Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengkaji Islam Adalah Kebutuhan, Bukan Beban

TintaSiyasi.com -- Sebagaimana telah kita ketahui bersama Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri ramai menjadi sorotan publik setelah pidatonya memicu kontroversi di media sosial (medsos).

Pidato Megawati itu terucap saat ia menjadi pemateri dalam Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana' di Jakarta Selatan pada Kamis (16/2/2023).

Acara tersebut dihadiri Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, beberapa menteri, dan Kepala BPIP Yudian Wahyudi. (Republika.co.id/19/2/2023)

Salah satu pidato Megawati yang kontroversial adalah ketika membahas masalah stunting. Beliau mengaitkannya dengan aktivitas keagamaan kaum ibu yang waktunya tersita untuk pengajian sehingga lupa mengurus anak. Bahkan beliau sampai berpesan agar kaum ibu bisa membagi waktu agar tidak habis untuk pengajian dengan melupakan asupan gizi anak (Republika.co.id/19/2/2023).

Pernyataan Megawati tersebut jelas mengundang reaksi masyarakat khususnya kaum ibu. Bagaimana tidak, kegiatan kajian yang seharusnya mendapat dukungan positif karena memberikan dampak baik bagi ibu-ibu justru dikaitkan menjadi sebab terlantarnya anak sehingga tidak mendapat gizi yang baik.

Pernyataan tersebut menimbulkan berbagai reaksi ditengah masyarakat. Ada yg mendukung pernyataan tersebut, namun lebih banyak yang mengecam pernyataan tersebut.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Andi Nurpati. Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Andi Nurpati menuturkan, pengajian itu terkadang dilakukan seminggu sekali atau sebulan sekali. Dia menambahkan, di dalam pengajian juga terkadang banyak membahas tentang kesehatan. "Sangat tidak pantas menyoal ibu-ibu pengajian, kenapa enggak menyoal ibu-ibu yang dugem (dunia gemerlap, red) ke diskotik? Ibu-ibu yang bekerja full day?" kata Andi Nurpati (sindonews.com/19/2/2023). 

Hadir di pengajian dianggap melalaikan anak adalah tuduhan tak berdasar.  Ini adalah salah satu bentuk gagal paham terhadap aktifitas menuntut ilmu agama yang hukumnya fardhu ‘ain bagi kaum muslim dan muslimat.

Pengajian menjadi tempat alternatif untuk memahami berbagai hukum Allah secara kaffah yang dibutuhkan dalam mengarungi kehidupan,termasuk dalam mendidik anak. Pemahaman islam secara kaffah ini yang justru tidak didapatkan di bangku sekolah yang mengadopsi kurikulum sekuler seperti saat ini.

Dalam sistem pendidikan sekular hari ini,
Ilmu agama bahkan dianggap tidak begitu penting sehingga hanya diberi waktu 2 jam/minggu. Padahal Allah memuliakan posisi orang-orang yg menuntut ilmu islam. Dalam QS.Al-Mujadalah : 11, Allah SWT berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dalil tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya apalagi nasabnya. 

Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Dalam negara Islam (khilafah) mengkaji Islam secara kaffah itu bagian dari program pembinaan kepribadian setiap individu yang terintegrasi dalam kurikulum dan kebijakan negara lainnya. Sehingga menghasilkan individu yang beriman dan bertakwa, tinggi taraf berpikirnya, kuat kesadaran politiknya  yang juga menjadi bekal bagi para ibu untuk mendidik anaknya menjadi muslim yang berkepribadian Islam calon pemimpin masa depan. Wallahu a'lam bishshawab.[]

Oleh: Yusniah Tampubolon
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments