Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kenapa Tobat Itu Susah Amat ya Bestie?


TintaSiyasi.com -- Kita sebagai manusia pernah melakukan kesalahan ya, Allah SWT sebagai Maha Pengampun memberikan kita banyak kesempatan untuk bertaubat. Tetapi kebanyakan manusia mudah untuk bermaksiat kembali. Padahal perintah Allah SWT untuk manusia bertaubat ada di dalam Al-Qur’an, "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS. At-Tahrim ayat 8).

Sebenarnya dalam gambaran menggapai taubatan nasuha ada 4 hal yaitu mencampakkan benar-benar kesalahan itu, menyesal telah melakukannya, selanjutnya ada itikad tidak mengulanginya kalau semisal kesalahan ini ada hak manusia yang lainnya juga harus mendapatkan maaf kerelaan manusia yang kita sakiti tersebut.

Namun dalam sistem kapitalisme saat ini, di mana hukum-hukum yang mencegah kemaksiatan malah mudah untuk dilanggar, hal-hal kemaksiatan mudah dilakukan apalagi asas sistem saat ini sekuler yang menjauhkan umat Muslim dari agamanya. Para pemuda dihadapkan dengan pergaulan yang serba permisif, peluang melakukan dosa sangat mudah dan masif. Kemudian sistem ekonomi yang liberal dan diskriminatif menimbulkan bencana kemiskinan sehingga bagi yang tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan hidup akhirnya dapat melakukan tindak penipuan, penjabretan, pencurian bahkan pegawai negara yang gajinya tidak cukup melakukan korupsi.

Termasuk anak-anak sekalipun tidak bisa terpenuhi kebutuhannya, sehingga frustasi bahkan melakukan bunuh diri dan lain-lain. Dalam kapitalisme sekuler, kemaksiatan terjadi secara sistemis. Masyarakat terjerumus pada kesalahan ditambah lagi pemahaman masyarakat yang jauh dengan agamanya. Para pemuda disibukkan dengan kebahagian semu, masa mudanya digunakan untuk bersenang-senang saja, kalau tobat sewaktu tua. Lalu terhadap para pemuda saat ini enggan menerima nasihat orang yang menasihatinya pada kebaikan. Bahkan ada anggapan bahwa aturan agama itu usang, sehingga ada upaya-upaya mencegah pada kemungkaran dan mengajak pada kebaikan tidak berjalan di tengah masyarakat, akhirnya kemaksiatan akan terus masif.

Perintah-perintah Allah untuk tobat nasuha dan taat kepada Allah SWT secara totalitas, ini hanya relevan oleh masyarakat yang diatur dengan syariat Islam. Ketika hukum ibadah, akhlak, dan aturan kehidupan yang lainnya dilakukan oleh individu, masyarakat, negara maka semua manusia minim sekali untuk melakukan keburukan atau kemaksiatan. Ini terbukti jikalau semua hukum diatur dengan aturan Allah SWT dalam setiap lini kehidupan.

Jika selama sistem aturan yang dipakai sekuler kapitalisme yang sangat besar peluang untuk melakukan kesalahan, kehidupan yang susah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ditambah lagi negara memfasilitasi hal ini maka manusia akan terus terdorong untuk melakukan kemaksiatan. Hal yang paling penting untuk kita kembali kepada aturan Allah SWT secara totalitas. Allah SWT berfirman dalam QS Al A’raf ayat 96 yaitu “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Sahna Salfini Husyairoh, S.T
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments