Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Aksi Pembacokan di Padang Pariaman, Bukti Generasi Rusak


TintaSiyasi.com -- Baru-baru ini kita sering kali mendengar berbagai berita, yang mana itu sangat mencengangkan terjadi, bahkan hal itu sampai tidak bisa dipercayai, seperti bunuh diri, seorang ayah bunuh anggota keluarganya, pemerkosaan, kejahatan seksual, sampai-sampai pembacokan pun terjadi. Ini sungguh sangat miris sekali. Kenapa hal itu bisa terjadi? Apa yang melatarbelakangi peristiwa ini terjadi? Dan siapa yang mesti bertanggung jawab atas semuanya? Yuk kita akan kupas sedalam-dalamnya.

Dalam hal ini kita akan fokus kepada tindakan pembacokan, lagi dan lagi peristiwa ini kerap terjadi. Yang mana dahulunya itu sering terjadi di sebuah perkotaan, akan tetapi sekarang di perkampungan pun ikut tergirus untuk melakukan hal yang demikian.


Fakta yang Terjadi Sekarang Ini

Beberapa minggu yang lalu kita dicengangkan dengan sebuah peristiwa yang dilakukan oleh segerombolan remaja (7 orang) terhadap pemuda yang sedang berjalan kaki, hingga nyaris tewas. Di kawasan Nagari Balah Hilia, kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman akhirnya terungkap. Tim opsnal satreskrim Polres Padang Pariaman berhasil meringkus tujuh orang pelakunya dengan dua senjata tajam jenis parang yang dipakai untuk membacok korban yang berinisial MHM.

Namun, yang bikin geleng-geleng kepala ketujuh pelaku pembacokan sadis ini ternyata masih di bawah umur dengan rata-rata usia 16 dan 17 tahun. Bahkan, beberapa di antaranya juga berstatus pelajar SMA dan ada juga yang sudah putus sekolah.

Apa yang melatarbelakangi tindakan itu terjadi? Salah satu faktor yang melatarbelakangi peristiwa itu terjadi yaitu karna pengaruh besar dari lingkungan pemuda sekarang. Apalagi kondisi sekarang ini sungguh sangat tidak baik-baik saja, tindakan kekerasan terjadi dimana-mana, penyimpangan asusila seringkali terjadi dan kesenjangan hidup juga banyak dirasakan oleh sebagian besar masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial budaya, kesehatan maupun pendidikan. Maka dari itulah dampak terbesar hingga terjadinya hal tersebut.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Jikalau dipandang dari segala aspek, tindakan ini terjadi dikarenakan kurangnya pengontrolan emosi pada anak-anak muda sekarang, hasrat untuk balas dendam itu tinggi, kurangnya rasa kemanusiaan dan rasa kepedulian terhadap sesama. Dan tidak lepas juga dari pengontrolan dari orang tua, karna orang tua juga berperan penting dalam mendidik anak-anaknya hingga melahirkan generasi yang patuh dan taat pada syariat Allah.

Penyebab besar terjadinya peristiwa itu adalah penerapan sebuah sistem yang rusak, yang mana sistem sekarang ini memegang teguh sekularisme liberalisme, maksudnya memisahkan antara agama dengan kehidupan serta berkehidupan bebas. Maka dari itulah penyimpangan itu bisa terjadi.

Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian semua itu? Sebenarnya yang bertanggung jawab atas semua peristiwa-peristiwa itu adalah diri sang pelaku, orang tua, keluarganya dan juga tidak terlepas dari tanggung jawab sebuah negara. Itu karena negara berperan penting dalam mengatur seluruh urusan masyarakatnya, bukan hanya dalam lingkup urusan negara melainkan urusan masing-masing individu juga, baik masalah pendidikan, kesehatan, mu'amalah, bahkan dalam hal pergaulan pun mestinya juga diatur, akan tetapi dengan aturan yang telah Allah tetapkan.

Lalu apa solusi tuntasnya untuk melenyapkan kejadian ini? Solusinya tidak lain dan tidaklah bukan hanya dengan mengganti akar dari permasalahannya. Diibaratkan seperti sebuah pohon, jikalau pohon itu busuk maka kita tidak bisa hanya mengganti atau memperbaiki daunnya, akan tetapi kita mesti membongkar akarnya dan menggantikannya dengan yang baru.

Nah, begitu juga dengan hal ini, maka kita harus mencari akal bakal kenapa tindakan yang sangat kejam itu bisa terjadi. Di atas telah dibahas, bahwasannya ini terjadi salah satunya disebabkan oleh rusaknya sistem yang dipakai saat ini, karna tidak berlandaskan kepada Islam dan aturan yang diterapkan tidak sesuai dengan yang telah Allah perintahkan.

Bahkan sekarang ini malahan pejabat-pejabat sekarang lebih banyak membuat aturan-aturan sendiri yang tidak berpedoman kepada Al-qur'an dan sunnah, hal itulah yang menyebabkan problematika itu tak akan selesai-selesai, karna aturan yang dipakai adalah aturan yang dibuat manusia, bukan aturan dari Allah SWT. Jikalau aturan manusia yang ditetapkan maka manusia yang menjalankannya akan rusak. Karena manusia itu bersifat lemah dan terbatas.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Mutiara Dwi Persada
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments