TintaSiyasi.com -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengungkapkan, bahwa demokrasi tengah mengalami tantangan. Bahkan, beberapa survei menunjukkan bahwa demokrasi mengalami kemunduran. Beliau mengutip data-data yang tersedia, antara lain dari International IDEA yang melaporkan bahwa demokrasi mengalami kemunduran atau stagnan.
Hal ini diungkapkan Retno Marsudi dalam sambutan pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-15 di Bali, Kamis (8/12/2022).
Tak tanggung-tanggung kemunduran nya, data dari Freedom House bahkan menyampaikan terjadi kemunduran demokrasi selama 16 tahun berturut-turut.
Sementara V-Dem Institute menyebut rata-rata kualitas demokrasi turun ke level 30 tahun yang lalu. Di Asia Pasifik sendiri, diperkirakan 54 persen penduduk hidup di bawah alam demokrasi (Kompas, 8/12/2022).
Bali Democracy Forum (BDF) ke-15 mengangkat tema Democracy In A Changing World: Leadership And Solidarity. BDF ke-15 Tahun 2022 dihadiri 323 peserta dari 112 negara dan 5 organisasi Internasional. Sebanyak 52 peserta diantaranya mengikuti kegiatan ini secara virtual.
Forum tahunan ini diharapkan bisa mendorong negara di dunia menerapkan demokrasi dalam situasi saat ini (RRI, 8/12/2022).
Bali Democracy forum (BDF) sudah berlangsung 15 tahun lamanya dengan tema berbeda-beda setiap tahun. Forum ini diadakan untuk menyoroti praktek demokrasi. Dalam pertemuan BDF tahun ini disampaikan banyak penelitian yang menunjukkan adanya kemunduran demokrasi.
Namun sayangnya masih banyak juga pihak yang percaya bahwa demokrasi menjadi bisa menjadi solusi pesoalan yang tengah dihadapi dunia saat ini.
Demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan yang lahir dari ideologi kapitalisme. Ideologi ini notabene adalah ideologi yang lahir hasil dari kejeniusan akan manusia. Sistem demokrasi telah diterapkan bertahun-tahun diberbagai negara didunia namun tak memberikan dampak yang baik bagi kehidupan masyarakat bahkan bertambah buruk.
Hal ini disebabkan karena aturan yang lahir dari kejeniusan akal manusia adalah aturan yang lemah. Sebab, sesama manusia pastinya tidak mengetahui aturan apa yang layak diterapkan bagi manusia lainnya. Apalagi manusia ketika diberikan kewenangan untuk membuat aturan pastinya akan dipengaruhi oleh hawa nafsunya.
Sistem demokrasi adalah sistem yang rusak dari lahirnya. Tentu saja aturan yang lahir dari sebuah sistem yang rusak adalah aturan yang juga merusak tatanan kehidupan masyarakat. Hal ini bisa kita rasakan, berapa lama kita hidup didalam sistem demokrasi maka selama itu pula kita belum mendapatkan kesejahteraan. Bahkan yang ada hanyalah kerusakan dalam setiap lini kehidupan kita. Kerusakan dari aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, tata pergaulan dan berbagai aspek lainnya dapat kita rasakan kerusakannya.
Saat ini kita bisa melihat dengan jelas bahwa demokrasi tidak sedang baik-baik saja. Sistem demokrasi sedang berada diujung tanduk. Jika banyak penelitian yang mendapatkan kemunduran-kemunduran demokrasi, maka sudah selayaknya mereka mencari solusi lain yang mampu menyelesaikan tatanan kehidupan kita saat ini. sudah tidak ada lagi yang bisa kita pertahankan dalam sistem demokrasi ini.
Sistem yang mampu menggantikan kerusakan sistem demokrasi adalah sistem Islam. Sistem Islam kaffah dalam naungan khilafah akan menerapkan ideologi Islam dalam berbagai aspek kehidupan kita. Ideologi Islam adalah ideologi yang bersumber dari wahyu Allah SWT. Allah SWT sebagai Al-khaliq Al-Mudabbir tentunya telah menyiapkan aturan yang pas untuk mengatur kehidupan manusia. Itulah syariat Islam.
Syariat Islam kaffah dalam naungan khilafah pernah diterapkan selama 13 abad lamanya. Sejarah khilafah juga meninggalkan pesan dan kesan kehidupan masyarakat yang begitu baik. Hal itu karena seluruh aspek kehidupan masyarakat diatur dengan aturan Islam. Maka, kondisi buruk kehidupan kita saat ini hanya bisa diatasi dengan Islam. Hanya Islam satu-satunya solusi bagi berbagai problematika kehidupan kita saat ini.
Allah SWT berfirman, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (para rasul), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raaf : 96).
Wallahu a’lam bishshawab. []
Oleh: Pipit Ayu
Aktivis Muslimah
0 Comments