Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Macet Panjang Berbuntut Kematian, kok Bisa?


TintaSiyasi.com -- Pernah terjebak macet? Bagaimana rasanya? Sangat tidak nyaman bukan? Panas. Capek. Rasanya emosi memuncak. Apalagi kalau bawa anak- anak. Rewel pastinya. Nah, ini bahkan ada kemacetan yang berakibat nyawa melayang. Kok bisa?!

Beberapa waktu lalu, kemacetan parah hingga 22 jam terjadi di jalan nasional Jambi, hingga mengakibatkan korban jiwa! Jalan nasional yang diperuntukkan sebagai penghubung antarpropinsi ini dipadati oleh truk- truk pengangkut batubara. Akibatnya, kemacetan panjang pun tidak terelakkan.

Menanggapi tragedi yang terjadi di atas Gubernur Jambi pun minta maaf dan meminta untuk menghentikan aktivitas pengangkutan batubara. (Oke Jambi.com 1/3/2023)

Ironisnya, alternatif jalan lain yang bisa dilewati yang dalam keadaan rusak tidak juga diperbaiki. Alokasi anggaran pembangunan jalan malah digunakan untuk membangun jalan di IKN. Akibatnya jalur transportasi terpusat di jalan nasional tersebut. (Pikiran rakyat.com 1/3/2023)

Tragedi kemacetan hingga menelan korban jiwa seperti di atas seharusnya tidak terjadi. Pihak dinas terkait seharusnya bisa berkoordinasi dan mengantisipasi sebelumnya kemungkinan terjadinya kemacetan di jalur tersebut. Jalur nasional harusnya benar- benar diperuntukkan untuk pengguna jalan tertentu, tidak semua kendaraan "tumplek blek' di situ sehingga malah mengganggu kelancaran dan kenyamanan pengguna jalan yang lain.

Kenapa semua kendaraan bisa terpusat di jalan nasional sehingga menimbulkan kemacetan? Bisa jadi karena jalan- jalan yang lain dalam kondisi rusak yang membahayakan penggunanya sehingga mereka enggan melewati jalan alternatif tersebut.

Padahal jalan adalah fasilitas umum yang sangat dibutuhkan masyarakat. Mobilitas yang tinggi serta perputaran kegiatan ekonomi melalui berbagai usaha masyarakat sangat membutuhkan sarana jalan ini. Sehingga harus ada pengaturan peruntukan jalan bagi penggunanya agar semua bisa berjalan lancar. Jika ada gangguan di jalan, maka jelas akan mengganggu kelancaran aktivitas masyarakat secara luas. 

Di dalam Islam, jalan adalah salah satu kepemilikan umum, yang berarti setiap individu masyarakat berhak menggunakan kepemilikan umum ini tanpa mengganggu aktivitas masyarakat yang lain. Penggunaan jalan tidak boleh didominasi oleh pihak- pihak tertentu saja. Semua individu masyarakat punya hak yang sama terkait penggunaan jalan ini.

Dan ini menjadi tanggung jawab penuh negara untuk menyediakan dengan semaksimal mungkin, demi kelancaran aktivitas masyarakat secara luas. Sistem Islam akan benar- benar memperhitungkan segala sesuatunya termasuk keselamatan pengguna jalan, hatta keselamatan hewan sekali pun. Salah seorang Khalifah pada masa pemerintahan Islam dahulu bahkan memikirkan keselamatan hewan yang melewati jalan. Subhanallah...

Semoga tragedi kemacetan yang merenggut nyawa seperti di Jambi tidak pernah terjadi lagi. Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi negara dan pihak- pihak terkait untuk menyediakan jalan yang layak dan aman bagi keselamatan penggunanya. Dan ini hanya memungkinkan jika dijalankan oleh sistem Islam yang benar- benar mengutamakan kemaslahatan masyarakat, bukan sistem kapitalisme yang hanya mengutamakan manfaat. Semoga sistem yang rahmatan lil aalamin ini segera terwujud. Aamiin. Wallahu a'lam bishshowab.[]

Oleh: Salma Azizah
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments