga Rp 9 juta pun ada.

Setelah pandemi berakhir berbagai macam konser kembali membumi. Dan para pemuja uang tentu saja kesempatan ini tidak sia-siakan. Jika saat pandemi banyak fans yang rela menonton konser secara online dengan dalih live streaming, namun tetap saja berbayar. 

Kapitalisme telah sukses mengadakan berbagai konser-konser idola yang mereka ciptakan. Padahal di balik pagelaran itu mereka telah menaburkan hedonisme, liberalisme, dan sekularisme. Hal tersebut dapat dilihat dari poin-poin berikut ini. 

Pertama, mengumbar aurat. Tentu saja member black pink menggunakan pakaian minimalis saat melakukan konser, dan gaya berpakaian mereka diikuti oleh para fans-nya. Terbukti yang datang ke konser memakai dress code Blackpink dan cenderung terbuka dan ketat pakaiannya.

Kedua, konser tersebut sangat mengundang syahwat. Selain berpakaian minimalis, juga gerakan-gerakan saat konser mengundang syahwat lawan jenis. Inilah karakteristik yang ingin ditonjolkan oleh black pink.

Ketiga, lirik lagu yang berbahaya. Kebanyakan K-Pop menggunakan lirik lagu sebagai ajang propaganda, yang dikemas dengan apik dengan nada-nada yang cantik membuat orang tidak sadar diri bahwa lirik lagu tersebut amat sangat mengerikan.

Selain itu, harga tiket yang fantastis rela penggemar keluarkan hanya untuk bisa menikmati konser unfaedah ini. Kapitalis telah berhasil membuat orang-orang membelanjakan hartanya untuk sesuatu yang tidak penting.

Sebagaimana kita tau, sebagai umat muslim harus berhati-hati dalam membelanjakan harta yang dimiliki. Jangan terlena untuk membuang uang yang telah Allah titipkan ke kita. 

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggung jawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya” (HR. Tirmidzi).

Di sini terlihat bahwasannya Islam sangat detail dalam pengurusan harta. Dari mana dia miliki, kemudian kemana harta tersebut dibelanjakan. Sehingga tidak ada celah untuk hidup hedonis. Islam sangat menganjurkan untuk sedekah, menolong yang masih membutuhkan.

Tidak hanya itu, kapitalis telah sukses merenggut arah tujuan generasi. Mereka disibukkan dengan perilaku liberalisme dan hedon sehingga lupa akan masalah keumatan.

Jika generasi hari ini dibiarkan untuk hidup sesuka hatinya, akan kemana arah kehidupan mereka? Padahal mereka adalah aset bangsa, seharusnya dididik untuk memperbaiki umat, bangsa, bukan malah membiarkan mereka hidup sesuka hati.


Oleh: Alfia Purwanti
Analis Mutiara Umat Institute 
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments