Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mempertanyakan Usulan Kenaikan Ongkos Haji


TintaSiyasi.com -- Sangat tidak bijak, usulan kenaikan penyelenggaraan haji dari Menteri Agama (Menag) mendapat sorotan partai amanat nasional (PAN), karena tak tanggung-tanggung kisaran naiknya. Naik pada tahun 2022 dari Rp39 juta menjadi Rp69 juta.

“Berdasarkan penetapan penggunaan anggaran dan juga situasi terkini masyarakat, usulan kenaikan PPIH 2023 dinilai sangat tidak bijak, “kata Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay melalui keterangan resmi, Senin (23/1).

Sontak warga Muslim terbesar berdecap. Sekaligus mempertanyakan ke mana kinerja Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang diamanahkannya. Padahal sekian tahun dana yang di kumpulkan calon haji dapat dilipatkan, ditingkatkan manfaatnya. Lah memang bisa menguap? Didih warga Muslim ini.

Lalu lanjut pertanyaan berikutnya, manakah ucap janji pemerintah, penguasa negeri ini, yang selalu berorientasi kepada upaya meringankan beban masyarakat? Faktanya kini kenaikan biaya Haji ini akan sangat memberatkan para jamaah yang berada di variasi demografi calon jamaah. Bagaimana petani, tukang gorengan, tukang cendol memeras keringat demi cita-cita mulia bagi muslim ini. Nah di sinilah peran besar negara dipertanyakan. Ke mana? Dan untuk siapa?

Malah, Saleh mengatakan bila usulan biaya haji 2023 tetap dipaksa untuk tetap dinaikkan, dikhawatirkan akan timbul asumsi masyarakat bahwa dana haji dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur. Asumsi lain bisa dibayangkan betapa banyaknya negeri ini berutang!

Dari sumber lain disebutkan, mantan ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah juga mendesak agar Kemenag mempertimbangkan usulannya.

Kembali menurut Saleh, ia berhitung jumlah jemaah haji reguler 203.320 orang jika kenaikan 30 juta per orang, maka total terkumpulnya uang jamaah sebesar Rp 14,06 triliun. Itu belum ditambah manfaat dana haji yang dikelola BPKH sebesar Rp 5,9 triliun. Jika dihitung-hitung maka seharusnya tidak perlu ada usulan kenaikan biaya keberangkatan haji.

Sebenarnya warga negeri ini sudah kenyang dengan beberapa tahapan kenaikan harga mulai dari kebutuhan pokok terutama bahan pangan, BBM, sampai kebutuhan hidup lain yang semuanya juga ikut naik. Termasuk ongkos haji ini. Pembuat aneh kenapa negara kaya sumber daya alamnya ini, miskin pemikir sejati? Kaya nafsu diri?

Alih-alih mau tidak mau, suka maupun terluka paksakan diri untuk mengaku bahwa inilah sistem ekonomi kapitalis sekuler, yang tumbuh subur pada sistem demokrasi yang menjadikan halal bisnis apa saja menurutnya. Yang penting untung.
Kancah seputar bisnis pada sistem ekonomi sekuler ini akan mendidik kita, untuk segera berpikir. Memikirkan siapa yang diuntungkan. Dan siapa yang menjadi korban kerugiannya. Lalu siapa penyelenggara yang bertanggung jawab atas hajat orang banyak seperti nasib ratusan ribu calon haji ini? Sanggupkah bertanggung jawab atas dosa gagalnya keberangkatan haji warganya?

Lagi-lagi teruji, seandainya pemimpin negeri ini orang yang menegakkan tugas amanah sesuai dengan syariat Islam, tentu di pundaknya akan ringan menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Yaitu meriayah kebutuhan ibadah warga negaranya, mempermudah urusannya dan menjadi pengayom dari sistem bengis ekonomi kapitalisme. Yang mengorientasikan hidup serba bisnis. Sehingga membantu meringankan biaya haji syukur bisa gratis.

Sebab, negeri Muslim sudah dijamin cukup kebutuhannya oleh Allah SWT yang Mahakuasa lagi Mahakaya. Seharusnya sang pemimpin bisa mengolah sumber daya alam untuk mencukupi seluruh kebutuhan warganya termasuk menyelenggarakan dan kemudahan keberangkatan ibadahnya ke tanah suci. Mestinya negara malah bertindak meringankan bukan membisniskan.

Dibutuhkan keberanian seorang pemimpin negara yang sanggup menghapus dosa kepemimpinannya. Ia berani memperbaiki diri demi pertanggung jawaban akhiratnya. Mumpung masih dikasih waktu di dunia.

Maka sikapnya akan terlihat ketika ia segera stop sistem ekonomi kapitalisme sekuler. Sebagai penebus salah kepemimpinannya. Dengan cepat-cepat bertobat menegakkan syariat, membangun dan mengembalikan peradaban Islam. Menolong warganya supaya mudah beribadah ke tanah suci dan menggagalkan usulan kenaikan haji. Jangan lah mengambil keuntungan dari keringat, manfaat dari varian demografi calon jemaah haji yang penat menunggu antrean, dengan berbagai macam aturan, yang menghadang perjalanan.

Yuk kita dukung adanya kepala negara seperti ini yang memegang teguh amanah kepemimpinannya sesuai keteguhan iman. Islam. []


Oleh: Titin
Lingkar Studi Perempuan Peradaban
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments