Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Demi Konten dan Eksistensi, Nyawa pun Melayang Pergi

TintaSiyasi.com -- Melihat perkembangan teknologi saat ini sangat berpengaruh di kehidupan masyarakat, terutama di kalangan pemuda. Banyak cara yang mereka lakukan untuk menunjukkan eksistensi diri, tak jarang ada yang mengorbankan harga dirinya bahkan sampai nyawa pun mereka taruhkan demi konten, agar viral di media sosial. 

Beberapa hari lalu ditemukan seorang wanita berinisial W (21 tahun) tewas di kontrakannya Leuwiliang, Kabupaten Bogor, dengan kondisi leher menggantung di sebuah tali. Peristiwa tersebut terjadi ketika W sedang membuat konten gantung diri sambil panggilan video dengan teman-temannya. 

“Saat itu sambil video call sama teman-temannya, korban mengatakan mau live nih, gue mau bikin konten ah, tahu-tahu kursinya yang dipakai buat pijakan di bawah itu terpeleset, jadi benaran gantung diri,” terang Kapolsek Leuwiliang Kompol Agus Supriyanto. (CNNIndonesia.com, 03/03/2023) 

Kasus serupa pun pernah terjadi beberapa waktu yang lalu. Seorang remaja tewas saat membuat konten dengan cara menhadang truk yang sedang melaju. Kasus-kasus ini hanya sebagian contoh kecil di kalangan pemuda. Alasannya satu yaitu ingin menunjukkan eksistensi dirinya. Eksistensi saat ini menjadi hal yang diprioritaskan. Bahkan tidak memandang apakah itu membahayakan diri sendiri atau orang lain. Kira-kira apa yang menjadi penyebabnya? Jawabannya yaitu rendahnya taraf berpikir generasi pemuda saat ini. 

Teknologi hari ini sangat mudah untuk di akses, salah satunya dijadikan alat untuk eksistensi diri terutama di kalangan pemuda. Ketenaran dan keuntungan materi menjadi pemicu untuk membuat konten di media sosial. Sayangnya banyak konten yang nirfaedah bahkan sampai membahayakan jiwa. 

Pemuda itu memiliki potensi yang luar biasa salah satunya kuat, berani, kreatif, rasa ingin tahu yang tinggi dan sebagainya. Namun, potensi itu sudah dibajak oleh sistem sekuler-kapitalis. Sistem ini menjadikan pemuda malas berpikir untuk kemaslahatan umat. Mereka lebih mengedepankan hawa nafsu untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan tanpa memandang risiko yang akan terjadi, asalkan menyenangkan dan bisa viral akan terus diperjuangkan. 

Sistem pendidikan hari ini juga belum berhasil mencetak generasi yang unggul, sangat minim penanaman tentang akidah. Mereka dididik untuk menghasilkan materi, yang pasti akan menguntungkan para pengusaha. Alhasil generasi akan berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang, salah satunya dengan membuat konten. Mereka tidak berpikir apakah itu halal atau haram, membahayakan atau tidak. 

Inilah fakta yang terjadi di kalangan pemuda, perilaku mereka sangat rendah, yang muncul dari taraf berpikir yang rendah pula. Aktivitasnya menunjukkan ada yang salah dalam sistem kehidupan ini, dan tentulah hasil dari sistem yang masih diyakini oleh masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan. 

Sistem sekuler-kapitalis menjadikan generasi lemah dalam taraf berpikir, tidak memiliki tujuan yang mulia sebagai agen perubahan, justru mengekspresikan dirinya dengan membuat konten yang nirfaedah. Selain itu negara juga gagal melahirkan sosok individu yang berilmu tinggi yang akan senantiasa taat dengan aturan Allah Swt. 

Sangat berbeda dengan sistem Islam, seluruh aspek kehidupan sudah diatur dengan sempurna. Sistem pendidikan yang akan melahirkan sosok pemuda berkepribadian Islam yang memiliki pola pikir Islam dan pola sikap Islam. Dimulai dari keluarga menanamkan akidah sejak kecil sebagai dasar untuk menentukan tujuan hidupnya, agar selalu terikat dengan hukum syarak. Selain itu negara juga akan menyediakan fasilitas belajar sebagai penunjang para pemuda agar mampu mengembangkan diri sesuai dengan keahliannya.

Islam telah melahirkan banyak sosok yang tidak hanya ahli ibadah namun ahli di bidang sains, kedokteran, astronomi dan geografi. Konten-konten nirfaedah akan disaring agar tidak merusak pemikiran Islam. Kemajuan teknologi bisa digunakan sebagai alat untuk membuat konten-konten dakwah atau tayangan yang edukatif agar umat lebih mudah mengenal Islam secara luas hingga menyebar ke seluruh dunia. 

Islam akan memperdayakan potensi yang dimiliki oleh pemuda sebagai agen perubahan. Mereka memiliki keimanan yang kokoh, pemberani, mudah menerima kebenaran, karena sejatinya di tangan pemudalah peradaban Islam akan bangkit. Berdasarkan firman Allah Swt., 

 نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ

“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (QS. Al-Kahfi:13). 

Dengan sistem Islam akan lahir pemuda yang beriman yang memiliki visi dan misi untuk akhirat, standar kebahagiaan mencari rido Allah Swt. Bukan semata-mata untuk kesenangan dunia. Inilah tugas kita untuk terus menyebarkan Islam sampai batas kemampuan yang kita miliki. Wallahu 'alam bishshawab.[]

Oleh: Nur Fatimah
(Ibu Rumah Tangga)
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments