Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Papua Merana Dihantam Banyak Masalah

TintaSiyasi.com -- Papua menjadi salah satu pulau kaya yang dimiliki Indonesia. Sudah bukan rahasia lagi, gunung emas itu ada di Papua. Tak hanya itu, sumber daya alam seperti tembaga dan perak juga ada di pulau yang terletak di wilayah ujung timur Indonesia. Namun, kondisi tersebut berbalik dengan kondisi rakyatnya. Pulau dengan julukan Bumi Cendrawasih hingga kini masih bergulat dengan banyak masalah yang tak kunjung terselesaikan. 

Mulai persoalan kemiskinan hingga bencana alam yang baru- baru ini terjadi, menjadikan kehidupan masyarakat Papua makin merana. Sudah jatuh tertimpa tangga. Sejak awal Januari hingga Februari, lebih dari 1000 gempa menggoyang Jayapura, Papua. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan kawasan gempa di Jayapura merupakan wilayah yang rawan pergeseran akibat kondisi batuan rapuh (cnnindonesia.com, 9/2/2023). 

Belum lagi, persoalan lainnya. Konflik yang diawali dengan teror dan penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mengakibatkan kondisi Papua semakin tidak kondusif. Begitu pula bentrok antarwarga atau suku juga memperparah keadaan di sana. Banyak bentrokan yang memicu pembakaran, perusakan, bahkan menelan korban jiwa. Polda Papua mencatat pada 2022 ada sekitar 90 kasus kejahatan yang dilakukan KKB. Akibatnya, sedikitnya 53 orang meninggal, baik warga sipil, TNI, maupun Polri (cnnindonesia.com, 9/2/2023).

Persoalan ekonomi pun juga belum tuntas. Papua yang dikenal sebagai pulau yang kaya akan SDM, nyatanya masyarakatnya mengalami kemiskinan yang luar biasa. Tingkat kemiskinannya tertinggi se-Indonesia. Dengan presentase penduduk miskin tertinggi pada September 2022 yakni sebesar 26,80% meningkat 0,24% poin terhadap Maret 2022.

Sungguh ironis. Papua selalu dikelilingi berbagai masalah. Kemiskinan menjadi kehidupan yang selalu mereka jalani. Belum lagi terjadinya gempa, dan KKB yang masih berulah. Kekayaan alam yang melimpah nyata tak menjadikan masyarakatnya bahagia ikut merasakan hasilnya. Justru yang merasakan pihak asing yang menguasai SDM Papua. Keamanan di Papua pun mahal harganya. Dan lebih parahnya Negara seolah tak mau tau alias abai. Bahkan Negara memberikan izin para investor asing untuk menguasai SDM Papua. 

Inilah potret negeri yang menjadikan materi sebagai poros dalam mengatur kehidupan rakyatnya. Atau dikenal dengan sistem Kapitalisme. Sistem pengaturan negara yang menomorsatukan meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Tanpa rasa peduli dengan rakyat yang berjibaku dengan beragam kesulitan kehidupan. Selama menguntungkan tetap akan dijadikan sebagai kebijakan negara. Negara lebih mengutamakan kepentingan asing dibandingkan kepentingan rakyatnya. 

Begitu pula ketika terjadi gempa. Penanganannya pun tidaklah optimal. Tidak ada upaya pencegahan sekaligus penyelesaian pasca terjadinya bencana. Meski gempa merupakan bagian dari kejadian alam, manusia tetap diharuskan berusaha mengantisipasinya. Agar bisa meminimalkan kerusakan dan menyelamatkan warga. 

Dan urusan keamanan juga tidak diperhatikan. Banyak konflik yang merusak kerukunan antar warga dianggap persoalan remeh dan tidak tanggap mengatasinya. Akibatnya banyak menelan korban jiwa. 

Dalam hal ekonomi, SDA Papua dikuasai pihak asing. Padahal Allah menganugerahkan SDA di Papua untuk kesejahteraan semua rakyat. Bukan untuk pihak-pihak tertentu yang bermodal besar. Tidak diperkenan SDA dikuasai individu atau kelompok dengan alasan yang punya modal besar dialah yang berhak memilikinya. 

Berbeda bila negara menerapkan sistem Islam. Sistem yang sudah terbukti kesempurnaannya dalam menyejahterakan manusia sedunia selama 14 abad. Dikarenakan berasal dari Allah, Islam mampu menyelesaikan semua masalah. Tak hanya di Papua tetapi juga di seluruh dunia. 

Sistem Islam mempunyai strategi dalam menghadapi gempa. Negara akan membuat bangunan tahan gempa. Daerah khusus wilayah rawan gempa akan ditata sedemikian rupa agar jika terjadi gempa, rakyat bisa lari ke tempat yang aman. Teknologi lainnya yang mendukung penanganan gempa juga akan tersedia sehingga ketika terjadi gempa, sudah diantisipasi. Keselamatan para korban bencana pun diutamakan. Negara akan berupaya memberikan bantuan- bantuan untuk menyelamatkan korban. 

Begitu juga ketika Islam mengurus konflik masyarakat. Negara akan memberikan rasa aman kepada rakyatnya. Tidak diperbolehkan adanya baku hantam antar manusia. Siapa saja yang ingin melakukan teror, maka Negara akan bertindak tegas dan memberikan hukuman yang jera sehingga tidak ada yang berani berbuat ulah. 

Dalam hal ekonomi, Islam tidak memperbolehkan SDA dikuasai individu ataupun  pemodal. SDA dikelola oleh Negara untuk kepentingan rakyat. Sabda Rasulullah: Kaum Muslim berserikat (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal: air, rumput dan api. (HR Ibnu Majah). Dan para pemimpin negeri berperan sebagai penanggung jawab atas rakyat rakyatnya dihadapan Allah SWT dengan mengolah kekayaan alam demi kesejahteraan rakyatnya.

Oleh karena itu, sudah saatnya negara menerapkan sistem Islam. Segala persoalan bisa terselesaikan dengan tepat. Agar rasa aman dan sejahtera didapatkan.

Oleh: Alfiana Prima Rahardjo, S.P.
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments