TintaSiyasi.com -- Data epidemiologi UNAIDS menyebutkan bahwa hingga 2021 jumlah orang dengan HIV mencapai 38,4 juta jiwa. Kelompok perempuan dan anak menunjukkan angka yang memprihatinkan.
Di Indonesia, terdapat sekitar 543.100 orang hidup dengan HIV dengan estimasi 27 ribu kasus infeksi baru pada 2021. Sekitar 40 persen kasus infeksi baru terjadi pada perempuan, sedangkan lebih dari 51 persennya terjadi pada kelompok remaja (15-24 tahun), dan 12 persen infeksi baru pada anak (SindoNews).
Data yang tercatat dalam kasus HIV/AIDS ini memang tak ubahnya fenomena gunung es yang hanya tercatat di permukaannya saja. Adapun banyak di luaran yang tidak tercatat, terlebih seiring dengan fenomena L9BT yang makin marak.
Lebih memprihatinkan lagi ketika diketahui alasan meningkatnya, akibat maraknya perilaku menyimpang pasangan sejenis, pergaulan dan seks bebas yang makin jadi budaya.
Terlebih juga, kasus lebih banyak menimpa kalangan usia muda yang seharusnya menjadi bagian perubahan namun justru sebaliknya. Potensinya terjebak dalam arus pergaulan bebas hingga rusak dan jauh dari energi perubahan.
Di sisi lain, perilaku menyimpang justru dibiarkan dan negara yang tidak mampu menyediakan fasilitas pengobatan yang memadai dan lengkap bagi para penderita.
Berbagai program yang ada, hingga saat ini tak akan mampu mencegah penularan HIV/AIDS. Solusi yang ditawarkan sama sekali tidak menyentuh akar persoalan, bahkan menimbulkan masalah baru.
Alih-alih memberikan solusi, namun yang terjadi justru menambah kasus sebagai akibat dari gaya hidup yang sekuler terutama dalam pergaulannya. Sekularisme tah membuka kran pola pergaulan bebas yang menghantarkan pada perilaku bebas, L9BT terutama di kalangan remaja/anak muda.
Sistem sekularisme yang tidak menjadikan agama sebagai pedoman hidup, telah menjerumuskan manusia pada kerusakan akal dan perilakunya. Baik buruk atas perbuatan tidak lagi melihat kacamata pencipta melainkan hanya dengan hawa nafsu semata. Begitulah pergaulan bebas yang mengharuskan khususnya anak muda terjerumus dalam kasus HIV/AIDS.
Inilah konsekuensi ketika hidup dalam sistem yang tidak sesuai fitrahnya manusia. Kerusakan demi kerusakan akan terus bertambah akibat ulah tangan manusia itu sendiri
Allah SWT berfirman yang artinya, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Ar Rum : 41).
Ayat di atas mengingatkan kepada kita, bahwa segala penyebab kerusakan di muka bumi ini karena manusia itu sendiri bermaksiat. Mencampakkan aturan-Nya, dan mengganti dengan aturan buatan manusia, itulah sekularisme.
Maka tidak ada jalan lain, selain harus kita kembalikan segala aturan hidup sesuai apa yang telah diturunkan oleh Allah Al Mudabbir. Mengembalikan segala aturan hidup kepada Islam, sebagai din yang sempurna menjadi solusi setiap permasalah hidup. Agar dengannya mampu menjadi solusi tuntas penyebaran kasus HIV/AIDS
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Yuni Ernawati
Aktivis Muslimah
0 Comments