TintaSiyasi.com -- Upaya untuk membangun sikap disiplin pada murid, Gubernur NTT Viktor Laiskodat membuat kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 WITA. Hal ini tentunya menuai kritik dari berbagai kalangan. Walaupun kebijakan tersebut membuat heboh terutama di kalangan orang tua murid.
Dikutip dari detik.com (2/3/2023), Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti aktivitas belajar mengajar di SMA Negeri Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023). Pemerintah provinsi NTT menerapkan kebijakan aktivitas sekolah bagi SMA/SMK Negeri di NTT dimulai pukul 05.00 WITA dengan alasan untuk melatih karakter siswa/siswa SMA/SMK di NTT.
Anggota DPR RI di Senayan juga ikut mengkritik kebijakan jam masuk sekolah pukul 05.00 WITA.
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengkritik kebijakan masuk siswa/i SMA/SMK di NTT jam 5 pagi. Huda menilai aturan itu merugikan siswa dan orang tua. Dia meminta aturan itu dikaji matang (detik.com, 2/3/2023).
Sebab, banyak yang harus dikaji untuk menerapkan sebuah kebijakan. Sebagai
pelayanan pendidikan sudah seharusnya melihat/mengkaji apa yang diperlukan masyarakat untuk pendidikan anak-anak. Jika ingin anak-anak berlaku disiplin dan menerapkan karakter baik pada anak. Maka harus dimulai dari memiliki kepribadian yang baik.
Maka tugas negara mengayomi masyarakatnya untuk memiliki satu konsep pemikiran, perasaan dan aturan yang sama terkait pendidikan anak. Setelah itu siapkan sarana dan prasarana untuk pendidikan anak-anak sudah terfasilitasi dengan baik. Serta menjaga keamanan dan melindungi para generasi dari segala macam bentuk bahaya. Seperti kekerasan fisik, pembullyan, dan lainnya. Semua itu harus dipikirkan secara matang agar orang tua tidak khawatir dan anak-anak juga nyaman menimbah ilmu karena kebutuhannya terpenuhi.
Dalam sistem Islam pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Negara wajib memfasilitasi pendidikan. Dengan bagitu terbentuklah manusia yang memiliki kerakter yang baik. Pentingnya pendidikan agar generasi tidak buta huruf. Jangan sampai generasi tidak pandai membaca atau bahkan minim ilmu.
Selain itu, selama 13 abad, Islam mampu mencetak generasi emas menghasilkan para ilmuwan ternama dan sukses di bidangnya, ilmuwan muslim yang jasanya masih dimanfaatkan hingga sekarang, seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Anas Ibnu Firnas, Maryam al-Asturlabi, dst. Baik dari ilmu dunia maupun akhirat semua mereka kuasai. Senantiasa ingat Penciptanya, membuat mereka memiliki adab yang baik.
Keberhasilan sistem pendidikan Islam diperoleh karena dasarnya adalah akidah Islam, bertujuan untuk membentuk seseorang berkepribadian Islam; serta dibantu dengan penerapan sistem keuangan, pemerintahan, sosial, dan keamanan Islam. Oleh sebab itu, negara mampu membiayai seluruh kebutuhan pendidikan. Mulai dari menyediakan sarana pendidikan, sekolah gratis, menggaji guru, hingga memberikan beasiswa kepada murid-murid. Masyarakat kaya atau miskin, semua diberlakukan sama.
Sudah kewajiban negara untuk memenuhinya. Maka, negara akan mengalokasikan dana untuk pendidikan. Pembiayaan pendidikan dapat diambil dari baitulmal. Melalui pos pendapatan dari pengelolaan sumber daya alam, negara dapat membiayai kebutuhan pendidikan, bahkan bisa memberikan beasiswa.
Jika pos tersebut masih kurang, biaya pendidikan bisa diperoleh dari pos kas lainnya, seperti jizyah, kharaj, fai, dan sebagainya. Selain sekolah yang difasilitasi negara, ada juga sekolah yang dibangun oleh para dermawan. Mereka adalah orang-orang kaya yang ingin menginfakkan hartanya. Tentu kurikulum dalam sekolah yang dibangun para dermawan mengikuti kurikulum Islam yang diberlakukan oleh negara.
Jika hal di atas telah diterapkan oleh negara, masyarakat tidak akan kesulitan dan para generasi aman dan nyaman dalam menjalankan pendidikan. Karakter baik pun akan terterapkan disebabkan negara dengan masyarakat sudah memiliki satu konsep yaitu pemikiran, perasaan dan aturannya berasal dari Islam di mana dalam Islam dasarnya adalah akidah Islam. Islam menanamkan bahwa ukuran keberhasilan terletak pada ridha Allah SWT.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Hayunila Nuris
Aktivis Muslimah
0 Comments