Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tantangan Keluarga Masa Kini

TintaSiyasi.com -- Akhir-akhir ini media mengusik informasi pemerkosaan anak TK yang menjadi korban dari tiga anak SD. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Mojokerto Ajun Komisaris Polisi Gondam Prienggondhani membenarkan bahwa pihaknya menerima laporan kasus tersebut (Liputan6, 20/1/2023).
Tipisnya pengetahuan akan akidah menjadi hilangnya moral, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa. Artinya tali pegangan kekuatan akidah Islam sebagai pijakan telah hilang ditelan oleh sekularisme. Sekuler menjadikan masyarakat untuk tidak takut dalam melakukan perbuatan apapun, tak menjadikan nilai-nilai kebaikan sebagai fitrah dalam kehidupan. Perilaku yang menyimpang adalah dampak dari pemisahan agama dari kehidupan. Pondasi akan bahaya seksual yang dipertontonkan di setiap ruang kesempatan baik itu media sosial dan lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang menjadi rusaknya para generasi yang sejatinya mereka yang akan meneruskan peradaban dan pengetahuan Islam guna membangkitkan Islam menuju kecemerlangannya. Namun sebaliknya serangan yang bertubi-tubi menyerang dari segala aspek hingga hakikinya generasi pemuda redup sebelum masanya.  

Di samping itu kurikulum pendidikan yang berbasis sekuler ini kian membuat generasi makin menampakkan kerusakannya. Walhasil hal ini membuat generasi hilang kendali karena kebebasan yang diterapkan. Solusi semu yang diterapkan pun menjadi salah satu alasan pemicu kenapa pola sikap yang mengagungkan kebebasan ini tidak layak dipertahankan. Pasalnya buah hasil sekuler semakin brutal dan keji dalam setiap aksinya. Dikarenakan kran kebebasan ini menjadi peluang dan kesempatan tanpa ada kontrol baik dari individu, masyarakat maupun negara.


Pendidikan Keluarga dan Masyarakat
Dalam dunia pergaulan sekuler saat ini, hendaknya para orang tua memantaskan diri menjadi gerbang peradaban bagi keluarganya. Membuat pola didik berbasis Islam yang mengharuskan seluruh anggota keluarga mentaatinya guna meraih ridha Allah SWT. Sembari mengawasi dengan penjagaan yang sangat ketat. Pasalnya serangan terhadap Islam makin deras terutama melalui media sosial. Media sosial memberikan ruang yang sangat besar, yang tadinya tabu untuk melihat yang terlarang sekarang telah menjadi hal biasa. Dan semua usia dengan mudah mengaksesnya. Dari itu orang tua harus punya ilmu tentang itu, karena anak adalah aset peradaban Islam. 

Pembinaan keluarga yang hebat butuh kerja keras seluruh anggota keluarga, sehingga mendapatkan keluarga samawa (sakinah, mawadah, warahmah) mudah diraih. Selain itu, menjadikan anggota keluarga sebagai pengemban amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat dan itu menjadi keharusan. Karena beramar makruf nahi mungkar adalah perintah Allah SWT, agar masyarakat memiliki pemikiran Islam dan mencegah perselisihan dan pertikaian antar masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran negara.

Pemimpin Dambaan Umat
Negara adalah tiang dalam menerapkan suatu aturan. Bagaimana tidak, karena negara menerapkan aturan dalam segala aspek kehidupan. Di pundak pemimpinlah beban suatu amanah dipertanggungjawabkan dunia maupun akhirat. Hal ini tidak mudah, karena memangku suatu amanah dibutuhkan pembinaan dan itu menjadi keharusan guna mengontrol setiap perilaku. 

Islam mewajibkan mengangkat sosok pemimpin yang mengikat dirinya baik secara pemikiran, perasaan dan peraturan berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Ini merupakan syarat mutlak menjadi seorang pemimpin.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Melia Senita
Pengusaha Muslim
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments