Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Marak Perselingkuhan Bukti Lemahnya Ketahanan Keluarga di Sistem Sekuler

TintaSiyasi.com -- Baru-baru ini jagat maya dihebohkan oleh kisah perselingkuhan mertua dan menantu di Serang Banten. Tidak hanya satu, namun banyak sekali berita perselingkuhan diman-mana, baik dilakukan oleh rakyat biasa, artis sampai pejabat. Bahkan menurut hasil survei aplikasi Just Dating, Indonesia menjadi negara kedua di Asia yang terbanyak terjadi kasus perselingk uhan. Sementara Thailand menduduki peringkat pertama negara di Asia yang banyak kasus perselingkuhan. (Tribunnews.com, 18/02/2023)

Indonesia juga menjadi negara keempat di Dunia dengan kasus perselingkuhan terbanyak. Berdasarkan survei yang dilakukan tentang perselingkuhan di Amerika Serikat, setengah dari orang yang sudah menikah berselingkuh setidaknya satu kali selama pernikahan.
Hampir tiga perempat pria dan lebih dari dua pertiga wanita mengakui bahwa mereka telah berselingkuh. Sebagian besar perselingkuhan dimulai dengan teman dekat atau rekan kerja. Begitu perselingkuhan dimulai, hubungan tersebut berlangsung rata-rata dua tahun lamanya. (pikiran-rakyat.com, 17/02/2023)

Akar Masalah Perselingkuhan

Pernikahan pada dasarnya mempertemukan dua orang yang mempunyai kepribadian, sifat, karakter dan latar belakang  yang berbeda satu sama lain. Karena itu, tidak mengherankan jika kehidupan dalam rumah tangga kadang tidak seindah harapan.

Jika masing-masing tidak berusaha memperbaiki diri atau malah justru mencari hiburan di luar, cepat atau lambat akan  memengaruhi kualitas hubungan suami-istri. Akibatnya terjadilah apa yang disebut emotional divorce (keterpecahan emosi) dimana secara fisik pasangan suami-istri masih tinggal serumah, namun secara emosional terdapat jarak yang memisahkan mereka.

Pernikahan di Mata Kapitalisme

Dalam pandangan kapitalis, hubungan pria dan wanita merupakan pandangan yang bersifat seksual semata, bukan pandangan untuk melestarikan keturunan manusia. Mereka menganggap bahwa gejolak naluri yang tidak dipenuhi mengakibatkan kerusakan pada diri manusia.

Dari sini, kita bisa memahami mengapa Barat selalu menciptakan pikiran-pikiran yang mengundang hasrat seksual baik dalam cerita-cerita, lagu-lagu, maupun berbagai karya mereka lainnya. Belum lagi kebiasaan berhias, berpakaian yang mengundang hasrat serta campur-baur antara pria dan wanita. Semua ini muncul karena mereka menganggap tindakan-tindakan semacam itu merupakan bagian dari life style (gaya hidup).

Islam Mencegah Perselingkuhan

Islam memandang pernikahan adalah ibadah. Sebagai sebuah ibadah, pernikahan memiliki sejumlah tujuan mulia yaitu untuk mewujudkan mawaddah dan rahmah, yakni terjalinnya cinta kasih dan tergapainya ketenteraman hati (sakinah) (QS ar-Rum: 21) dan sebagai tujuan akhir adalah menggapai ridho Allah karena sejatinya pernikahan dapat menghindarkan pelakunya dari perbuatan dosa.

Islam juga mengatur dengan sangat jelas hak dan kewajiban suami-istri, orang tua dan anak-anak, serta hubungan dengan keluarga yang lain. Ketimpangan hak dan kewajiban, misalnya soal nafkah, pendidikan, atau perlindungan, tentu akan dengan sangat mudah menyulut perselisihan dalam keluarga yang bisa berpeluang untuk terjadi perselingkuhan.

Tentu, dalam pernikahan, tidak selalu mudah menyatukan dua pribadi yang berbeda dan dengan latar belakang yang berbeda. Konflik menjadi suatu hal yang mudah terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Kesabaran merupakan langkah utama ketika mulai muncul perselisihan. Islam memerintahkan kepada suami-istri agar bergaul dengan cara yang baik, karena boleh jadi di dalamnya terdapat kebaikan-kebaikan. 
Dan jika dibutuhkan orang ketiga untuk membantu menyelesaikan persoalan, maka jangan sekali-sekali melibatkan lawan jenis yang bukan mahramnya; seperti teman sekantor, tetangga, dan sebagainya.

Islam juga telah menjadikan poligami sebagai sesuatu perbuatan mubah (boleh), bukan sunah, bukan pula wajib. Poligami bisa menjadi solusi di tengah kehidupan pergaulan lawan jenis seperti sekarang ini. Anehnya, poligami justru banyak ditentang, sementara perselingkuhan dibiarkan merajalela.

Semuanya ini dapat diwujudkan sebuah sistem yang kondusif, dan hanya sistem Islam yang mampu secara hakiki melindungi keutuhan rumah tangga. Karena penjagaan tak hanya berasal dari pasangan suami istri itu saja namun masyarakat, dan negara akan berusaha untuk menjaga keutuhan keluarga. Ini penting karena dari keluarga lahir generasi yang akan menopang peradaban mulia. Wallahu’alam.


Oleh: Iiv Febriana
Pengajar di Homeschooling dan Aktivis Muslimah Rindu Syariah Sidoarjo


Baca Juga

Post a Comment

0 Comments