TintaSiyasi.com -- Memprihatinkan. Pasca runtuhnya Khilafah Islam, problem Palestina terjadi silih berganti tiada henti. Diawali dengan berdirinya negara Israel di tanah kaum muslimin pada tahun 1948. Sejak saat itu berbagai rangkaian peristiwa dilontarkan. Pembantaian, penindasan, penahanan, pelanggaran kehormatan umat Islam hingga tiadanya harga atas pertumpahan darah.
Kementerian Palestina mengatakan bocah berusia 14 tahun, Qusai Radwan Waked tewas setelah mengalami luka parah pada bagian perut karena tembakan tentara Israel di wilayah Jenin, sebuah kota di bagian utara Tepi Barat, Minggu (12/2) (CNN Indonesia, 13/2/2023).
Seperti dilansir AFP, Israel menyatakan pasukannya melepas tembakan. Ketika mencoba melumpuhkan seorang militan Palestina. Yang diduga akan melempar alat peledak dan batu ke arah prajurit.
Berdasarkan keterangan seorang fotografer AFP, ia melihat jasad anak yang mati tertembak tersebut terbungkus kain dan dibawa dengan tandu. Itu adalah pembunuhan terbaru dalam rangkaian kekerasan yang kembali berkobar di Tepi Barat-- wilayah yang diduduki Israel sejak Perang Enam Hari 1967.
Sebenarnya, kekejaman dan kejahatan yang dilontarkan Israel laknatullah kepada kaum muslimin khususnya di Palestina bukanlah sekali dua kali terjadi, melainkan berulangkali hingga jutaan jiwa kaum Muslim direnggut habis. Tak usai di sini, tanah yang mereka tinggali pun juga harus mereka tinggalkan sebab pengusiran paksa. Kemudian mereka mendirikan pemukiman Yahudi. Tempat suci umat Islam jadi sasaran jahat, Masjid Al-Aqsa yang merupakan salah satu dari tiga masjid yang disucikan oleh umat Muslim telah dinodai oleh zionis Israel hingga hari ini.
Kekerasan yang kembali berkobar dengan keberanian melakukan kekejian didukung dengan adanya kekuatan besar dari dunia militer dan tidak adanya junnah (perisai) yang dimiliki kaum Muslim, sehingga pemimpin negeri-negeri kaum muslim hanya bisa mengutuk, mengecam, dan justru bersikap hipokrit kepada umat, oleh karenanya tidak heran bila media sosial barat yang sangat jelas membatasi postingan terkait Palestina.
Rosulullah SAW bersabda, “Perumpamaan kaum mukmin dalam berkasih-sayang itu bagaikan satu tubuh, jika satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (HR. Muslim).
Seperti yang kita ketahui, apa yang terjadi di Palestina bukanlah konflik politik dalam negeri, bukan pula sekedar kemanusiaan, namun ini adalah konflik agama, yang mana penderitaan dan jeritan kesakitan ini tidak mampu di selamatkan hanya dengan sekedar mengirim bantuan logistik maupun medis.
Tidak ada acara lain untuk membebaskan Palestina dari jajahan Yahudi Israel kecuali kaum muslimin bersatu dalam kepemimpinan satu komando. Karena bagaimana mereka akan menghadapi pasukan penduduk bertelanjang dada hanya dengan perisai kebenaran. Yang jelas kekuatan ini tidak dapat diharapkan dari PBB atau organisasi Internasional sekalipun.
Perlu dipahami, back up yang dimiliki oleh Israel di sini adalah Amerika, yang sangat jelas terlihat bahwasannya baik PBB ataupun organisasi Internasional yang lain tidak akan bisa menyelamatkan Palestina apalagi menindak Israel secara tegas. Singkatnya, pemimpin kekuatan ini mustahil ada dari rahim sistem sekuler kapitalisme, karena karakter yang mereka miliki hanya sekadar manfaat, keuntungan, dan kemenangan semata.
Maka dari itu, derita dan sakit yang kaum muslimin alami saat ini khususnya Palestina, hanya dapat terakhiri dengan kekuatan militer besar yang dimiliki dunia Islam. Dengan cara memperjuangkan dan menerapan hukum-hukum Allah SWT agar tegak kembali di muka bumi ini. Sebab kita hamba yang lemah tidak luput untuk bergantung pada Sang-Kuasa.
Wallahu a’lam bishshawab. []
Oleh: Tsabitah Dien
Aktivis Muslimah
0 Comments